Jadi Misteri Selama Seabad, Ilmuwan Berhasil Pecahkan Teka-Teki Simbol di Kuil Berusia 2.700 Tahun
Simbol-simbol tersebut telah membuat bingung para ilmuwan selama 100 tahun.
Simbol-simbol tersebut telah membuat bingung para ilmuwan selama 100 tahun.
Jadi Misteri Selama Seabad, Ilmuwan Berhasil Pecahkan Teka-Teki Simbol di Kuil Berusia 2.700 Tahun
Sebuah interpretasi baru terhadap serangkaian simbol kuil yang membingungkan para ilmuwan selama lebih dari satu abad telah dikemukakan oleh seorang ahli bangsa Asyur atau Assyriologist. Simbol-simbol kuno, yang ditemukan di kuil berusia 2.700 tahun pada kota Dur-Šarrukin di Khorsabad, Irak saat ini, berupa gambar singa, elang, banteng, pohon ara, dan bajak.Kota kuno Dūr-Šarrukīn, yang berarti “benteng Sargon” adalah rumah bagi Raja Sargón II, penguasa Asiria pada tahun 721-704 SM. Ia dihormati sebagai raja besar yang mendirikan Dinasti Sargonid, yang bertahan selama satu abad sebelum runtuhnya Dinasti Sargonid, kekaisaran Neo-Asyur. Dia adalah pelindung seni dan sangat menikmati pendirian monumen.
-
Apa temuan arkeolog di kuil? Arkeolog di Peru menemukan kuil yang digunakan untuk upacara berusia 4.000 tahun. Selain itu, ditemukan juga kerangka manusia di dalam kuil tersebut.
-
Bagaimana arkeolog menemukan kuil itu? Mereka menemukan tanda-tanda tembok kuno yang terbuat dari lumpur dan tanah liat dengan kedalaman hanya 1,8 meter.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di kuil dewi Ishtar? Temuan terbesar kami musim ini adalah fragmen luar biasa dari prasasti batu yang menunjukkan dewi Ishtar di dalam simbol bintang. Ini adalah penggambaran tegas dewi tersebut sebagai Ishtar Sharrrat-niphi, aspek ilahiah dewi yang terkait dengan terbitnya planet Venus, 'bintang pagi', dapat ditemukan di kuil yang didedikasikan untuknya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Arkeolog Dikejutkan dengan Penemuan Fosil Dinosaurus Bertangan Mungil Menariknya tangan dinosaurus ini lebih kecil dibandingkan T-Rex. Tyrannosaurus rex dikenal sebagai dinosaurus buas yang memiliki tangan kecil. Kini, kelompok dinosaurus dengan karakteristik seperti itu mendapat anggota baru dengan ditemukannya sebuah spesies dinosaurus baru di Formasi La Colonia, Patagonia, Amerika Selatan.
Simbol-simbol kuno cenderung muncul dalam urutan sama yang terdiri dari singa, elang, banteng, pohon ara, dan bajak.
Simbol-simbol ini ditampilkan secara mencolok di kuil-kuil, seluruh kota kuno.
Ekskavator Perancis yang mengunjungi situs tersebut pada akhir abad ke-19 adalah orang pertama yang mendokumentasikan dan membagikannya kepada publik.
Sejak penemuannya kembali, banyak peneliti telah berusaha menafsirkan maknanya. Beberapa orang percaya bahwa itu seperti hieroglif Mesir, semacam ekspresi kekuasaan kekaisaran, atau bahkan mungkin menyebutkan nama raja. Namun bagaimana hubungan ini dapat terjalin, masih menjadi teka-teki.
Seorang Assyriologist dari Trinity College Dublin bernama Dr. Martin Worthington menawarkan analisis yang meyakinkan tentang simbol-simbol yang berpotensi mengubah sepenuhnya persepsi kita tentang ikonografi Mesopotamia kuno.
Dalam artikel terbarunya, Dr. Worthington mengajukan hipotesis inovatif, rangkaian lima simbol mungkin mengeja nama Sargon (šargīnu), sekaligus mewakili konstelasi tertentu.
“Studi tentang bahasa dan budaya kuno penuh dengan teka-teki dalam berbagai bentuk dan ukuran, namun jarang sekali di Timur Dekat Kuno seseorang menemukan simbol-simbol misteri di dinding kuil,” Dr. Worthington menjelaskan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Arkeonews.
Terlebih lagi, menurut Dr Worthington, masing-masing dari kelima simbol tersebut juga dapat dipahami sebagai konstelasi. Jadi, singa melambangkan Leo, dan elang melambangkan Aquila (rasi bintang kita sebagian besar diwarisi dari Mesopotamia, melalui orang Yunani, sehingga banyak di antaranya yang sama). Pohon ara mewakili konstelasi 'Rahang' yang sulit diilustrasikan (yang tidak kita miliki saat ini), karena 'pohon' iṣu terdengar mirip dengan isu 'rahang'.“Efek dari kelima simbol tersebut adalah menempatkan nama Sargon di surga, selamanya—sebuah cara cerdas untuk menjadikan nama raja abadi dan tentu saja, gagasan tentang individu-individu bombastis yang menuliskan nama mereka di gedung-gedung tidak hanya terjadi di Asyur kuno”
Meskipun Dr. Worthington mengakui bahwa teorinya tidak dapat dibuktikan tanpa keraguan, fakta bahwa teori tersebut berlaku baik untuk rangkaian tiga simbol yang lebih panjang maupun rangkaian lima simbol menunjukkan bahwa ini lebih dari sekadar kebetulan.
Seperti yang dia catat, kemungkinan terjadinya hubungan semacam itu secara harfiah, adalah “astronomis”.