Ilmuwan Ungkap Bagaimana Manusia Akhirnya Bisa Jago Lari, Ternyata Hasil Evolusi Manusia Purba Melakukan Ini
Menurut penelitian, manusia pada dasarnya adalah atlet dengan daya tahan yang luar biasa.
Menurut penelitian, manusia pada dasarnya adalah atlet dengan daya tahan yang luar biasa.
-
Bagaimana manusia purba beradaptasi dengan kondisi baru? 'Kami menduga meningkatnya kekeringan selama periode ini menyebabkan penyebaran sabana dan zona kering di sebagian besar benua Afrika, mendorong populasi manusia purba untuk beradaptasi atau bermigrasi untuk menghindari kepunahan,' ujar para peneliti dalam makalah mereka.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
-
Kapan evolusi manusia terjadi? Para ilmuwan sedang menjajaki kemungkinan-kemungkinan evolusi manusia di tahun 3000-an.
-
Siapa yang meneliti aktivitas manusia purba? Penelitian ini merupakan bagian dari disertasi doktor oleh Grzegorz Wysiadecki, menyelidiki berbagai aktivitas yang mungkin dilakukan manusia purba yang kemudian berkontribusi pada pengetahuan anatomi.
-
Siapa yang menemukan jejak kaki manusia purba? Dalam penelitian awal, sekelompok arkeolog mengklaim telah menemukan jejak kaki manusia yang berusia 23.000 hingga 20.000 tahun di Taman Nasional White Sands, New Mexico.
-
Bagaimana hewan purba ini berevolusi? Selama era Ledakan Kambrium, beberapa hewan berevolusi untuk dapat membuat kerangka luarnya sendiri, suatu proses yang dikenal sebagai sklerotisasi.
Ilmuwan Ungkap Bagaimana Manusia Akhirnya Bisa Jago Lari, Ternyata Hasil Evolusi Manusia Purba Melakukan Ini
Berlari lebih cepat dari kejaran mangsa merupakan metode berburu yang efisien bagi manusia purba dan metode ini juga masih digunakan hingga saat ini, menurut laporan etnografi.
Kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh manusia dalam berlari jarak jauh ternyata merupakan evolusi dari kebiasaan manusia purba untuk berburu mangsa. Jauh sebelum munculnya senapan, sebagian besar budaya di seluruh dunia adalah melakukan perburuan dengan cara mengejar mangsa dalam jarak jauh.
Energi yang diperoleh dengan berburu menggunakan senapan, jauh melebihi energi yang dikeluarkan untuk berlari, demikian temuan peneliti yang memperkuat argumen bahwa manusia telah berevolusi untuk berlari dengan ketahanan.
“Saya pikir makalah kami memberikan alasan yang kuat akan pentingnya hal ini di masa lalu,” kata Eugene Morin dari Universitas Trent Kanada, dikutip dari New Scientist, Rabu (15/5).
“Sesuatu yang dianggap marginal atau tidak penting, kini terbukti menjadi strategi umum di seluruh dunia,” sambungnya.
Menurut penelitian, manusia pada dasarnya adalah atlet dengan daya tahan yang luar biasa, bahkan mampu mengalahkan kekuatan kuda dalam jarak puluhan kilometer. Manusia juga memiliki otot yang diciptakan untuk menghasilkan stamina dan dapat tetap sejuk dengan mengeluarkan keringat.
“Ciri-ciri ini hanya bisa dijelaskan dalam konteks berlari, dan tidak banyak alasan bagi manusia purba untuk berlari jarak jauh selain berburu,” kata Morin. Terdapat dugaan bahwa manusia berevolusi untuk mengejar mangsa sampai mangsanya lelah atau kepanasan untuk kabur lebih jauh.
Ide ini dikenal sebagai hipotesis ketahanan lari dan telah diperdebatkan dengan hangat.
Salah satu kritiknya adalah berlari menggunakan banyak energi dibandingkan dengan berjalan.
Alasan lainnya adalah hampir tidak ada laporan tentang manusia modern yang menggunakan teknik berburu ini, sehingga menunjukkan bahwa teknik ini tidak terlalu efisien.
Untuk membuktikan asumsi ini, Morin dan Bruce Winterhalder dari Universitas California, pertama-tama memperkirakan energi yang dikeluarkan manusia untuk menangkap mangsa selama perburuan terus-menerus dibandingkan dengan energi yang keluar ketika menangkap mangsa dengan berbagai ukuran. Menurut mereka, perburuan dengan hewan atau mangsa kecil lebih baik dilakukan dengan berlari.
Hal ini karena berlari tidak menggunakan lebih banyak energi, namun dapat mempersingkat durasi pengejaran secara signifikan. Misalnya, berlari sejauh 4 kilometer untuk berburu lebih efisien dibandingkan dengan berjalan sejauh 8 kilometer.
Dalam penelitian yang dilakukan Morin dan rekannya menunjukan bahwa berjalan kaki tidak akan berhasil dalam berburu mangsa, karena mangsa akan dengan mudah kabur atau tidak lelah dan kepanasan dibandingkan dengan berlari.
Morin dan Winterhalder juga menelusuri catatan berbagai bangsa yang ditulis oleh para antropolog atau misionaris dari tahun 1500-an dan seterusnya. Salah satu kisah yang relevan adalah kisah masyarakat Beothuk di Newfoundland menggambarkan pengejaran rusa jantan.
"Hingga ditemukannya teknologi modern, perburuan dengan lari ketahanan tersebar luas dan sangat sukses."
“Rusa jantan pada awalnya dengan mudah mendahului pengejarannya, namun setelah berlari sejauh delapan atau sembilan kilometer mangsa tersebut mulai lelah dan kepanasan dan menyerah sehingga dengan mudah di tangkap,” katanya. Mereka menemukan sekitar 400 deskripsi perburuan daya tahan dari seluruh dunia dan sebagian besar catatan tersebut berasal dari tahun sebelum 1850.
Morin juga mendapat laporan dari daerah dingin.
“Kami memburu rusa besar dengan mengendarai sepatu salju dan kami bisa berlari sepanjang hari, seperti serigala,” kata salah satu anggota suku Gwich’in di Alaska dan Kanada.
Kondisi ideal untuk sitasi ini adalah salju tebal dengan kerak yang cukup kuat untuk menopang seseorang yang memakai sepatu salju, tetapi tidak cukup kuat untuk menopang mangsa yang lebih berat, kata Morin.
Dia juga menunjukkan, kemampuan berlari jarak jauh dulunya merupakan kemampuan yang sangat dihargai, dengan banyak catatan tentang perlombaan lari jarak jauh yang menjadi bagian dari budaya masyarakat di seluruh dunia.
"Sulit untuk membantah hasil analisis mereka, yang dengan jelas mendukung bukti anatomi, fisiologi, arkeologi, dan genetik lainnya bahwa manusia berevolusi untuk berlari jarak jauh untuk berburu," kata Daniel Lieberman dari Universitas Harvard, salah satu pendukung hipotesis lari ketahanan.
"Hingga ditemukannya teknologi modern, perburuan dengan lari ketahanan tersebar luas dan sangat sukses."