Bahaya Konsumsi Ultra Processed Food Berlebih, Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Ultra Processed Food telah banyak dikaitkan dengan peningkatan penyakit kardiovaskular hingga diabetes.
Ultra Processed Food telah banyak dikaitkan dengan peningkatan penyakit kardiovaskular hingga diabetes.
Bahaya Konsumsi Ultra Processed Food Berlebih, Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Ultra Processed Food adalah makanan yang telah diubah dari bentuk aslinya melalui beberapa tahapan. Ultra Processed Food pada dasarnya dibuat dengan menambahkan gula, garam, lemak, dan pewarna atau pengawet buatan. Ultra Processed Food sebagian besar terbuat dari zat yang diekstrak dari makanan, seperti lemak, pati, gula tambahan, dan lemak terhidrogenasi.
Ada juga kandungan bahan tambahan seperti pewarna dan perasa buatan atau zat penstabil pada Ultra Processed Food. Contoh makanan yang termasuk dalam kategori Ultra Processed Food adalah makanan beku, minuman ringan, sosis, makanan cepat saji, kue kering kemasan, keripik kemasan, dan makanan ringan asin lainnya.
Telah banyak edukasi yang muncul mengenai bahaya konsumsi Ultra Processed Food secara berlebihan. Diketahui, makanan-makanan yang termasuk dalam daftar Ultra Processed Food dapat meningkatkan risiko banyak penyakit kronis dan berbahaya. Di antararanya penyakit jantung, stroke, diabetes, dan masih banyak lagi.
Penasaran? Simak ulasan tentang bahaya konsumsi Ultra Processed Food berlebih berikut ini.
-
Kenapa makanan ultra proses sering dianggap berbahaya? Sejumlah penelitian juga telah menunjukkan bahwa makanan ultra-processed — yang dikenal karena tingkat pemrosesan tinggi, termasuk penambahan pengawet, gula, perasa, dan pewarna — terkait dengan berbagai dampak negatif pada kesehatan.
-
Kenapa makanan olahan ultra berbahaya untuk anak? Anak yang terbiasa mengonsumsi makanan olahan ultra berisiko mengalami berbagai penyakit metabolik seperti obesitas, dislipidemia (kolesterol tinggi), hingga hipertensi.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
-
Bagaimana daging bisa meningkatkan risiko penyakit jantung? Terlalu banyak makan daging dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atau gangguan pada jantung. Efek samping makan daging berlebihan berasal dari kadar lemak jenuh dan kolesterol. Kedua jenis lemak ini bisa membentuk plak yang menyumbat pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah pun meningkat dan aliran darah menuju bagian tubuh tidak lancar, sehingga akan rentan mengalami stroke, serangan jantung, dan pembengkakan arteri atau aneurisma.
-
Apa saja makanan yang buruk untuk jantung? Mengonsumsi Jenis Makanan yang Salah
-
Kenapa makanan cepat saji berisiko untuk kesehatan? Makanan cepat saji, yang kerap menjadi pilihan praktis dalam kehidupan modern, sebenarnya membawa berbagai risiko kesehatan. Makanan ini umumnya mengandung kalori yang tinggi, lemak tidak sehat, dan gula yang berlebihan, yang semuanya dapat berkontribusi terhadap berbagai penyakit metabolik seperti obesitas.
Mengenal Apa Itu Ultra Processed Food
Mengutip laman Harvard Edu, Ultra Processed Food adalah makanan yang telah diubah dari bentuk aslinya. The International Food Information Council mendefinisikan Ultra Processed Food sebagai “setiap perubahan yang disengaja pada suatu makanan yang terjadi sebelum makanan tersebut siap untuk dimakan.”
Pemanasan, pasteurisasi, pengalengan, dan pengeringan semuanya dianggap sebagai bentuk pemrosesan. Beberapa definisi bahkan juga memasukkan pendinginan ke dalam kategorinya.
Namun teknik dasar persiapan dan pengawetan tentu tidak mengubah makanan sehat (seperti biji-bijian dan sayuran) menjadi “junk food”. Hanya karena telah melalui pemrosesan. Sayur yang direbus, ditumis, atau daging yang dipanggang tentu tidak termasuk dalam kategori Ultra Processed Food ini.
Konsep Ultra Processed Food pertama kali diperkenalkan oleh peneliti nutrisi asal Brazil, Carlos A. Monteiro, dalam sebuah makalah tahun 2009. Kemudian pada tahun 2010, Monteiro dan tim peneliti Brazil melangkah lebih jauh dan memecah makanan olahan ke dalam sistem klasifikasi, yang sekarang disebut NOVA.
Di salah satu ujung spektrum NOVA terdapat makanan yang tidak diproses atau diproses secara minimal seperti buah-buahan segar, sayuran, dan telur. Di sisi lain adalah makanan ultra-olahan atau Ultra Processed Food yang didefinisikan sebagai “makanan formulasi industri dengan lima bahan atau lebih.”
Bahaya Konsumsi Ultra Processed Food Berlebihan bagi Kesehatan
Ultra Processed Food secara umum mengandung lemak jenuh, garam, dan gula dalam jumlah tinggi, Saat mengonsumsinya, hanya akan tersisa sedikit ruang dalam pola makan Anda untuk menampung makanan yang lebih bergizi.
Efek buruk Ultra Processed Food dapat disebabkan oleh berbagai mekanisme yang dipicu oleh komponen non-gizi, seperti bahan aditif makanan, bahan kontak makanan, senyawa neo-formed, dan degradasi matriks makanan akibat pengolahan bertingkat.
Para peneliti di Amerika Serikat menyatakan bahwa selain profil gizi yang buruk, makanan ultra proses umumnya mengandung bahan aditif seperti pengemulsi makanan dan pemanis buatan.
Beberapa jenis di antaranya telah diketahui mampu meningkatkan potensi peradangan pada usus dan mengganggu keseimbangan mikrobioma usus. Oleh karena itu, mereka mampu meningkatkan risiko kanker pada usus besar.
Tinjauan sistematis dan meta-analisis dari sebuah penelitian kohort besar yang dilakukan di seluruh dunia menunjukkan bahwa konsumsi Ultra Processed Food berlebih dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit.
Mengutip laman British Heart Foundation, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi Ultra Processed Food dalam jumlah tinggi dikaitkan dengan risiko lebih besar terkena;
- tekanan darah tinggi
- penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular
- serangan jantung dan stroke
- kematian dini.
- obesitas
- diabetes tipe 2
- hipertensi
- depresi.
Beberapa kondisi lain yang dilaporkan mungkin terjadi akibat konsumsi makanan ultra proses antara lain gangguan metabolisme lemak, asam urat, penurunan fungsi ginjal, penyakit hati non-alkohol, penyakit Crohn hingga kanker payudara.
Dalam hal risiko kelebihan berat badan atau obesitas, hal tersebut karena Ultra Processed Food dapat meningkatkan total asupan kalori, gula dan lemak yang berpotensi mengalami penimbunan lemak tubuh. kandungan lemak yang tinggi dari Ultra Processed Food dapat membuat perubahan dalam sirkuit saraf, yang mengarah ke perilaku makan seperti kecanduan dan konsumsi berlebihan.
Cara Mengurangi Asupan Ultra Processed Food
Mengonsumsi terlalu banyak makanan olahan akan membuat tubuh Anda menyisakan sedikit ruang untuk makanan sehat seperti buah dan sayuran, ikan, minyak tak jenuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Jadi, jika Anda ingin mengubah pola makan yang mengurangi Ultra Prosessed Foof, cobalah melakukan beberapa perubahan, seperti:
- Alih-alih mengonsumsi yogurt beraroma dengan tambahan gula atau pemanis, pilihlah yogurt tawar dan tambahkan buah segar, beku, atau kering untuk menambah rasa manis.
- Daripada membeli saus atau makanan siap saji, masaklah makanan favorit Anda dalam jumlah yang lebih banyak di rumah dan bekukan sisanya untuk disantap kemudian.
- Makanlah bubur di pagi hari dengan buah-buahan dan kacang-kacangan sebagai ganti sereal sarapan rendah serat yang manis.
- Makanlah buah segar, buah panggang, atau jus buah daripada pai atau kue buah yang dibeli di toko.
- Makanlah kacang-kacangan sebagai ganti biskuit dengan secangkir teh sebagai camilan sore.