Arkeolog Temukan Kasus Down Syndrome Sudah Ada Sejak Abad ke-13 SM, Penderitanya Dikubur dengan Kalung Khusus
Bukti kasus down syndrome ditemukan pada kerangka seorang bayi dari abad ke-13 SM.
Bukti kasus down syndrome ditemukan pada kerangka seorang bayi dari abad ke-13 SM.
-
Siapa yang menemukan kerangka bayi Zaman Es? Kerangka bayi ini ditemukan di Italia selatan pada 1998 silam dan dikenal dengna nama 'bayi Grotta delle Mura'.
-
Apa temuan yang diungkap oleh DNA kuno? Temuan DNA Kuno Ungkap Proses Kawin Silang Antar Manusia Purba
-
Dimana penemuan benda pemakaman abad ke-14 terjadi? Satu set komuni perak abad ke-14 (tempat piala dan wafer) dan harta karun berupa 70 koin perak ditemukan dalam proyek penelitian oleh Institut Arkeologi Nasional Hongaria (Nemzeti Régészeti Intézet) di dekat Danau Tisza.
-
Dimana ditemukan tengkorak gadis Yunani kuno? Fosil tengkorak dengan hiasan kepala ini di antara beberapa koleksi tengkorak perempuan dan gadis yang ditemukan di Pemakaman Utara di Patras yang berasal dari periode Helenistik.
-
Dimana bukti tertua ditemukan? Arkeolog menemukan bukti tertua keberadaan agama atau keyakinan di dalam sebuah gua di Jerman pada 1939 silam.
-
Siapa yang menemukan fosil bayi manusia purba? Di antara kerangka manusia Neanderthal yang ditemukan di sebuah gua di Prancis, peneliti menemukan fosil atau tulang panggul bayi manusia modern.
Arkeolog Temukan Kasus Down Syndrome Sudah Ada Sejak Abad ke-13 SM, Penderitanya Dikubur dengan Kalung Khusus
Down syndrome bukan kelainan yang baru ditemukan pada zaman modern, tetapi sudah ada sejak abad ke-13 SM. Bukti kasus down syndrome ini ditemukan di Pulau Aegina, Yunani dan menjadi bukti kasus down syndrome pertama di Yunani kuno.
Pada abad ke-13 SM terdapat hasil analisis DNA pada kerangka bayi berusia 12-16 bulan asal Mycenaean. Hasil analisis menunjukkan bahwa bayi tersebut menderita down syndrome.
Sumber: Greek Reporter
Sindrom ini adalah suatu kondisi genetik di mana seseorang dilahirkan dengan salinan tambahan kromosom 21. Artinya, mereka memiliki total 47 kromosom, bukan 46. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan otak dan tubuh mereka.
Setelah kematiannya, bayi itu dimakamkan dengan kalung yang terbuat dari 93 manik-manik faience dan vitreous, serta enam manik-manik cornelian, sebuah temuan yang menunjukkan perawatan yang diterimanya dalam hidup dan mati.
Penggalian yang dimulai sejak tahun 2005 oleh Departemen Sejarah dan Arkeologi Universitas Nasional dan Kapodistrian Athena (EKPA) telah menghasilkan temuan yang menarik. Direktur penggalian, Profesor Emeritus Arkeologi di EKPA, Naya Polychronakou-Sgouritsa, menjelaskan bahwa pemukiman Lazarids berkembang selama periode Istana abad ke-14 dan ke-13 SM, memainkan peran penting dalam peristiwa di Teluk Argosaronic.
"Temuan ini menunjukkan perkembangan pemukiman Lazarids dalam dua abad periode Istana dan peran pentingnya dalam peristiwa-peristiwa pada masa itu," ujarnya kepada Kantor Berita Makedonia Athena (AMNA).
Penelitian mendalam dilakukan untuk mengungkap keadaan bayi perempuan tersebut. Dr. Eleanna Prevedorou, seorang ahli bioarkeologi, menyatakan bahwa bayi tersebut mengalami kondisi yang menyebabkan rasa sakit yang serius.
Kerangka bayi penderita down syndrome yang meninggal pada abad ke-13 SM.
“Dia adalah seorang gadis kecil yang menghabiskan sebagian besar, jika tidak seluruh, hidupnya dalam keadaan sakit dan menderita rasa sakit yang hebat,” ungkap Prevedorou.
Analisis genetik di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusioner, Jerman, mengonfirmasi bahwa anak itu juga menderita down syndrome. Namun, masih belum jelas sejauh mana masalah kesehatan yang parah berhubungan dengan sindrom ini.
Naia Polychronakou-Sgouritsa menegaskan temuan ini penting karena merupakan kasus down syndrome pertama yang tercatat di Yunani Kuno. Namun, dia juga menyadari bahwa kemungkinan masih ada kasus lain yang belum terungkap.
Temuan ini membuka jendela baru dalam pemahaman tentang kondisi kesehatan dan perawatan medis di Yunani Kuno.