Ini yang Terjadi Pada Pesawat Terbang saat Gempa Bumi
Berikut penjelasan sains saat terjadi gempa bumi ketika pesawat di udara.
Berikut penjelasan sains saat terjadi gempa bumi ketika pesawat di udara.
Ini yang Terjadi Pada Pesawat Terbang saat Gempa Bumi
Gempa bumi dapat memengaruhi atmosfer. Saat tanah berguncang, ia menghasilkan gelombang atmosfer kecil yang bisa mencapai hingga ionosfer, yaitu lapisan yang bisa mencapai ketinggian 1.000 kilometer di atas permukaan bumi.
Hal ini diungkapkan oleh Attila Komjathy, seorang ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA dari California Institute of Technology, di situs web NASA.
Meski begitu, apakah getaran ini cukup kuat untuk mempengaruhi pesawat?
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
-
Kapan gempa bumi terjadi? Pada Minggu (25/2) terjadi gempa bumi berkekuatan 5,7 magnitudo yang terasa hingga Jakarta.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Bagaimana gempa megathrust terjadi? Proses terjadinya gempa megathrust melibatkan interaksi kompleks antara lempeng tektonik di zona subduksi. Berikut penjelasan mengenai mekanisme dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya gempa ini: 1. Interaksi Lempeng Tektonik Gempa megathrust terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik, biasanya lempeng samudra yang lebih berat, menyusup ke bawah lempeng benua yang lebih ringan. Proses ini menciptakan medan tegangan yang sangat besar di sepanjang batas lempeng.
Jawaban adalah tidak. Gempa bumi melepaskan gelombang seismik dalam bentuk gelombang tekanan (gelombang P) dan gelombang geser (gelombang S).
Gelombang S hanya bisa merambat melalui media padat seperti tanah, sementara gelombang P bisa berpindah ke media lain seperti cairan atau gas.
Saat gelombang P berpindah ke atmosfer, mereka berubah menjadi gelombang suara yang biasanya berada di bawah 20 hertz dan tidak bisa didengar oleh manusia.
Namun, gelombang ini semakin lemah saat bergerak di udara, melalui proses yang disebut atenuasi.
Proses ini mirip dengan bagaimana suara semakin lemah ketika semakin jauh dari sumbernya.
Gelombang P yang sudah lemah saat mencapai udara akan semakin tidak terasa karena dikalahkan oleh kebisingan dan gerakan pesawat itu sendiri.
Dilansir dari IFLScience & Forbes, Rabu (15/5), gempa tetap bisa memengaruhi penerbangan dari aspek navigasi dan keselamatan.
Misalnya di 2018, seorang pilot dan insinyur penerbangan Angkatan Udara Amerika Serikat, Ron Wagner, menceritakan pengalamannya menerbangkan pesawat saat terjadi gempa yang mengganggu pengatur lalu lintas udara.
Gempa tersebut menyebabkan pemadaman listrik di pangkalan darat, sehingga memengaruhi instrumen navigasi pesawat dan kemampuan komunikasi mereka.
Pemadaman listrik juga membuat pengatur lalu lintas udara kehilangan sinyal radar, sehingga tidak bisa melacak lokasi penerbangan Wagner.
Namun, masalah ini hanya berlangsung sebentar karena listrik darurat di pangkalan segera menyala.
Mereka juga memiliki rencana pengendalian yang komprehensif untuk menghadapi berbagai situasi darurat, termasuk gempa bumi.