Kapan Bayi Mulai Boleh Mengonsumsi Gula serta Berapa Takaran Konsumsi yang Aman?
Kendati biasa kita konsumsi, gula merupakan salah satu hal yang perlu kita awasi konsumsinya terutama pada bayi.
Kendati biasa kita konsumsi, gula merupakan salah satu hal yang perlu kita awasi konsumsinya terutama pada bayi.
-
Kapan boleh memberikan gula pada bayi? Pemberian gula disebutnya boleh dilakukan pada bayi usia di atas enam bulan sesudah lulus ASI eksklusif sebagai bahan MPASI dengan takaran yang sesuai.
-
Apa dampak gula berlebihan pada bayi? Dampak dari konsumsi gula berlebihan pada bayi tidak hanya terbatas pada preferensi makanan, namun juga dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Salah satu permasalahan utama yang sering terjadi adalah bayi menolak untuk diberikan ASI, yang sangat merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
-
Gimana cara batasi gula untuk bayi baru lahir? Membatasi asupan gula tidak hanya melibatkan pemilihan makanan yang tepat, tetapi juga memperhatikan asupan harian yang sesuai dengan kebutuhan anak.
-
Kapan bayi bisa makan makanan tinggi kalori? Umumnya, anak memiliki kesiapan untuk makan ketika usianya telah mencapai 4-6 bulan.
-
Siapa yang mengatakan bahaya gula pada bayi? Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama, mengungkapkan sejumlah dampak buruk yang dapat terjadi akibat konsumsi gula yang berlebihan pada bayi.
-
Berapa batas gula harian anak? American Heart Association merekomendasikan bahwa anak-anak tidak boleh mengonsumsi lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari. Sedangkan berdasarkan informasi dari Kementrian Kesehatan RI, konsumsi gula pada anak 1–3 tahun maksimalnya adalah 25 gram atau setara dengan 3–4 sendok teh.
Kapan Bayi Mulai Boleh Mengonsumsi Gula serta Berapa Takaran Konsumsi yang Aman?
Gula adalah salah satu bahan pemanis yang sering digunakan dalam makanan dan minuman. Gula memiliki rasa yang manis dan dapat memberikan energi bagi tubuh.
Namun, gula juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Gula dapat menyebabkan kenaikan berat badan, diabetes, karies gigi, penyakit jantung, dan kanker. Oleh karena itu, gula harus dikonsumsi dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Lalu, bagaimana dengan bayi? Kapan bayi mulai boleh mengonsumsi gula? Dan berapa takaran konsumsi yang aman bagi bayi?
Kapan Bayi Mulai Boleh Mengonsumsi Gula?
Menurut WHO, bayi sebaiknya tidak diberikan gula sama sekali sampai usia 6 bulan. Bayi yang berusia kurang dari 6 bulan hanya membutuhkan ASI atau susu formula sebagai sumber nutrisi dan energi.
ASI atau susu formula sudah mengandung gula alami yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Jika bayi diberikan gula tambahan, maka dapat mengganggu keseimbangan gula darah, menyebabkan kegemukan, dan mengurangi nafsu makan bayi terhadap ASI atau susu formula.
Setelah usia 6 bulan, bayi mulai boleh diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) sebagai sumber nutrisi dan energi tambahan. MPASI yang diberikan sebaiknya mengandung berbagai macam zat gizi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat.
MPASI yang mengandung karbohidrat, seperti nasi, roti, kentang, atau pisang, sudah mengandung gula alami yang cukup untuk bayi. Jika bayi diberikan gula tambahan, maka dapat mengganggu keseimbangan gula darah, menyebabkan kegemukan, dan mengurangi nafsu makan bayi terhadap MPASI lainnya.
Oleh karena itu, bayi sebaiknya tidak diberikan gula tambahan sampai usia 1 tahun. Bayi yang berusia 1 tahun ke atas baru boleh diberikan gula tambahan, tetapi dengan jumlah dan frekuensi yang sangat terbatas.
Gula tambahan yang dimaksud adalah gula yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman, seperti gula pasir, gula merah, madu, sirup, selai, atau permen. Gula tambahan tidak termasuk gula alami yang terdapat dalam makanan, seperti buah-buahan, sayuran, atau susu.
Berapa Takaran Konsumsi Gula yang Aman bagi Bayi?
Menurut WHO, takaran konsumsi gula yang aman bagi bayi adalah tidak lebih dari 5 persen dari total kalori harian. Artinya, jika bayi membutuhkan 800 kalori per hari, maka gula tambahan yang boleh dikonsumsi adalah tidak lebih dari 40 kalori, atau sekitar 10 gram, atau sekitar 2 sendok teh.
Takaran ini berlaku untuk bayi yang berusia 1 tahun ke atas. Bayi yang berusia kurang dari 1 tahun sebaiknya tidak diberikan gula tambahan sama sekali.
Untuk mengontrol takaran konsumsi gula bagi bayi, orang tua atau pengasuh dapat melakukan hal-hal berikut:
Membaca label nutrisi pada kemasan makanan atau minuman yang diberikan kepada bayi, dan memilih yang mengandung gula tambahan paling sedikit atau tidak sama sekali.
Menghindari memberikan makanan atau minuman yang mengandung gula tambahan kepada bayi, seperti minuman manis, kue, biskuit, cokelat, permen, atau es krim.
Mengganti gula tambahan dengan pemanis alami, seperti buah-buahan, sayuran, atau susu, yang juga mengandung berbagai nutrisi dan serat.
Membatasi frekuensi pemberian gula tambahan kepada bayi, dan hanya memberikannya sebagai camilan sesekali atau pada hari-hari tertentu.
Menjaga kebersihan gigi bayi, dengan menyikat gigi setelah makan atau minum yang mengandung gula tambahan, dan menghindari memberikan gula tambahan sebelum tidur.
Gula memang memiliki rasa yang manis dan dapat memberikan energi bagi tubuh, tetapi juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu, gula harus dikonsumsi dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama bagi bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.