Orangtua Perlu Mewaspadai Kandungan Gula Berlebih pada Makanan dan Minuman Anak
Kebiasaan konsumsi makanan manis yang kita lakukan bisa mulai muncul sejak masih usia anak-anak. Penting untuk mewaspadainya.
kesehatan anak![Orangtua Perlu Mewaspadai Kandungan Gula Berlebih pada Makanan dan Minuman Anak](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/5/25/1716645093576-lt4rw.jpeg)
Kebiasaan konsumsi makanan manis yang kita lakukan bisa mulai muncul sejak masih usia anak-anak. Penting untuk mewaspadainya.
![Orangtua Perlu Mewaspadai Kandungan Gula Berlebih pada Makanan dan Minuman Anak](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/25/1716645071180-bugrx.jpeg)
Orangtua Perlu Mewaspadai Kandungan Gula Berlebih pada Makanan dan Minuman Anak
Ahli gizi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Tan Shot Yen, menekankan pentingnya bagi orangtua untuk mewaspadai dampak kelebihan asupan gula terhadap kesehatan anak-anak.
Dilansir dari Antara, Dr. Tan mengingatkan bahwa banyak produk makanan dan minuman anak mengandung gula tambahan dengan kadar yang melebihi kebutuhan harian anak. Konsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak.
-
Apa saja bahaya gula berlebih bagi bayi? Dampak dari konsumsi gula berlebihan pada bayi tidak hanya terbatas pada preferensi makanan, namun juga dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Salah satu permasalahan utama yang sering terjadi adalah bayi menolak untuk diberikan ASI, yang sangat merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Ngabila menjelaskan bahwa biasanya bayi memilih untuk mengonsumsi air berasa karena lebih nyaman di mulut setelah mengenali rasa manis. Namun, konsumsi makanan manis secara berlebih terus menerus dapat menyebabkan kerusakan gigi, terutama ketika gigi pertama muncul.Lebih lanjut, konsumsi gula berlebihan juga berpotensi memicu hiperaktivitas pada bayi dan anak-anak, serta dapat menyebabkan kelesuan dan kelemasan karena peningkatan produksi hormon insulin dalam tubuh.
-
Kenapa kelebihan gula bisa berpengaruh buruk pada kecerdasan anak? Gula dapat menghambat penyerapan zat besi, yang merupakan mineral penting untuk pembentukan sel darah merah. Sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak. Jika otak kekurangan oksigen, maka kinerja kognitif dan kecerdasan anak dapat terganggu.
-
Apa manfaat pelukan bagi kesehatan fisik anak? Dalam konteks ini, Dr. Bruce D. Perry, seorang ahli neurosains anak, mengungkapkan, "Ketika anak merasa nyaman dan aman melalui kontak fisik seperti pelukan, produksi kortisol dalam tubuhnya akan berkurang, sehingga ia lebih mampu mengatasi stres dan mengembangkan kepercayaan diri yang kuat."
-
Bagaimana cara agar mata anak tetap sehat? Paparan sinar matahari, terutama cahaya alami, diyakini dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko masalah penglihatan.
-
Apa saja tanda-tanda anak yang kelebihan gula? Tanda-tanda anak kelebihan gula dapat bervariasi, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Namun, ada beberapa tanda umum yang dapat diwaspadai, antara lain: Mulut kering. Anak yang kelebihan gula dapat mengalami kurangnya produksi air liur, sehingga mulut terasa kering dan rentan terkena infeksi jamur atau bakteri.Sering haus dan buang air kecil. Anak yang kelebihan gula dapat mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil, karena ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring dan mengeluarkan kelebihan gula. Hal ini juga dapat menyebabkan dehidrasi dan rasa haus yang berlebihan. Cepat lelah. Anak yang kelebihan gula dapat mengalami gangguan metabolisme, sehingga tubuh tidak dapat mengubah gula menjadi energi dengan baik. Akibatnya, anak akan merasa lemas dan mudah lelah.Selalu lapar. Anak yang kelebihan gula dapat mengalami resistensi insulin, yaitu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif untuk mengatur gula darah. Hal ini dapat membuat tubuh merasa kurang mendapatkan energi, sehingga nafsu makan meningkat. Penglihatan kabur. Anak yang kelebihan gula dapat mengalami perubahan tekanan osmotik dalam mata, sehingga lensa mata menjadi bengkak atau keruh. Hal ini dapat mengganggu fokus penglihatan dan menyebabkan penglihatan kabur.Perubahan warna kulit. Anak yang kelebihan gula dapat mengalami hiperpigmentasi, yaitu kondisi di mana kulit menjadi lebih gelap di daerah lipatan, seperti leher atau buku-buku jari. Hal ini disebabkan oleh peningkatan hormon insulin yang merangsang produksi melanin. Jerawat. Anak yang kelebihan gula dapat mengalami peradangan pada kulit, karena gula dapat merangsang produksi hormon androgen yang menyebabkan kelenjar minyak berlebih. Hal ini dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat, terutama di sekitar mulut dan dagu.Luka sulit sembuh. Anak yang kelebihan gula dapat mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga proses penyembuhan luka menjadi lebih lambat. Selain itu, gula juga dapat merusak pembuluh darah dan saraf, sehingga mengganggu aliran darah dan oksigen ke luka.
-
Mengapa penting menjaga kesehatan saluran cerna anak? Sederhananya, sistem saluran cerna ini memiliki peran untuk menjaga daya tahan si kecil. Yup, sekitar 70% sistem imun manusia sebenarnya berasal dari organ pencernaan, seperti usus.
"Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih," ujar Dr. Tan. Kebiasaan ini dapat membuat anak terbiasa dengan rasa manis yang berlebihan, yang berdampak pada peningkatan kadar gula dalam darah.
Kadar gula darah yang tinggi akibat konsumsi gula berlebih dapat mempermudah virus dan bakteri berkembang dalam tubuh anak. Hal ini mengakibatkan daya tahan tubuh anak menurun, sehingga anak lebih mudah terserang penyakit.
![Orangtua Perlu Mewaspadai Kandungan Gula Berlebih pada Makanan dan Minuman Anak](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/25/1716645234037-05cfl.jpeg)
Dr. Tan juga menjelaskan bahwa konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat menyebabkan obesitas pada anak. Anak yang mengalami obesitas rentan terhadap masalah tulang.
- 11 Cara Menambah Nafsu Makan Anak Secara Alami, Bisa Diterapkan Orang Tua
- Penyebab Anak Suka Memukul, Perlu Diwaspadai dan Dihindari Orangtua
- Perlu Dihindari! Ketahui Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Bayi
- Cara Mengatasi Keracunan Makanan pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu
- Sekarang Miliki Hunian Mewah Bak Istana, Ini Deretan Potret Rumah Masa Kecil Para Seleb - Ada yang Hampir Ambruk
- H-3 Idulfitri, Konsumsi BBM Pertamax Melesat Paling Tinggi
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Obesity and Metabolic Syndrome pada 2019 menunjukkan bahwa anak-anak dengan obesitas 25 persen lebih mungkin mengalami keretakan tulang karena rangka tubuh mereka tidak dapat beradaptasi dengan peningkatan massa tubuh.
Mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat meningkatkan kadar gula dan kolesterol dalam darah. Kadar gula dan kolesterol yang melampaui batas normal dapat memicu penyakit tidak menular seperti diabetes melitus dan gangguan jantung.
![Orangtua Perlu Mewaspadai Kandungan Gula Berlebih pada Makanan dan Minuman Anak](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/25/1716645268981-gyyf.jpeg)
"Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi juga berhubungan dengan peningkatan kemungkinan terserang kanker," kata Dr. Tan. Meskipun gula tidak secara langsung menyebabkan kanker, gula dapat menyebabkan obesitas, yang kemudian meningkatkan risiko kanker.
Untuk mencegah berbagai risiko kesehatan tersebut, Dr. Tan menekankan pentingnya peran orangtua dalam mengawasi asupan gula anak.
"Orangtua perlu memperhatikan kandungan gula pada makanan dan minuman yang dikonsumsi anak agar asupan gula anak tidak sampai melampaui batas," ujarnya.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan tingkat konsumsi gula pada anak batita tergolong tinggi. Berdasarkan data kebiasaan konsumsi makanan manis anak kelompok umur 3-4 tahun, sebanyak 50,1 persen batita di Indonesia memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis lebih dari satu kali per hari. Data ini menegaskan perlunya perhatian lebih dari orangtua terhadap kebiasaan makan anak mereka.