Jejak Makam Mewah Bersejarah di Blitar, Banyak Batu Marmer Hilang Kini Lokasinya Jadi Sawah
Makam di Wlingi Kabupaten Blitar ini dulunya adalah kompleks makam mewah. Kini lokasinya dijadikan areal persawahan.
Hingga kini masih ada keluarga yang berziarah di kompleks makam ini
Jejak Makam Mewah Bersejarah di Blitar, Banyak Batu Marmer Hilang Kini Lokasinya Jadi Sawah
Kompleks permakaman Belanda di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur nasibnya miris. Di masa lalu, permakaman ini dikenal sebagai kompleks makam mewah. Hal ini tampak dari bangunan makam meneer dan noni Belanda yang dilengkapi dengan nisan batu marmer.
(Foto: TikTok eltha.story)
-
Mengapa batu makam hilang? Hal ini mendorong anggota tim berspekulasi bahwa batu yang hilang tersebut digunakan untuk membangun Kuil Horyuji yang dibangun pada awal abad ketujuh.
-
Kenapa Makam Belanda di Majalengka kumuh? Makam-makam ini terlihat tak terawat karena di sekelilingnya ditumbuhi bermacam semak belukar. Belum lagi pepohonan yang dibiarkan tumbuh tanpa ditebang, membuat pulasara bangsa Eropa itu makin terlihat kumuh.
-
Di mana makam kuno ditemukan? Arkeolog di Italia menumukan pekuburan Zaman Besi yang luas di lokasi konstruksi pembangkit listrik baru yang dibangun oleh Grup Terna, di Amorosi, Provinsi Benevento.
-
Di mana makam kuno itu ditemukan? Pemakaman ini berasal dari zaman Kerajaan Pertengahan (1938 SM-1630 SM), ditemukan di nekropolis Asasif Selatan, dekat Kuil Hatshepsut di Tepi Barat Sungai Nil di Luxor.
Selain makam para meneer dan noni Belanda, di sini juga ada makam terduga anggota PKI yang dibunuh secara kejam. Tak hanya itu, ada pula beberapa makam warga lokal Wlingi. Mengutip TikTok @eltha.story, tidak diketahui pasti kapan pertama kali jenazah dikebumikan di kompleks makam tersebut.
Kondisi Terkini
Saat ini, kompleks makam Belanda ini sudah tidak terawat. Bahkan, lahan di sekelilingnya dijadikan sawah oleh warga sekitar.
Tidak ada informasi jelas siapa saja sosok yang dikebumikan di sini. Apalagi nisan-nisan terbuat dari batu marmer bertuliskan nama-nama jenazah banyak hilang dicuri orang.
(Foto: TikTok eltha.story)
Salah satu makam yang nisannya masih jelas yakni milik Gerardus Antonius Wunveldt yang lahir di Surabaya 3 Desember 1874 dan wafat di Blitar pada 4 Mei 1935.
Sejarah Wlingi
Pada 1830, Pangeran Diponegoro ditangkap lalu dibuang ke Manado. Penangkapan itu menyebabkan para pendukung setianya bubar dan melarikan diri ke arah barat/timur. Guna mengelabui penjajah Belanda, mereka menyamar sebagai petani, pedagang, pendakwah, dan lain sebagainya.
Prajurit Pangeran Diponegoro yang melarikan diri ke arah timur adalan Ki Ageng Pandan Rowo dan Ki Tugusari. Keduanya sampai di sebelah timur Sungai Lekso Kabupaten Blitar yang dulunya masih berwujud hutan belantara.
Setelah mendapatkan izin Kanjeng Bupati Blitar, Ki Ageng Pandan Rowo dan Ki Tugusari membabat hutan. Mereka dibantu rakyat yang ingin ikut menempati apabila nanti menjadi ladang dan hunian. Kebetulan di bagian utara hutan banyak tumbuh rumput Wlingen, sementara di bagian tenggara dan selatan banyak ditumbuhi pohon nangka. Atas dasar banyaknya rumput tersebut maka lahan yang baru dibuka itu diberi nama Desa Wlingi oleh Ki Ageng Pandan Rowo.
Mengutip laman resmi Pemkab Blitar, Ki Tugusari bersama warga membangun jalan, sawah/ladang, sungai dan parit. Sungai yang dibuat di bagian timur dikenal dengan Sungai Dawuhan. Sedangkan bagian barat dinamai Sungai Lekso. Mayoritas warga di daerah tersebut berprofesi sebagai petani. Daerah itu kemudian diberi nama Wlingi Krida Martani.