Penelitian Terbaru Temukan Tiga Cara Seseorang Mencari Info di Internet
Sebuah penelitian terbaru menemukan tiga kecenderungan cara riset atau mencari riset di internet.
Sebuah studi baru berhasil mengungkap bahwa pengguna internet memiliki tiga gaya utama dalam mencari informasi. Studi yang diterbitkan di Science Advances ini menunjukkan bahwa setiap orang dapat dikategorikan sebagai "pemburu" (hunter), "penari" (dancer), atau "penggila" (busybody) berdasarkan cara mereka menelusuri informasi.
Temuan ini tidak hanya memaparkan pola penelusuran yang berbeda, namun juga mengindikasikan hubungan antara pola tersebut dengan faktor sosial-ekonomi yang membentuk preferensi penelusuran seseorang.
-
Bagaimana orang mengakses berita? Di Inggris, hampir tiga perempat orang (73%) mengatakan mereka mendapatkan berita secara daring, dibandingkan dengan 50% untuk TV dan hanya 14% untuk media cetak.
-
Bagaimana URL membantu kita menemukan informasi? Anda dapat membayangkan URL layaknya alamat rumah di dunia nyata. Seperti alamat rumah yang membantu orang menemukan lokasi fisik tertentu, URL berperan dalam membantu browser web menemukan lokasi digital tertentu di internet.
-
Di mana kita bisa menemukan informasi penting? Informasi penting dapat ditemukan di berbagai sumber seperti buku, artikel ilmiah, situs web, dan database.
-
Bagaimana penelusuran dilakukan? Penelusuran dimulai dengan mengunggah gambar thumbnail ke situs pencarian Google Images dan Yandex. Hasil mengarah ke artikel berjudul 'PKB Sebut Duet Anies-Muhaimin pada Pilpres 2024 Didukung Ulama' yang dipublikasikan di jpnn.com pada 1 September 2023.
-
Bagaimana Cek Fakta melakukan penelusuran? Penelusuran Cek fakta merdeka.com melakukan penelusuran dengan melihat secara keseluruhan video berdurasi 8 menit tersebut.
-
Bagaimana cara cek fakta informasi itu? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dilansir dari Mental Floss, penelitian yang baru ini memperluas penelitian serupa pada tahun 2020. Kala itu, tim peneliti dari University of Pennsylvania mengamati 149 partisipan yang menjelajahi situs Wikipedia selama 15 menit. Setelah tiga minggu, mereka menemukan dua tipe utama pencari informasi di internet, yakni "pemburu" dan "penggila".
“Pemburu” adalah mereka yang mencari informasi secara sistematis dan terarah. Gaya ini mencerminkan pencarian yang berfokus pada tujuan tertentu, di mana mereka menelusuri jalur informasi secara linier dan berusaha langsung menuju jawaban yang diinginkan. Menurut New Atlas, para pemburu lebih cenderung membaca konten yang berkaitan dengan sains, teknologi, teknik, dan matematika. Ini menunjukkan ketertarikan mereka pada data yang solid dan berbasis logika.
Di sisi lain, kategori "penggila" memiliki pendekatan yang berlawanan. Mereka mengikuti jalur penelusuran yang tidak terstruktur dan berpindah dari satu topik ke topik lain tanpa pola yang jelas. Penggila tertarik pada gagasan baru dan menyukai konten budaya seperti agama, seni, filsafat, dan media. Cara mereka berpindah dari satu artikel ke artikel lainnya terkesan acak, namun mencerminkan rasa ingin tahu yang mendalam dan luas.
Namun, penelitian lanjutan yang melibatkan 482.760 partisipan dari 50 negara menemukan adanya satu kategori baru yang dijuluki sebagai “penari”. Seperti “penggila”, mereka juga berpindah dari topik ke topik yang berbeda, tetapi dengan cara yang lebih teratur.
"Penari adalah seseorang yang bergerak di sepanjang jalur informasi, tetapi tidak seperti penggila, mereka membuat lompatan antara ide-ide dengan cara yang kreatif dan terstruktur," ungkap Perry Zurn, salah satu penulis penelitian, kepada Penn Today. Ia menjelaskan bahwa para penari tidak melompat secara acak, melainkan mereka merangkai berbagai gagasan dari domain yang berbeda untuk menciptakan pemahaman baru.
Selain mengidentifikasi tiga gaya penelusuran tersebut, penelitian ini juga mengungkap hubungan antara pola penelusuran dengan faktor sosial-ekonomi seperti tingkat pendidikan dan kesetaraan gender.
Dalam penjelasannya, Dale Zhou, penulis utama studi ini, menyatakan bahwa “kami mengamati bahwa di negara-negara dengan ketidaksetaraan yang lebih besar, khususnya terkait dengan gender dan akses pendidikan, orang cenderung menjelajahi informasi dengan lebih terfokus. Sebaliknya, di negara-negara dengan tingkat kesetaraan yang lebih tinggi, penelusuran lebih luas dan mencakup keragaman topik yang lebih besar.”
Temuan ini mengindikasikan bahwa di negara-negara dengan ketimpangan yang tinggi, masyarakat lebih mungkin menjadi "pemburu" yang menelusuri informasi secara langsung dan spesifik. Di negara-negara dengan kesetaraan yang lebih tinggi, preferensi gaya penelusuran yang lebih fleksibel dan beragam lebih umum, yang mungkin mendorong individu untuk menjelajahi berbagai topik dengan pendekatan yang lebih terbuka.
Meski penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, Zhou dan timnya yakin bahwa hasil penelitian ini akan membantu peneliti memahami bagaimana rasa ingin tahu masyarakat diekspresikan secara berbeda di seluruh dunia. Temuan ini membuka wacana baru tentang bagaimana pola penelusuran di internet dapat mencerminkan perbedaan dalam cara individu memahami dan merespon informasi yang ada, serta bagaimana faktor sosial-ekonomi membentuk cara kita menjelajahi dunia maya.