Kawah Tekurep, Rumah Peristirahatan Terakhir Para Raja Palembang yang Jarang Diketahui
Tempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Tempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Kawah Tekurep, Rumah Peristirahatan Terakhir Para Raja Palembang yang Jarang Diketahui
Kota Palembang begitu terkenal dengan Kerajaan Sriwijaya yang paling tersohor di Nusantara. Sampai saat ini, di kota ini masih banyak dijumpai berbagai macam peninggalan Kerajaan Sriwijaya, salah satunya adalah Kawah Tekurep. (Foto: Instagram/amienabdurrahman)
-
Siapa yang dimakamkan di pemakaman kerajaan? Semua ini menunjuk pada seseorang berpangkat tinggi—mungkin seorang komandan atau panglima militer—yang dikebumikan di makam ini.
-
Dimana makam bangsawan ini ditemukan? Makam ini ditemukan di sebuah Taman Arkeologi El Caño.
-
Dimana penjarah menemukan makam kuno? Di sebuah pemakaman di China tengah, seorang penjarah mulai menggali tanah dan dia berhasil menemukan sebuah makam kuno kemudian mencuri sejumlah artefak dan melarikan diri.
-
Di mana makam pangeran ditemukan? Kota Corinaldo di Italia, dekat Laut Adriatik, mengumumkan dalam pernyataan penemuan sebuah makam segi empat berukuran sekitar 3 x 2 meter di dalam sebuah lubang melingkar berdiameter 30 meter.
-
Di mana makam-makam kuno itu ditemukan? Arkeolog Mesir menemukan 110 kuburan di Delta Sungai Nil, berasal dari zaman sebelum kerajaan firaun.
-
Dimana makam itu ditemukan? Makam ini terletak di dalam situs arkeologi Vulci, yang berada di antara kotamadya Montalto di Castro dan Canino di wilayah Lazio tengah.
Kawah Tekurep ini merupakan sebuah makam yang khusus untuk para raja-raja, abdi dalem beserta dengan keturunannya. Bagi masyarakat Palembang, tempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Kawah Tekurep ini berlokasi di Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Palembang. Lokasinya sekitar 100 meter dari tepian Sungai Musi. Secara umum, makam ini masih ada kaitannya dengan Kesultanan Palembang yang berdiri pada abad 17.
Asal Muasal Kawah Tekurep
Melansir dari situs indonesiakaya.com, secara etimologi, Kawah Tekurep ini berasal dari kata kawah yang bermakna menyerupai sebuah sendok nasi. Sedangkan Tekurep memiliki makna terbalik.
Maka artinya adalah wadah terbalik yang digunakan sebagai makan dan tempat pertemuan para wali dan sunan. Kompleks makam ini sudah dibangun sejak 1728 dengan menggunakan tiga unsur saja, yaitu kapur pasir, putih telur, dan batu.
Pembangunan kompleks ini bertepatan dengan pembangunan Masjid Agung Palembang. Beberapa tokoh besar Palembang telah beristirahat di tempat ini, seperti Sultan Mahmud Badadruddin serta empat istrinya, kemudian ada Ratu Gading dari Malaysia dan masih banyak lagi.
Arsitektur Makam
Kompleks Kawah Tekurep ini dibangun atas perintah Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikramo. Kemudian untuk bagian kubahnya dilanjutkan di areal pemakaman oleh Sultan Ahmad Najamuddin I Adi Kesumo.
Arsitektur pada makam ini merupakan perpaduan antara gaya etnis Melayu, India, dan China. Dengan kombinasi tiga gaya arsitektur yang berbeda-beda membuat bangunan ini terlihat unik dan kental dengan budaya khas masing-masing.
Bagian pintu masuk kompleks makam berbentuk gapura yang menghadap langsung ke Sungai Musi. Di dalam kompleks ini ada empat makam atau cungkup, terdiri dari cungkup makam para sultan dan satu cungkup makam untuk putra dan putri Sultan Mahmud Badaruddin, serta pejabat dan hulubalang kesultanan.
Jadi Tempat Wisata Religi
Melansir dari berbagai sumber, menjelang bulan Ramadan tempat ini akan ramai pengunjung yang hendak melakukan ziarah kubur. Tidak hanya orang Palembang saja, tetapi pengunjung mancanegara seperti Malaysia hingga Yaman juga datang ke tempat ini.
Saat bulan Syaban biasanya di kompleks pemakaman akan dilaksanakan Haul yang bernama Ziarah Kubro. Kegiatan ini diikuti oleh para ulama dari Nusantara maupun luar negeri.
Dalam Ziarah Kubro ini para ulama akan menggelar doa bersama untuk para alim ulama serta pejuang yang gugur dalam membela tanah air.