Kampung Ini Dulu Pusat Agama Kristen yang Penduduknya Fasih Bahasa Belanda, Kini Terabaikan Penuh Semak Belukar
Kampung di Jombang ini dikenal sebagai pusat penyebaran agama kristen di Jawa. Miris, kompleks makamnya kini dipenuhi semak belukar.

Mengintip jejak penyebaran

Kampung Ini Dulu Pusat Agama Kristen yang Penduduknya Fasih Bahasa Belanda, Kini Terabaikan Penuh Semak Belukar

Wilayah Mojowarno dikenal sebagai kampung lawas di Kabupaten Jombang. Kawasan ini dulunya merupakan pusat penyebaran agama kristen di Pulau Jawa bagian timur. Jejak-jejak masa kejayaan agama kristen masih bisa ditemui di desa ini.
(Foto: TikTok @jadimaukemana)
Ratusan Tahun Lalu
Orang-orang kristen Jawa di wilayah Mojowarno sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Kawasan ini berkembang pesat sebagai pusat agama kristen pada masa kolonial Hindia Belanda. Saat ini, jejak kejayaan itu masih dapat dijumpai pada bangunan peninggalan bercorak Belanda hingga makam orang-orang Jawa Kristen.

Masyarakat Jawa Kristen di Desa Mojowarno pada zaman itu dikenal pandai berbahasa Belanda, meski demikian mereka juga tetap memegang teguh bahasa Jawa sebagai jati diri mereka.
(Foto: TikTok @jadimaukemana)

Gereja Tertua
Gereja Kristen Jawi Wetan di Mojowarno merupakan gereja tertua di Kabupaten Jombang. Bahkan, gereja ini termasuk salah satu gereja paling tua di Jawa Timur.
Awal Mula
Kampung yang menjadi pusat penyebaran agama kristen ini tak lepas dari sosok Karolus Wiryoguno yang datang bersama rombongan pada 20 April 1844. Mereka membuka lahan pertanian, pemukiman, sentra pedagangan, dan penyebaran agama.
Salah satu kawasan yang kini dikenal sebagai Desa Mojowangi dulunya merupakan hutan. Karolus Wiryoguno yang memimpin rombongan memerintahkan anak buahnya bernama Ditotruno untuk membabat hutan. Seiring waktu, kawasan tersebut menjadi permukiman penduduk yang dipimpin Karolus Wiryoguno, Eliser Kuntho, Arteman, dan Kiai Kemasan.
Kondisi Terkini
Kini, jejak-jejak kejayaan agama kristen masih berdiri megah di Kecamatan Mojowarno. Sayangnya, salah satu bukti sejarah yakni kompleks pemakaman orang-orang Jawa Kristen di sana terbengkalai.
Makam ini diperuntukkan bagi jemaah Gereja Kristen Jawi Wetan. Di kompleks pemakaman ini ada ratusan nisan yang tampak tidak terawat dan ditumbuhi semak belukar. Bahkan, ada kulit-kulit ular di atas batu nisan.
(Foto: TikTok @jadimaukemana)


Mengutip dari unggahan TikTok @jadimaukemana, nisan-nisan pada kompleks pemakaman orang Jawa Kristen ini memiliki desain yang sederhana. Di kompleks pemakaman ini juga terdapat makam tokoh penyebar kristen, Carolus Wiryo yang meninggal pada tahun 1899.
Banyak nisan yang menggunakan tulisan dalam Bahasa Belanda dan disertai dengan Bahasa Jawa, membuktikan bahwa masyarakat pada zaman itu sudah memahami bahasa asing, namun juga tidak melupakan jati dirinya sebagai orang Jawa.
(Foto: TikTok @jadimaukemana)
