Rahasia di Balik Makam Raja-raja Sumenep, Pagarnya Disebut Punya Kekuatan Gaib
Kompleks pemakaman raja-raja Sumenep ini merupakan salah satu tempat yang disakralkan masyarakat. Konon, pagarnya punya kekuatan gaib.
Tempat bersejarah ini dianggap sakral dan angker
Rahasia di Balik Makam Raja-raja Sumenep, Pagarnya Disebut Punya Kekuatan Gaib
Pemakaman Raja-raja Sumenep atau Asta Tinggi adalah salah satu situs penting di Sumenep. Kompleks pemakanan yang dibangun pada kurun waktu 1600-an masehi ini lebih tua dari bangunan keraton di Kelurahan Pajagalan dan Masjid Jami’ Panembahan Sumolo.
(Foto: Pemkab Sumenep)
-
Kenapa Gunung Slamet dianggap tempat ritual pesugihan? Banyak orang yang melakukan ritual pesugihan di sana tiap malam Jumat legi atau Selasa Kliwon.
-
Dimana letak makam misterius? Di Kota Salatiga, terdapat sebuah makam tunggal misterius yang letaknya berada di pekarangan rumah warga.
-
Dimana letak sumur pintu rahasia Majapahit? Penampakan Sumur Misterius Pintu Rahasia Majapahit, Tempat Pusaka Kerajaan Ditimbun Upas, sumur misterius di kompleks Candi Kedaton, Mojokerto, Jawa Timur, ini diyakini dulunya adalah pintu rahasia masuk istana Majapahit.
-
Di mana letak kuil kuno yang menyimpan simbol misterius? Simbol-simbol kuno, yang ditemukan di kuil berusia 2.700 tahun pada kota Dur-Šarrukin di Khorsabad, Irak saat ini, berupa gambar singa, elang, banteng, pohon ara, dan bajak.
-
Apa saja cerita mistis di Gunung Sumbing? Pendaki yang sering naik ke Gunung Sumbing sering diganggu dan disesatkan oleh penampakan makhluk halus. Beberapa wujud yang sering mengganggu pendaki adalah manus berpakaian putih, pocong dan orang yang sedang bertapa.
Asta Tinggi terletak di kawasan dataran tinggi bukit Kebon Agung Sumenep. Sosok yang dimakamkan di sini meliputi para raja, anak keturunan beserta kerabat-kerabatnya. Kawasan pemakaman ini direncanakan oleh Panembahan Somala dan pelaksanaanya dilanjutkan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II.
(Foto: Wikipedia)
Makam Pertama
Sosok yang pertama kali fimakamkan di Asta Tinggi ialah Tumenggung Anggadipa atau Pangeran Anggadipa. Ia merupakan bangsawan Jepara yang ditunjuk kerajaan Mataram untuk mengisi kevakuman pemerintahan di ujung pulau Madura akibat invasi Sultan Agung ke pulau penghasil garam tersebut.
Konon, Pangeran Anggadipa sangat betah di Sumenep. Setelah beliau diberhentikan dengan hormat oleh Mataram, sang pangeran tidak kembali ke Jepara. Ia dan keluarganya tetap tinggal di Sumenep hingga akhir hayat. Jenazahnya kemudian dikebumikan di Desa Kebunagung yang menjaid lokasi Asta Tinggi saat ini.
Setelah pemerintahan kembali ke tangan Raden Bugan alias Tumenggung Yudonegoro dan keturunannya, banyak penguasa dinasti Bugan yang dimakamkan di samping makam Pangeran Anggadipa. Kompleks ini lalu dikenal sebagai pemakaman raja-raja Sumenep.
(Foto: Google Maps Ryo Auli)
Kompleks Asta Tinggi
Pemakaman ini terdiri dari tujuh kawasan.
1. Kawasan Asta Induk, terdiri dari Kubah Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I, Kubah Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bendoro Saod), Kubah Kanjeng Tumenggung Ario Cokronegoro III (Pangeran Akhmad atau Pangeran Djimat), Kubah Pangeran Pulang Djiwo, dan makam para istri dan selir Raja Sumenep.
2. Kawasan Makam Ki Sawunggaling
3. Kawasan Makam Patih Mangun
4. Kawasan Makam Kanjeng Kai/Raden Adipati Suroadimenggolo
5. Kawasan makam Raden Adipati Pringgoloyo
6. Kawasan Makam Raden Tjakra Sudibyo
7. Kawasan Makam Raden Wongsokoesomo
Arsitektur
Arsitektur makam ini dipengaruhi beberapa kebudayaan yang berkembang pada masa Hindu. Hal ini dapat dilihat dari penataan kompleks makam dan beberapa batu nisan pada masa awal Islam berkembang di tanah Jawa dan Madura. Selain itu pengaruh dari kebudayaan Tiongkok terdapat pada beberapa ukiran kubah makam Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro, makam Kanjeng Tumenggung Ario Cokronegoro III dan makam Pangeran Pulang Djiwo.
Arsitektur Eropa mendominasi bangunan kubah makam Sultan Abdurrhaman Pakunataningrat I dan Makam Patih Mangun yang ada di luar Asta induk. Dalam kawasan kubah makam Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I, seluruh bangunnannya dipengaruhi gaya arsitektur klasik, kolom-kolom ionic masih dipakai di beberapa tempat termasuk pada kubah makamnya.
Bagian pagar yang mengelilingi Asta Tinggi dibangun oleh salah satu Demang atau Walikota di Ambunten yakni Raden Demang Singoleksono alias Kiai Macan Ambunten. Ia adalah salah satu tokoh keraton dari keluarga dinasti Bugan yang disebut waliyullah.
(Foto: Google Maps Muttaqin)
Pagar yang terbuat dari susunan batu itu dianggap masyarakat setempat mengandung kekuatan gaib. Lebih lanjut, sejak dahulu lokasi Asta Tinggi memang dikenal angker dan keramat. Bahkan, ada riwayat masyhur yang menyebutkan burung terbag di atas bumi kompleks Asta Tinggi langsung jatuh.
Sejak masa dinasti Saut, perawatan Asta Tinggi diserahkan kepada penjaga-penjaga yang dipilih dan ditunjuk keraton. Mereka lantas diberi tanah cato yang sifatnya hak pakai dan tak boleh dijual. Sementara itu, kebijakan terkait Asta Tinggi tetap diatur oleh kalangan bangsawan dinasti Saut.
(Foto: Google Maps Ahmad Wiyanto Hanafi)