Menguak Peradaban yang Hilang di Kawasan Perbukitan Semarang, Ada Makam Tua di Atas Bukit
Masih banyak ditemukan peninggalan pondasi rumah dan perabotan rumah tangga di bekas desa yang hilang itu
Masih banyak ditemukan peninggalan pondasi rumah dan perabotan rumah tangga di bekas desa yang hilang itu
Menguak Peradaban yang Hilang di Kawasan Perbukitan Semarang, Ada Makam Tua di Atas Bukit
Di kawasan perbukitan Semarang, tepatnya di daerah Ungaran Timur, terdapat desa yang hilang akibat tertimbun tanah longsor. Namanya Desa Kwayuhan. Desa itu dipindahkan pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda pada tahun 1930-an untuk mengevakuasi masyarakat sekitar dari ancaman longsor.
-
Dimana lokasi penemuan permukiman kuno? Penggalian dilakukan sepanjang A66, jalan utama yang melintasi wilayah tersebut dari barat ke timur, menghubungkan wilayah North Yorkshire dan Cumbria.
-
Dimana reruntuhan kota kuno ditemukan? Situs bersejarah yang dibangun sekitar 1150 - 1350 SM ini terungkap ketika air Sungai Tigris surut drastis akibat kekeringan yang parah.
-
Di mana peradaban kuno itu ditemukan? Di dalam perairan Danau Huron, salah satu dari lima danau besar atau Great Lakes di Amerika Utara tersembunyi rahasia peradaban kuno yang kini baru terkuak.
-
Dimana penemuan makam kuno itu? Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
-
Di mana makam-makam kuno itu ditemukan? Arkeolog Mesir menemukan 110 kuburan di Delta Sungai Nil, berasal dari zaman sebelum kerajaan firaun.
-
Di mana makam kuno itu ditemukan? Pemakaman ini berasal dari zaman Kerajaan Pertengahan (1938 SM-1630 SM), ditemukan di nekropolis Asasif Selatan, dekat Kuil Hatshepsut di Tepi Barat Sungai Nil di Luxor.
Titik lokasi desa yang hilang itu cukup terpencil. Berdasarkan informasi warga sekitar, titik Desa Kwayuhan kini tinggal menyisakan satu buah makam.
Makam itu hampir tak terlihat karena tertutup rumput liar yang telah mengering. Nisannya terbuat dari batu gamping. Dikutip dari kanal YouTube Tri anaera vloger, keberadaan nisan itu menjadi salah satu bukti kalau dulu di sanalah Desa Kwayuhan berada.
Tak hanya satu, ternyata di sana ada makam lain. Makam ini nisannya terbuat dari kayu.
Perjalanan dilanjutkan menuju ke atas bukit. Kini perbukitan itu telah menjadi kawasan perkebunan.
Di atas bukit itu masih dijumpai pondasi-pondasi rumah yang terbuat dari batu gamping.
Berdasarkan informasi warga, struktur rumah mereka terbuat dari kayu. Sementara batu gamping berfungsi sebagai umpak dan lantai rumah mereka.
Selain bekas bangunan, di bekas desa itu banyak ditemukan peninggalan porselin perabotan rumah tangga. Fragmen porselin itu hampir semuanya tak utuh dan berserakan di mana-mana.
Lokasi selanjutnya yang dikunjungi adalah Desa Jeruksiring. Sama seperti Desa Kwayuhan, Desa Jeruksiring juga kini telah lenyap.
Dari bekas Desa Kwayuhan, lokasi Desa Jeruksiring ditempuh melalui jalur sungai yang telah mengering.
Setelah sampai di sebuah bukit, pemilik kanal YouTube Tri anaera vloger harus mendaki bukit tersebut. Berdasarkan peta lama era Belanda, di atas bukit itu ada sebuah makam tua.
Di tengah perjalanan menuju puncak bukit, Tri anaera vloger menemukan pecahan porselin dan gerabah. Pecahan porselin banyak bertebaran di sepanjang jalan.
Salah satu pecahan porselin terpampang tulisan “Made In Holland”. Bahkan ada satu pecahan porselin yang sama persis dengan porselin yang terpajang di Museum Kota Lama Semarang.
Kawasan makam itu berada di lokasi yang kontur tanahnya lebih tinggi dibanding tanah-tanah di sekitarnya. Di puncak bukit terdapat sebuah makam tua misterius. Batu nisan berbentuk pipih menandakan bahwa makam tersebut merupakan makam seorang wanita. Di batu nisannya juga terdapat pahatan bunga matahari.
Hanya beberapa langkah dari makam misterius itu, ada sebuah patok tanah. Kabarnya kini tanah di sana sudah dimiliki oleh pihak Perhutani.