Arkeolog Temukan Meterai Batu Berusia 2.800 Tahun, Ada Gambar Ular Berkepala Tujuh
Gambar di atas batu ini menggambarkan sengitnya pertempuran di masa lalu.
Gambar di atas batu ini menggambarkan sengitnya pertempuran di masa lalu.
-
Dimana patung kepala ular ditemukan? Gempa ini menyebabkan kerusakan dan perubahan topografi, yang akhirnya mengungkapkan kepala ular yang tersembunyi di bawah bangunan yang dahulu menjadi bagian dari fakultas hukum di Universitas Nasional Otonom Meksiko, seperti yang diungkapkan oleh Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) dalam pernyataannya.
-
Dari mana asal lempengan batu fosil ular berkaki empat? Anehnya, lempengan batu pada fosil tersebut berasal dari lokasi yang berjarak beribu-ribu kilometer dari tempatnya berada saat ini.Lempengan pada fosil tersebut ternyata berasal dari sebuah situs geologi dari formasi Crato, Brasil.
-
Dimana kepala ular raksasa itu ditemukan? Pasca kejadian gempa bumi yang berkekuatan 7,6 skala richter ini telah merusak beberapa bangunan dan salah satu sekolah hukum di kota ini.
-
Kapan ular ditemukan? Seekor ular muncul di tengah banjir yang merendam permukiman warga di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Jumat, (1/12/2023).
-
Dimana arkeolog menemukan gambar? Lokasi situs ini mengejutkan karena dua alasan, yaitu jaraknya jauh dari sumber air terdekat, Danau Nubia, yaitu lebih dari 97 kilometer, dan lanskap gersang yang tidak ideal untuk beternak hewan bertanduk besar, kata para penulis penelitian.
-
Dimana artefak batu tersebut ditemukan? Artefak batu kuno yang terbuat dari obsidian tersebut terletak sejauh 3.218 kilometer dari Oregon Tengah.
Arkeolog Temukan Meterai Batu Berusia 2.800 Tahun, Ada Gambar Ular Berkepala Tujuh
Para arkeolog menemukan sebuah artefak batu kecil yang sangat penting di dataran tinggi yang diklaim sebagai wilayah Israel.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Mythology of Near East, benda tersebut ternyata segelatau meterai berusia 2.800 tahun. Menurut para arkeolog, artefak itu merupakan "mata rantai yang hilang" dalam perkembangan motif populer yang muncul dalam Alkitab dan mitologi Yunani.
"Artefak "spektakuler" "menempati tempat khusus dalam sejarah transmisi mitos yang panjang dan sebagian besar tidak diketahui," tulis Christoph Uehlinger, penulis studi tersebut, dikutip dari Bellingham Herald, Jumat (23/2).
Segel yang ditemukan selama penggalian arkeologi di Tel Hazor pada tahun 2022 ini menunjukkan urutan pertempuran yang mengerikan.
Uehlinger menyatakan, seekor ular berkepala tujuh menyerang manusia dengan tombak. Di pinggirannya ada gambar sepasang monyet, scarab (sejenis kumbang), dan griffin (makhluk mitologis bersayap, bertubuh singa, dan berkepala elang).
Meterai ini, yang panjangnya sekitar 3,81 cm, berasal dari sekitar tahun 800 SM dan kemungkinan besar dibuat oleh orang Fenisia, yang tinggal di sekitar Levant.
Motif seorang pahlawan yang membunuh ular berkepala tujuh jauh lebih tua daripada artefak itu sendiri, pertama kali muncul sekitar 2.500 SM di Mesopotamia.
Simbol ini mulai tersebar di seluruh wilayah tersebut dari sana, sebelum akhirnya muncul di Suriah, Fenisia, dan Israel.
Uehlinger menyatakan, Yahweh (Tuhan dalam bahasa Ibrani), adalah sosok pahlawan yang berperang melawan leviathan. Berabad-abad kemudian, motif ini muncul pertama kali dalam Alkitab Kristen, di mana binatang ular bertarung melawan malaikat dalam kitab Wahyu. Kemudian muncul lagi dalam mitologi Yunani, dimana Hercules terkunci dalam pertempuran dengan Hydra, makhluk ular yang memiliki banyak kepala.
Para peneliti, yang hanya tahu sedikit tentang evolusi gambar ini selama ribuan tahun pertama dan kedua sebelum Masehi, kebingungan karena keberadaan gambar ini ada di mana-mana, meskipun dengan variasi yang tidak jelas. Namun demikian, Uehlinger menyatakan dalam sebuah email bahwa Segel Hazor yang baru ditemukan kini "memberikan hubungan nyata dari Fenisia ke Israel."
Hal ini juga mendukung hipotesis bahwa motif ini pertama kali menyebar dari Fenisia ke Israel, di mana motif ini mungkin telah menyebar lebih jauh. "Juru tulis/filsuf Fenisia mungkin melestarikan dan menyebarkan tradisi yang mungkin mereka warisi dari Ugarit (sebuah kota kuno di Suriah) sejak zaman Perunggu Akhir," kata Uehlinger.
Uehlinger mengatakan tidak diketahui bagaimana motif tersebut menyebar ke dunia luas dan menjadi bagian dari mitologi populer Hercules.