Bagaimana Cara Mencegah Prediabetes Berkembang Menjadi Diabetes, Kenali Faktor Risiko dan Terapkan Langkah-langkah Pencegahan yang Tepat
Prediabetes adalah kondisi serius yang bisa menjadi awal dari diabetes tipe 2. Kabar baiknya adalah kondisi ini dapat disembuhkan dengan gaya hidup sehat.
Prediabetes adalah kondisi dimana seseorang mengalami peningkatan kadar gula darah di atas normal namun tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan menderita diabetes tipe 2. Dilansir dari Cleveland Clinic, kadar gula darah (glukosa) yang sehat adalah 70 hingga 99 miligram per desiliter (mg/dL). Jika Anda menderita prediabetes yang tidak terdiagnosis, kadarnya biasanya 100 hingga 125 mg/dL. American Diabetes Association menyatakan bahwa seseorang berusia 45 tahun atau lebih yang menderita pradiabetes memiliki risiko 9% hingga 14% dalam 10 tahun terkena diabetes Tipe 2. Kabar baiknya adalah kondisi ini dapat disembuhkan dengan perubahan gaya hidup sehat.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita diabetes di seluruh dunia terus meningkat, dan banyak dari mereka mengalami fase prediabetes tanpa menyadarinya. Dikutip dari artikel yang ditulis oleh Phillip Tuso pada tahun 2014, diperkirakan 34% orang dewasa menderita prediabetes. Prediabetes kini dikenal sebagai kondisi reversibel yang meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes. Faktor risiko gaya hidup untuk prediabetes termasuk kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik.
-
Gimana cara mencegah prediabetes? Cara mencegah prediabetes adalah dengan menjalani gaya hidup yang sehat dan mengontrol kadar gula darah secara rutin.
-
Bagaimana cara mencegah pradiabetes? Untuk mencegah prediabetes menjadi diabetes tipe 2, penting untuk mengadopsi gaya hidup sehat seperti berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat, dan mengurangi berat badan jika terlalu gemuk.
-
Bagaimana cara mencegah diabetes? Supaya tubuh kita tidak kelebihan gula yang menyebabkan penyakit, sebaiknya perlu diketahui cara mengontrol asupan gula kita setiap hari.
-
Bagaimana cara mengatasi prediabetes? Merubah gaya hidup merupakan langkah penting dalam menangani prediabetes. Anda dapat memulainya dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan serat, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh. Sebaiknya, hindarilah makanan yang diproses serta minuman manis yang dapat memperburuk kadar gula darah. Di samping itu, melakukan olahraga secara teratur, seperti berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, terbukti efektif dalam menurunkan risiko perkembangan diabetes.
-
Bagaimana mencegah diabetes usia muda? Demi menjaga tubuh tetap sehat, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah risiko diabetes di usia muda. Apa saja sih? 1. Jaga Berat Badan Tetap Ideal: hal ini penting karena obesitas menjadi pemicu remaja terkena diabetes tipe 2. 2. Konsumsi Makanan Sehat: perbanyak konsumsi buah dan sayur untuk menurunkan risiko diabetes. 3. Ganti Gula dengan Pemanis Rendah Kalori: Pemanis rendah kalori dan mengandung kromium bisa membantu meningkatkan fungsi insulin dan mengontrol gula darah. 4. Rutin Olahraga: lakukan olahraga rutin 30 menit sehari yang dapat menjaga berat badan tetap ideal dan mengurangi risiko diabetes. Selain itu, olahraga juga membantu menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan insulin di dalam tubuh.
Jika tidak diobati, 37% penderita prediabetes mungkin menderita diabetes dalam 4 tahun. Intervensi gaya hidup dapat menurunkan persentase pasien prediabetes yang menderita diabetes hingga 20%. Tanpa intervensi yang tepat, kondisi ini bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam beberapa tahun. Namun, kabar baiknya adalah prediabetes bisa dicegah dari berkembang menjadi diabetes tipe 2 dengan perubahan gaya hidup yang tepat.
Faktor Resiko yang Memicu Prediabetes
Dilansir dari Medical News Today, terdapat beberapa faktor yang memungkinkan seseorang mengalami prediabetes termasuk:
Kelebihan Berat Badan:
Anak-anak yang mengalami obesitas atau memiliki kadar lemak tinggi di sekitar perut memiliki risiko prediabetes lebih tinggi. Mengutip dari Mayo Clinic, semakin banyak jaringan lemak yang Anda miliki – terutama di dalam dan di antara otot dan kulit di sekitar perut Anda – semakin besar resistensi sel Anda terhadap insulin.
Usia
Meskipun diabetes dapat terjadi pada semua usia, risiko prediabetes meningkat setelah usia 35 tahun. Hal ini dikarenakan sensitivitas insulin cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Selain itu, kondisi ini juga mungkin disebabkan oleh kurangnya olahraga, pola makan yang buruk, dan hilangnya massa otot, yang biasanya menurun seiring bertambahnya usia.
Riwayat Keluarga
Anak-anak yang memiliki anggota keluarga dengan diabetes tipe 2 atau ibu yang menderita diabetes gestasional saat hamil, maka akan mengalami kesulitan dalam mengontrol gula darah dan mempunyai resiko lebih tinggi terkena prediabetes.
Ras atau Etnis
Anak-anak keturunan Afrika Amerika, penduduk asli Amerika, dan Hispanik mempunyai resiko lebih tinggi terhadap diabetes tipe 2 dibandingkan dengan ras dan etnis lain. Merujuk dari PubMed Central, di Amerika Serikat, anak-anak minoritas lebih mungkin terkena diabetes tipe 2 dibandingkan tipe 1, yang berdampak pada sistem layanan kesehatan dan perekonomian.
Perokok
Merokok dapat meningkatkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada penderita pradiabetes. Dilansir dari FDA (Food and Drug Administration), merokok dapat menyebabkan diabetes karena mengganggu fungsi normal sel-sel Anda. Bahan kimia dalam asap rokok membahayakan sel-sel tubuh Anda dan dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh, sehingga membuat insulin Anda kurang efektif
Langkah-Langkah Mencegah Prediabetes Menjadi Diabetes
Kabar baiknya, ada banyak langkah yang bisa diambil untuk menghindari perkembangan prediabetes menjadi diabetes tipe 2. Beberapa perubahan gaya hidup yang direkomendasikan oleh para ahli adalah sebagai berikut:
Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan yang bahkan sedikit, sekitar 5-10% dari berat tubuh, dapat membuat perbedaan besar dalam mencegah diabetes. Penelitian yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine pada 17 Februari 2006 menunjukkan bahwa menurunkan berat badan dapat meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga membantu tubuh mengontrol kadar gula darah dengan lebih baik. Ini bisa dilakukan melalui kombinasi diet sehat dan olahraga.
Diabetes Prevention Program (DPP), sebuah studi multisenter besar, menunjukkan bahwa intervensi gaya hidup, termasuk penurunan berat badan, lebih efektif dalam mencegah perkembangan diabetes tipe 2 dibandingkan hanya dengan pengobatan saja. Peserta yang kehilangan 5-7% berat badannya dan melakukan aktivitas fisik secara teratur mengurangi risiko terkena diabetes sebesar 58% selama tiga tahun.
Peningkatan Aktivitas Fisik
Mengutip dari Cleveland Clinic, melakukan aktivitas fisik berintensitas sedang secara teratur dapat membantu meningkatkan penggunaan glukosa dan meningkatkan sensitivitas insulin otot yang memungkinkan sel menyerap glukosa lebih efektif, sehingga membantu menurunkan kadar gula darah. Satu sesi olahraga berintensitas sedang dapat meningkatkan penyerapan glukosa dari darah dan ke otot Anda setidaknya 40%. Ini membantu menurunkan kadar gula darah.
American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan setidaknya 150 menit latihan aerobik intensitas sedang per minggu, seperti jalan cepat atau bersepeda. Bahkan 30 menit sehari, lima hari seminggu, telah terbukti menurunkan risiko perkembangan diabetes. Anda dapat melakukan olahraga seperti berlari, berjalan santai, atau apapun itu yang sesuai dengan kesukaan dan kemampuan tubuh Anda
Mengontrol Stres
Dilansir dari Medical News Today, stres merupakan faktor risiko pradiabetes. Stres kronis bisa mempengaruhi kadar gula darah melalui peningkatan hormon stres seperti kortisol. Hormon ini dapat memicu resistensi insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan cara-cara sehat, seperti meditasi, yoga, atau hobi yang menyenangkan.
Tidur yang Cukup
Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko diabetes. Studi yang dilakukan oleh Azam Ghorbani, dkk. pada tahun 2015 menunjukkan bahwa orang yang memiliki kualitas tidur rendah juga menghadapi risiko pradiabetes yang lebih tinggi.
Jam tidur optimal yang direkomendasikan oleh para ahli yaitu 7-8 jam setiap harinya untuk mendukung kadar gula darah yang sehat dan mengurangi risiko berkembangnya pradiabetes.
Prediabetes adalah kondisi yang serius, yang bisa menjadi awal dari diabetes tipe 2. Dengan memahami risiko dan faktor yang mempengaruhi prediabetes, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil, kita dapat berkontribusi dalam mengurangi angka penyakit diabetes tipe 2. Mengadopsi gaya hidup yang sehat—seperti menurunkan berat badan, meningkatkan aktivitas fisik, mengelola stres, dan tidur yang cukup—seseorang dapat menurunkan risiko perkembangan prediabetes menjadi diabetes.