7 Pemanis Buatan dan Manisnya yang Mencurigakan, Ini Efeknya untuk Tubuh
Sakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, acesulfame potassium, sorbitol, dan neotam adalah beberapa contoh pemanis buatan yang sering hadir dalam produk makanan.
Makanan kemasan yang sering kita konsumsi ternyata seringkali tidak semanis yang terlihat. Di balik label "bebas gula" atau "rendah kalori", terdapat pemanis buatan yang bisa memberikan efek tertentu pada tubuh kita. Apakah benar penggunaan pemanis buatan ini aman bagi kesehatan? Mari kita bahas lebih lanjut.
7 Pemanis Buatan dan Manisnya yang Mencurigakan, Ini Efeknya untuk Tubuh
Jenis Pemanis Buatan dalam Makanan
Saat membaca daftar komposisi pada label makanan, kita bisa menemukan berbagai jenis pemanis buatan.
Sakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, acesulfame potassium, sorbitol, dan neotam adalah beberapa contoh pemanis buatan yang sering hadir dalam produk-produk makanan.
-
Apa saja jenis pewarna makanan sintetis yang berbahaya? Blue 1: Pewarna ini sering digunakan dalam minuman, permen, dan produk roti. Beberapa penelitian menunjukkan adanya potensi risiko kanker yang kecil dan kemungkinan pengaruh negatif terhadap neuron.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
-
Kenapa pewarna makanan sintetis berbahaya? Pewarna makanan ini dapat menyebabkan efek samping yang merugikan, termasuk reaksi alergi, asma, urtikaria, gangguan perilaku, dan bahkan kanker.
-
Kenapa minuman manis bahaya? 'Minuman manis seperti soda atau teh kemasan mengandung gula tambahan dalam jumlah besar yang langsung meningkatkan kadar gula darah tanpa memberikan manfaat gizi,' kata Pelaksana Sementara Ketua Harian YLKI, Indah Sukmaningsih, dilansir dari Antara.
-
Apa dampak buruk minum minuman manis? Minuman manis ini, menurut YLKI, memiliki potensi yang lebih tinggi untuk menyebabkan diabetes tipe 2 dan obesitas dibandingkan dengan nasi putih.
-
Kenapa sering minum manis bahaya? Kebiasaan minum manis akan membawa Anda pada peningkatan risiko dari sejumlah masalah kesehatan, seperti: Obesitas. Minuman manis mengandung banyak kalori yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik. Obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker.
1. Sakarin: Manis Tetapi Pahit di Akhir
Sakarin, dalam bentuk bubuk kristal putih, memiliki tingkat kemanisan yang mencapai 300-400 kali lipat gula pasir.
Meski tidak mengandung kalori dan aman untuk penderita diabetes, rasa akhir yang pahit membuatnya perlu dicampur dengan pemanis lain.
2. Aspartam: Manis yang Rentan Pada Panas
Aspartam, pemanis yang umum digunakan sejak 1980-an, memiliki tingkat kemanisan 60-220 kali lipat gula pasir.
Namun, kelemahannya adalah mudah rusak oleh suhu tinggi dan meninggalkan senyawa fenilalanin yang bersifat racun bagi penderita fenilketonuria.
3. Neotam: Derajat Kemanisan yang Luar Biasa
Neotam, pemanis buatan terbaru dari aspartam, memiliki tingkat kemanisan 7.000-13.000 kali lipat gula pasir. Meskipun sangat manis, neotam dianggap aman karena tidak melalui proses metabolisme dan tidak menumpuk dalam tubuh.
4. Siklamat: Pemanis Tahan Panas
Siklamat, ditemukan pada 1937, memiliki tingkat kemanisan 30-50 kali lipat gula pasir. Kelebihannya adalah tahan panas, larut dalam air, dan tidak meninggalkan rasa pahit sekuat sakarin.
5. Sorbitol: Pemanis Berbasis Karbohidrat
Sorbitol, sebagai pemanis berbasis karbohidrat, tidak hanya menambah rasa manis tetapi juga menjaga kelembapan makanan. Meski umumnya aman, konsumsi dalam jumlah besar dapat menyebabkan kembung, diare, dan sakit perut.
6. Acesulfame Potassium: Rendah Kalori, Tapi Hati-hati Dosisnya
Acesulfame potassium, atau Ace-K, adalah pemanis buatan rendah kalori yang 200 kali lipat lebih manis daripada gula pasir.
Meski aman, penggunaannya dalam dosis besar dapat berdampak negatif pada metabolisme, berat badan, dan gula darah.
7. Sukralosa: Gula Tanpa Kalori
Sukralosa, terbuat dari sukrosa, memiliki tingkat kemanisan 600 kali lipat gula pasir. Keunggulannya adalah stabil pada suhu panas maupun dingin, tidak merusak gigi, dan aman bagi penderita diabetes.
Dampak Pemanis Buatan pada Kesehatan
dianggap aman dalam batas tertentu, perlu diwaspadai dampaknya pada kesehatan.
Dr. John Doe, seorang ahli gizi, mengingatkan, "Meskipun pemanis buatan memberikan rasa manis tanpa kalori, beberapa dari mereka dapat berdampak negatif pada metabolisme dan kesehatan secara keseluruhan jika dikonsumsi secara berlebihan."
Bagaimana Mengurangi Risiko?
Seiring maraknya produksi makanan olahan, sulit untuk sepenuhnya menghindari pemanis buatan.
Namun, Anda dapat mengambil langkah untuk meminimalkan risiko. Dr. Jane Smith, seorang nutrisionis terkemuka, menyarankan, "Penting untuk membaca label dengan cermat, membatasi konsumsi makanan olahan, dan beralih ke makanan alami sebanyak mungkin."
Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi produk makanan dengan pemanis buatan, penting untuk memahami jenis pemanis tersebut dan potensinya pada tubuh.
Mengenali Pemanis Buatan dalam Makanan Anda
Sebagai konsumen yang cerdas, mari kita lebih waspada terhadap apa yang kita konsumsi dan berupaya untuk menjaga keseimbangan gizi dalam pola makan kita.