Manusia Purba 3,2 Juta Tahun Lalu Berlari Sangat Lambat, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya
Ilmuwan menyebut nenek moyang manusia awal ini sebagai "pelari yang buruk".
Kemampuan manusia untuk berjalan dan berlari dengan dua kaki secara efisien muncul sekitar 2 juta tahun yang lalu pada nenek moyang Homo erectus. Namun, tampaknya Australopithecus afarensis atau dikenal dengan “Lucy” yang hidup 3,2 juta tahun yang lalu sudah bisa berlari meski tidak sangat cepat, menurut sebuah sebuah studi terbaru.
Dalam studi yang diterbitkan jurnal Current Biology tersebut, peneliti melakukan pemodelan anatomi rangka dan otot Lucy dengan model muskuloskeletal untuk menentukan kecepatan lari maksimal, biaya energi yang terkait dengan berlari, dan daya tahan larinya.
-
Dimana manusia purba berburu dengan berlari? Jauh sebelum munculnya senapan, sebagian besar budaya di seluruh dunia adalah melakukan perburuan dengan cara mengejar mangsa dalam jarak jauh.
-
Apa yang terjadi pada manusia purba selama kemacetan? Diperkirakan sekitar 65,85 persen keanekaragaman genetik saat ini hilang selama periode ini. Meski begitu, periode kemacetan evolusi ini juga memfasilitasi peristiwa evolusi utama penggabungan dua kromosom leluhur menjadi yang sekarang dikenal sebagai kromosom 2 pada manusia modern.
-
Siapa yang meneliti aktivitas manusia purba? Penelitian ini merupakan bagian dari disertasi doktor oleh Grzegorz Wysiadecki, menyelidiki berbagai aktivitas yang mungkin dilakukan manusia purba yang kemudian berkontribusi pada pengetahuan anatomi.
-
Kenapa manusia purba mengalami kemacetan populasi? Kondisi ini kemungkinan mengganggu sumber makanan, kelangsungan hidup dan menciptakan seleksi alam.
-
Apa yang terjadi pada manusia purba sekitar 900.000 tahun lalu? Sebuah penelitian genetik terbaru mengungkap sesuatu yang aneh terjadi pada nenek moyang kita sekitar 900.000 tahun yang lalu.Tiba-tiba, populasi manusia purba mengalami penurunan drastis hingga mencapai jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 1.300 individu yang berkembang biak.
-
Kapan manusia purba di Afrika Selatan memakai sepatu lari? Penemuan jejak sepatu kuno yang berusia hingga 150.000 tahun di pantai Afrika Selatan telah mengungkapkan bukti penting tentang sejarah penggunaan alas kaki oleh manusia.
Melalui serangkaian simulasi gaya berjalan, para peneliti mengungkapkan "kecepatan lari maksimum Lucy jauh lebih rendah daripada model manusia kita, yaitu sekitar 18 km/jam,” tulis peneliti seperti dikutip dari laman Live Science pada Jumat (27/12).
Lucy juga menggunakan energi antara 1,7 hingga 2,9 kali lebih banyak daripada manusia modern untuk berlari secepat itu, hal ini menunjukkan bahwa Lucy membutuhkan lebih banyak energi daripada manusia modern.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh bentuk tubuh Australopithecus seperti Lucy yang memiliki tubuh bagian atas yang besar, lengan yang panjang, dan kaki yang pendek.
Struktur Tendon Achilles
Para peneliti juga mengaitkan dengan struktur tendon Achilles dan triceps surae yang berbeda dari manusia modern. Manusia modern memiliki tendon Achilles yang panjang seperti pegas, yang memungkinkan pergelangan kaki yang kuat dan efisien untuk performa lari yang tinggi.
Ketika para peneliti memodelkan pergerakan Lucy dengan otot Achilles dan betis seperti manusia, ternyata Lucy masih lebih lambat, tetapi perbedaan dalam kemampuan berlari sebagian besar disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang lebih kecil.
Lebih lanjut, para peneliti mengungkapkan bahwa tendon Achilles dan struktur triceps surae dalam evolusi energi lari hominin memiliki peran penting dalam kecepatan lari manusia modern.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti