Ahli Gizi Ungkap Bahwa Ibu Merupakan Panutan Anak untuk Konsumsi Gula
Contoh yang baik dari ibu bisa menjadi panutan dari anak dalam mengonsumsi gula dan makanan sehat lainnya.
Pola makan dan kebiasaan konsumsi gula dalam keluarga sering kali dimulai dari contoh yang diberikan oleh orang tua, terutama ibu. Sebagai sosok yang paling dekat dengan anak, ibu memainkan peran penting dalam membentuk preferensi makanan anak, termasuk kecenderungan mereka terhadap makanan dan minuman manis. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, guru besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).
"Ibu menjadi panutan utama anak sehingga seorang ibu dianjurkan melek (pengetahuan) gizi," ujar Ali dilansir dari Antara.
-
Bagaimana gula memengaruhi tubuh anak? Saat anak mengonsumsi makanan atau minuman dengan gula tinggi atau karbohidrat yang cepat diserap, kadar gula darah akan melonjak drastis, kemudian turun secara cepat. 'Inilah yang memicu anak menjadi crancky, lapar, mengamuk, dan akan reda bila diberikan gula lagi,' katanya.
-
Siapa yang mempengaruhi kecanduan gula pada anak? 'Artinya yang disediakan oleh orangtua, adanya pengaruh budaya di rumah dan kebiasaan orangtua. Karena, kebiasaan makan minum dan pemilihan makanan orangtua pasti akan berdampak pada anak. Dan anak biasanya akan meniru bagaimana kebiasaan orangtuanya,' tambahnya.
-
Apa dampak gula buat kesehatan anak? Penelitian ini menemukan bahwa 'mengurangi asupan gula selama periode kritis awal kehidupan dapat menurunkan risiko diabetes hingga 35% dan risiko hipertensi sebesar 20%'.
-
Siapa yang merekomendasikan batasan gula anak? Dokter spesialis anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A, mengutip American Heart Association merekomendasikan jumlah yang dibutuhkan anak sebagai berikut:
-
Gimana cara orangtua kontrol gula bayi? Untuk mengontrol takaran konsumsi gula bagi bayi, orang tua atau pengasuh dapat melakukan hal-hal berikut: Membaca label nutrisi pada kemasan makanan atau minuman yang diberikan kepada bayi, dan memilih yang mengandung gula tambahan paling sedikit atau tidak sama sekali.
-
Siapa yang perlu batasi gula konsumsi anak? Siska menyarankan agar asupan gula dibatasi maksimal di bawah 10 persen dari total kalori yang dikonsumsi.
Kebiasaan seorang ibu dalam mengonsumsi gula tidak hanya mempengaruhi kesehatannya sendiri, tetapi juga menjadi cerminan yang akan diikuti oleh anak-anaknya. Ketika seorang ibu sering mengonsumsi makanan atau minuman yang tinggi gula, anak-anaknya cenderung menganggap kebiasaan tersebut sebagai hal yang normal dan bisa saja meniru perilaku ini tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.
"Ini bisa berdampak pada kesehatan anak dalam jangka panjang, seperti peningkatan risiko obesitas dan penyakit terkait gula lainnya," tambahnya.
Obesitas dan diabetes merupakan beberapa contoh penyakit serius yang dapat timbul akibat konsumsi gula berlebihan. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus diabetes tipe 1 pada anak usia 12 hingga 18 tahun meningkat hingga 70 persen dalam rentang waktu antara 2010 hingga 2023. Penyakit ini, yang disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat, ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang kronis, dan bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak di masa depan.
Untuk itu, Prof. Ali Khomsan menekankan pentingnya edukasi gizi di tingkat rumah tangga. "Edukasi gizi di tingkat rumah tangga perlu, apalagi informasi sekarang ini tersedia di web dengan mudah (untuk dicari)," jelasnya. Dengan pengetahuan yang memadai tentang gizi, ibu dapat membuat pilihan yang lebih sehat dalam menyusun menu harian bagi keluarganya.
Selain itu, Prof. Ali juga mengingatkan pentingnya mengontrol asupan gula anak sesuai dengan rekomendasi yang berlaku. Menurutnya, asupan gula yang proporsional untuk anak usia sekolah adalah sekitar 25 gram per hari.
"Untuk asupan gula proporsional anak usia sekolah itu sekitar 25 gram per hari. Ini bisa dilihat berapa gram belanja gula per bulan di rumah tangga, dibagi jumlah anggota rumah tangga. Kalau makanan kemasan bisa dilihat di label gizi," tuturnya.
Dengan mengikuti pedoman ini, diharapkan kebiasaan konsumsi gula yang berlebihan pada anak dapat dikurangi, sehingga risiko terkena penyakit-penyakit terkait gula juga dapat diminimalkan. Kesadaran dan pengetahuan ibu sebagai panutan utama dalam keluarga adalah kunci untuk menjaga kesehatan anak-anak mereka dari risiko kesehatan yang diakibatkan oleh konsumsi gula yang berlebihan.