Manisan Buah Termasuk Makanan Sehat atau Tidak? Ini Kandungan Gizi Lengkapnya
Apakah manisan buah masih sama sehatnya dengan buah asli yang langsung dikonsumsi? Ini fakta kandungan gizinya.
Buah merupakan sumber nutrisi alami yang kaya akan vitamin, mineral, serta serat yang bermanfaat untuk tubuh. Selain dikonsumsi langsung, buah juga dapat diolah menjadi berbagai produk, salah satunya adalah manisan buah. Manisan buah cukup populer karena memberikan rasa segar dan manis yang disukai banyak orang. Namun, apakah konsumsi manisan buah baik untuk kesehatan? Mari simak ulasan berikut untuk mengetahui lebih dalam.
Proses Pembuatan Manisan Buah
Manisan buah dibuat dengan menambahkan gula sebagai pemanis utama. Proses ini memungkinkan berbagai jenis buah, seperti mangga, pepaya, nanas, hingga kedondong, diolah menjadi manisan kering atau basah.
-
Apa manfaat buah-buahan untuk tubuh? Makanan-makanan ini juga akan memberikan asupan nutrisi untuk tubuh.
-
Apa saja jenis buah kaya nutrisi? Buah-buahan adalah salah satu sumber nutrisi terbaik yang dapat kita tambahkan ke dalam pola makan harian.
-
Apa saja nutrisi yang ada di buah dan sayur? Buah dan sayuran memiliki banyak kesamaan dari segi nutrisi. Keduanya kaya serat serta vitamin, mineral, antioksidan, dan senyawa tumbuhan.
-
Bagaimana cara buah kaya nutrisi membantu tubuh? Dalam artikel ini, kami akan menyajikan beberapa jenis buah kaya nutrisi yang perlu Anda konsumsi secara rutin.
-
Buah apa yang paling menyehatkan? Blueberry telah lama dianggap sebagai salah satu buah yang paling sehat saat dikonsumsi.
-
Apa saja manfaat buah mangga untuk kesehatan? Mangga mengandung mangiferin, sebuah antioksidan yang sangat kuat dan telah terbukti memiliki anti-inflamasi, anti-kanker, antimikroba, anti-aterosklerosis, pereda nyeri, penurun kadar lipid dalam darah, imunomodulator, antidiabetes, serta efek anti-alergi.
Meski banyak jenis buah dapat dijadikan manisan, pemilihan buah untuk pembuatan manisan tidak sembarangan. Umumnya, buah yang digunakan harus matang, tetapi masih cukup keras dan tidak mengalami cacat fisik.
Proses pembuatan manisan buah bergantung pada konsentrasi gula yang ditambahkan, karena gula tidak hanya sebagai pemanis tetapi juga sebagai bahan pengawet alami yang memperpanjang daya simpan manisan.
Selain gula, beberapa bahan pengawet seperti natrium benzoat atau natrium meta-bisulfit sering ditambahkan untuk mencegah pembusukan dan menjaga warna buah agar tidak cepat berubah kecokelatan.
Tahapan pembuatan manisan biasanya dimulai dengan merendam buah dalam larutan gula sekitar 40 persen. Setelah larutan ini tercampur rata, garam dan bahan pengawet ditambahkan, lalu larutan dipanaskan hingga mendidih sampai buah menjadi setengah matang.
Setelah itu, buah ditiriskan dan dicampur dengan ekstrak vanili untuk memberikan aroma harum. Buah yang telah diproses ini kemudian didiamkan semalaman sebelum siap dikonsumsi sebagai manisan.
Kandungan Gizi dalam Manisan Buah
Meskipun manisan berasal dari buah segar yang kaya nutrisi, proses pengolahan mengakibatkan sebagian besar kandungan gizi alami berkurang. Dalam 21 gram manisan buah, terdapat 83 kilokalori, 0,04 gram lemak, 20,58 gram karbohidrat, 13,21 gram gula, dan 8 miligram natrium. Kandungan karbohidrat dalam manisan hampir mencapai 100 persen, yang sebagian besar berasal dari gula tambahan.
Penting untuk diperhatikan, penggunaan gula dalam proses pembuatan manisan berperan sebagai pemanis sekaligus pengawet. Rata-rata, dibutuhkan sekitar 200 kg gula pasir untuk menghasilkan sekitar 500 hingga 800 kg manisan.
Jumlah gula yang ditambahkan juga bergantung pada tingkat kemanisan buah itu sendiri. Jika buahnya sudah manis, maka penambahan gula akan lebih sedikit dibandingkan dengan buah yang kurang manis.
Dampak Kandungan Gula pada Manisan Buah Terhadap Kesehatan
Tingginya kandungan gula pada manisan buah menjadikannya makanan yang perlu dikonsumsi dengan bijak. Meskipun rasanya lezat, terlalu sering mengonsumsi manisan buah dapat menyebabkan asupan gula berlebih dalam tubuh.
Seperti yang dilansir oleh Healthline, gula tambahan seperti sukrosa dan sirup jagung fruktosa tinggi merupakan sumber kalori tanpa nutrisi penting lainnya, atau sering disebut sebagai "kalori kosong". Kalori ini hanya menambah energi tetapi tidak memberikan manfaat nutrisi yang signifikan.
Asupan gula yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Dampak langsung dari konsumsi gula tinggi termasuk peningkatan risiko masalah kesehatan gigi, seperti gigi berlubang, dan berpotensi menyebabkan diabetes, resistensi insulin, obesitas, serta meningkatkan risiko penyakit jantung.
Asupan gula berlebihan dalam tubuh bisa membuat Anda rentan terkena masalah gigi dan mulut, diabetes, resistensi insulin, obesitas, dan berakhir pada risiko penyakit jantung.
Manisan Buah: Pilih atau Hindari?
Meski manisan buah dapat menjadi pilihan camilan yang menyenangkan, penting bagi Anda untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang moderat. Menghindari konsumsi manisan buah secara berlebihan adalah langkah cerdas untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah berbagai risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi gula tinggi. Manisan buah bisa menjadi camilan sesekali, tetapi disarankan untuk tetap mengutamakan konsumsi buah segar yang lebih kaya akan vitamin, serat, dan nutrisi lainnya.
Dalam memilih makanan sehat, menjaga asupan gula tetap terkendali menjadi hal yang penting. Cobalah untuk selalu mengecek label informasi gizi pada kemasan manisan buah, jika membeli produk jadi, agar mengetahui kandungan gulanya. Bagi mereka yang ingin menjaga pola makan sehat atau memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, konsumsi manisan buah sebaiknya sangat dibatasi atau bahkan dihindari.
Jadi, manisan buah bisa menjadi alternatif camilan yang menyegarkan, tetapi tingginya kandungan gula membuatnya kurang ideal jika dikonsumsi secara rutin atau dalam jumlah besar. Jika Anda ingin menikmati manisan buah, lakukan dengan bijak dan tetap perhatikan asupan gula harian Anda demi menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang.