Arkeolog Temukan Desa Zaman Perunggu Berusia 3.000 Tahun, Dibangun Terapung di Atas Sungai
Para arkeolog juga menemukan berbagai artefak serta sisa makanan.
Para arkeolog juga menemukan berbagai artefak serta sisa makanan.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di desa Zaman Perunggu di Inggris? Arkeolog di Inggris menemukan meja makan di desa Zaman Perunggu, Must Farm di dekat daerah Peterborough.
-
Di mana desa Zaman Perunggu tersebut ditemukan? Arkeolog di Inggris menemukan meja makan di desa Zaman Perunggu, Must Farm di dekat daerah Peterborough.
-
Di mana desa zaman perunggu ditemukan? Setelah melakukan proyek penggalian selama hampir setahun di dekat Ely, Cambridgeshire, Inggris, arkeolog dari Britannia Archaeology menemukan benda kuno yang menakjubkan.
-
Apa yang ditemukan di desa zaman perunggu? Salah satu temuan utama adalah sebuah guci Zaman Perunggu yang hampir utuh, tingginya mencapai 35 cm, dan berusia sekitar 4.000 tahun.
-
Bagaimana ilmuwan mengidentifikasi makanan yang disajikan di desa Zaman Perunggu? Dengan menganalisis residu makanan tersebut, para ilmuwan bisa mengidentifikasi bukti makanan yang disajikan di antaranya bubur, semur, pembuatan bir tumbuk, adonan, dan bahkan cairan manis atau berminyak.
-
Di mana permukiman Zaman Perunggu ditemukan? Arkeolog dari Badan Kepurbakalaan Israel (IAA) menemukan permukiman berusia 5.000 tahun saat melakukan penggalian untuk pembangunan zona industri di dekat Beit Shemesh, Palestina yang diduduki.
Arkeolog Temukan Desa Zaman Perunggu Berusia 3.000 Tahun, Dibangun Terapung di Atas Sungai
Arkeolog Inggris menemukan desa Zaman Perunggu yang masih lengkap dengan permukiman warga. Dulunya ini adalah desa yang kecil dan nyaman.
Ada lima rumah berbentuk bulat berbentuk panggung, dibangun di atas tiang setinggi sekitar 2 meter, berada di atas sungai yang berkelok-kelok di timur Inggris.
Sumber: Popular Science
Rumah-rumah itu penuh dengan barang-barang rumah tangga yang melukiskan gambaran kehidupan sehari-hari sekitar 3.000 tahun yang lalu.
Menurut semua bukti yang ada, Must Farm adalah pemukiman yang damai yang dibangun oleh para pembangun terampil. Namun kemudian terjadi bencana yang membuat desa beserta bangunannya tenggelam ke sungai berlumpur di bawahnya.
Laporan pertama dari dua laporan yang diterbitkan pada 19 Maret oleh Unit Arkeologi Universitas Cambridge (CAU) menggali rincian pemukiman Must Farm. Desa terapung prasejarah ini berasal dari sekitar tahun 850 SM dan dibangun di rawa basah yang penduduk setempat menyebutnya The Fens atau Fenlands. Pemukiman ini digali pada tahun 2015 dan 2016 setelah ditemukan di pinggiran kota Whittlesey, barat laut Cambridge.
"Saat menggali situs ini, ada perasaan bahwa penduduk Zaman Perunggu-nya baru saja pergi. Anda hampir bisa melihat dan mencium dunia mereka, dari kilauan alat-alat logam yang tergantung di dinding anyaman hingga kebusukan tajam bubur yang dimasak," jelas arkeolog CAU, Mark Knight.
Salah satu rumah memiliki ruangan seluas 164 meter persegi, sekitar ukuran banyak apartemen di New York City.
Dalam rumah utama ini, tim menemukan wadah keramik dan kayu termasuk cangkir, mangkuk, dan wadah penyimpanan besar. Beberapa panci masak ditumpuk untuk menghemat ruang. Mereka juga menemukan alat-alat logam di sebelah timur bangunan dan tempat kosong di sisi barat laut yang mereka percayai kemungkinan digunakan untuk tidur.
Domba-domba juga kemungkinan besar dimasukkan ke dalam rumah ini. Meskipun tim belum menemukan bukti manusia meninggal dalam bencana kebakaran, beberapa anak domba muda terjebak dan terbakar hidup-hidup berdasarkan sisa-sisa tulang yang ditemukan.
Domba-domba itu berusia sekitar tiga hingga enam bulan, yang menunjukkan bahwa Must Farm mungkin dihancurkan pada akhir musim panas atau awal musim gugur, berdasarkan kapan hewan-hewan tersebut biasanya berkembang biak dan melahirkan.
Setiap atap rumah bundar juga memiliki tiga lapisan, menurut arkeolog CAU lainnya, Chris Wakefield, itu berfungsi untuk melindungi pemilik rumah dari musim dingin yang membekukan.
Sebuah kapak terbelah utuh juga ditemukan tepat di bawah bangunan pertama. Mungkin menjadi semacam token keberuntungan atau persembahan kepada roh setelah situs itu dibangun.
Meskipun terbungkus lumpur selama ribuan tahun, banyak artefak masih memiliki tanda-tanda penggunaan sehari-hari. Ada jejak jari manusia pada mangkuk tembikar yang berisi makanan terakhirnya. Mangkuk itu mengandung sisa bubur biji gandum yang dicampur dengan lemak hewan—potensialnya kambing atau rusa merah. Mangkuk juga dilengakpi sebuah spatula kayu yang digunakan untuk mengaduk makanan di dalam mangkuk.
"Tampaknya para penghuni menyimpan sari-sari daging mereka untuk digunakan sebagai topping untuk bubur," kata Wakefield.
Wakefield mengatakan, situs tersebut memberi mereka petunjuk tentang resep masakan untuk sarapan dan makanan yang dibuat masyarakat Zaman Perunggu.
"Analisis kimia mangkuk dan toples menunjukkan jejak madu bersama dengan daging-daging ruminansia seperti rusa, menunjukkan bahan-bahan ini digabungkan untuk membuat bentuk rusa madu prasejarah," jelasnya.
Mereka juga menemukan barang-barang yang memiliki nilai besar. Manik-manik dekoratif ditemukan tepat di seluruh situs. Sebagian besar manik-manik ini berasal dari sejauh Eropa Utara dan Timur serta Timur Tengah.
"Barang-barang seperti ini akan secara bertahap menyebar melintasi ribuan mil dalam serangkaian perdagangan kecil," kata Wakefield.