Orangtua Perlu Mewaspadai Kandungan Gula Berlebih pada Makanan dan Minuman Anak
Kebiasaan konsumsi makanan manis yang kita lakukan bisa mulai muncul sejak masih usia anak-anak. Penting untuk mewaspadainya.
Kebiasaan konsumsi makanan manis yang kita lakukan bisa mulai muncul sejak masih usia anak-anak. Penting untuk mewaspadainya.
-
Apa bahaya gula berlebihan untuk anak? Konsumsi gula berlebihan pada anak dapat menyebabkan berbagai dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan dan tumbuh kembang mereka.
-
Kenapa gula berlebihan bahaya untuk anak? Konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan diabetes pada anak dan dewasa. Ini bisa menjadi awal dari berbagai penyakit kronis lainnya, seperti sindrom metabolisme, hipertensi, penyakit kardiovaskular, penyakit hati, dan penyakit ginjal.
-
Apa dampak buruk gula berlebihan pada anak? Beberapa efek tersebut termasuk lonjakan energi, gangguan psikologis, hingga risiko diabetes.
-
Apa dampak buruk gula bagi kesehatan anak? '98 persen minuman di sana (mini market) mengandung gula atau sirup fruktosa, sirup jagung tinggi fruktosa, dan pemanis ini luar biasa dahsyatnya dalam merusak kesehatan anak-anak kita apabila diberikan terus-menerus,' ujar Piprim.
-
Apa dampak gula buat kesehatan anak? Penelitian ini menemukan bahwa 'mengurangi asupan gula selama periode kritis awal kehidupan dapat menurunkan risiko diabetes hingga 35% dan risiko hipertensi sebesar 20%'.
-
Kenapa gula berbahaya untuk anak? 'Kenapa gula ini berbahaya? Karena dianggap tidak berbahaya. Jadi bahayanya gula adalah karena dia tidak dianggap berbahaya. Berbeda dengan rokok, rokok itu dianggap berbahaya, ada tulisannya 'Rokok bisa membunuhmu', tapi gula sampai saat ini kita belum melihat ada peringatan terhadap minuman atau makanan yang mengandung tinggi gula,' ungkap Piprim dalam media briefing IDAI secara daring pada Selasa (26/11/2024).
Orangtua Perlu Mewaspadai Kandungan Gula Berlebih pada Makanan dan Minuman Anak
Ahli gizi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Tan Shot Yen, menekankan pentingnya bagi orangtua untuk mewaspadai dampak kelebihan asupan gula terhadap kesehatan anak-anak.
Dilansir dari Antara, Dr. Tan mengingatkan bahwa banyak produk makanan dan minuman anak mengandung gula tambahan dengan kadar yang melebihi kebutuhan harian anak. Konsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak.
"Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih," ujar Dr. Tan. Kebiasaan ini dapat membuat anak terbiasa dengan rasa manis yang berlebihan, yang berdampak pada peningkatan kadar gula dalam darah.
Kadar gula darah yang tinggi akibat konsumsi gula berlebih dapat mempermudah virus dan bakteri berkembang dalam tubuh anak. Hal ini mengakibatkan daya tahan tubuh anak menurun, sehingga anak lebih mudah terserang penyakit.
Dr. Tan juga menjelaskan bahwa konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat menyebabkan obesitas pada anak. Anak yang mengalami obesitas rentan terhadap masalah tulang.
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Obesity and Metabolic Syndrome pada 2019 menunjukkan bahwa anak-anak dengan obesitas 25 persen lebih mungkin mengalami keretakan tulang karena rangka tubuh mereka tidak dapat beradaptasi dengan peningkatan massa tubuh.
Mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat meningkatkan kadar gula dan kolesterol dalam darah. Kadar gula dan kolesterol yang melampaui batas normal dapat memicu penyakit tidak menular seperti diabetes melitus dan gangguan jantung.
"Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi juga berhubungan dengan peningkatan kemungkinan terserang kanker," kata Dr. Tan. Meskipun gula tidak secara langsung menyebabkan kanker, gula dapat menyebabkan obesitas, yang kemudian meningkatkan risiko kanker.
Untuk mencegah berbagai risiko kesehatan tersebut, Dr. Tan menekankan pentingnya peran orangtua dalam mengawasi asupan gula anak.
"Orangtua perlu memperhatikan kandungan gula pada makanan dan minuman yang dikonsumsi anak agar asupan gula anak tidak sampai melampaui batas," ujarnya.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan tingkat konsumsi gula pada anak batita tergolong tinggi. Berdasarkan data kebiasaan konsumsi makanan manis anak kelompok umur 3-4 tahun, sebanyak 50,1 persen batita di Indonesia memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis lebih dari satu kali per hari. Data ini menegaskan perlunya perhatian lebih dari orangtua terhadap kebiasaan makan anak mereka.