Manusia dan Kera Punya Nenek Moyang yang Sama, Ilmuwan Ungkap Seperti Apa Sosoknya
Para ilmuwan terus mengungkap misteri tentang nenek moyang terakhir yang menghubungkan manusia dengan kera.
Apakah nenek moyang bersama kita berayun di pepohonan atau berjalan dengan empat kaki di padang sabana?
Manusia dan Kera Punya Nenek Moyang yang Sama, Ilmuwan Ungkap Seperti Apa Sosoknya
Para ilmuwan terus mengungkap misteri tentang nenek moyang terakhir yang menghubungkan manusia dengan kera, dikenal sebagai Last Common Ancestor (LCA). Meskipun fosil-fosil dari era LCA sangat langka, penelitian terus mendekati gambaran tentang bagaimana makhluk ini mungkin terlihat. Dalam upaya untuk memahami LCA, para ahli telah memeriksa kerabat hidup kita seperti simpanse, gorila, orangutan, dan siamang. LCA diyakini hidup selama Zaman Miosen, sekitar 23 juta hingga 5 juta tahun yang lalu.Seberapa besar sosok LCA dan seperti apa bentuk tengkorak, otak, kaki, tangan, jarinya, dari bukti-bukti yang ada?
-
Kapan nenek moyang manusia dan simpanse terpisah? Manusia dan simpanse keduanya berevolusi dari nenek moyang yang sama yang hidup sekitar 6-7 juta tahun lalu.
-
Bagaimana manusia dan simpanse berevolusi? Nenek moyang yang sudah punah ini perlahan berevolusi seiring waktu dan akhirnya memunculkan dua spesies yang kita sebut Homo sapien dan simpanse.
-
Siapa yang meneliti nenek moyang makhluk hidup? Moody dan rekan-rekannya telah melangkah lebih jauh. Mereka fokus pada lima set gen 'paralog', atau duplikat, yang ditemukan pada banyak bakteri dan archaea, menunjukkan bahwa penggandaan terjadi sebelum LUCA terpecah dan berkembang biak.
-
Apa nama fosil kera yang ditemukan? Studi ini menyarankan kemungkinan nenek moyang manusia dan kera Afrika berevolusi di Eropa sebelum mereka bermigrasi ke benua Afrika antara sembilan hingga tujuh juta tahun lalu.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
-
Apa makanan nenek moyang makhluk hidup? Mikroba ini memiliki genom yang cukup besar yang mengkode sekitar 2.600 protein, makanannya berupa gas hidrogen dan karbon dioksida, dan memiliki sistem kekebalan yang belum sempurna untuk melawan penyerang virus.
Tantangan utama dalam memahami LCA adalah kelangkaan fosil.
Menurut Christopher Gilbert, seorang ahli paleoantropologi dari Hunter College of City University of New York, fosil-fosil kera dari era LCA sangat jarang ditemukan. Salah satu pertanyaan besar yang masih belum terjawab adalah ukuran LCA.
Sumber: Live Science
Spesies-spesies awal kera memiliki variasi ukuran tubuh yang luas, sehingga menentukan ukuran pasti LCA menjadi sulit. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature pada tahun 2017 juga mendukung permasalahan ini.
Adaptasi dan pergerakan LCA menjadi fokus penelitian yang penting. Berdasarkan bukti fosil, LCA kemungkinan besar adalah hewan berkaki empat yang mampu memanjat secara vertikal dan berayun seperti kera.
Meskipun beberapa kera tidak sepenuhnya mengadopsi perilaku ini, LCA diyakini memiliki karakteristik serupa.
Namun, tidak seperti kera lainnya yang lebih suka bergantung di bawah atau di antara dahan pohon, LCA tidak memiliki jari panjang melengkung dan telapak kaki melengkung atau bahu dan pinggang yang sangat fleksibel, kata Gilbert.
Empat kaki
Dilansir dari Live Science Thomas Cody Prang, Ahli Paleoantropologi di Universitas Washington di St. Louis mengatakan,“LCA kemungkinan berjalan dengan dua kaki." Tapi karena LCA memiliki empat kaki seperti primata lainnya, "kemungkinan besar ia tidak berjalan dengan dua kaki melainkan menggunakan empat kaki." Dalam merinci bentuk fisik LCA, Gilbert menyebut variasi bentuk kepala yang terlihat dalam fosil kera.
Namun, Prang menyatakan bahwa "ukuran otak LCA lebih kecil dari ukuran otak manusia."
Karena ia adalah hewan berkaki empat, posisi kepala LCA tidak akan berada di atas tubuhnya seperti hewan berkaki dua, melainkan sedikit lebih maju seperti gorila atau simpanse.