Bukti Tertua Keberadaan Agama di Dunia Ditemukan di Dalam Gua Terpencil, Usianya 40.000 Tahun
Patung Mungil Ini Jadi Bukti Tertua Keberadaan Agama di Dunia, Usianya 40.000 Tahun
Benda itu dianggap sebagai bukti tertua adanya keyakinan tertentu yang dipraktikkan manusia.
-
Dimana lukisan gua tertua di dunia ditemukan? Lukisan gua tertua di dunia ditemukan ilmuwan di Gua Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.
-
Dimana lukisan gua tertua ditemukan? Lukisan gua itu ditemukan di Gua Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.
-
Di mana letak gua prasejarah? Berlokasi di Umm Jirsan, para peneliti menemukan banyak bukti yang sudah ada sejak periode Neolitikum hingga Chalcolithic/ Zaman Perunggu atau sekitar 10.000-3.500 tahun yang lalu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di gua purba? Para arkeolog menemukan simbol 'suka' ini saat melakukan pembersihan berkala dan konservasi lukisan batu prasejarah Lascaux yang terkenal di dekat desa Montignac, Prancis Selatan.
-
Di mana makam tertua di dunia berada? Tumulus Bougon merupakan makam yang paling tua di dunia. Struktur tertua dari Tumulus Bougon berasal dari tahun 4800 SM. Struktur tersebut adalah sekelompok lima gerobak Neolitikum yang terletak di dataran tinggi batu kapur di Bougon, Perancis.
-
Di mana jejak kaki manusia tertua ditemukan? Peneliti menemukan jejak kaki manusia purba di pantai di Maroko.
Bukti Tertua Keberadaan Agama di Dunia Ditemukan di Dalam Gua Terpencil, Usianya 40.000 Tahun
Arkeolog menemukan bukti tertua keberadaan agama atau keyakinan di dalamsebuah gua di Jerman pada 1939 silam.
Dilansir Live Science, bukti itu berupa artefak patung kecil berukuran 31 sentimeter terbuat dari gading mammoth atau gajah purba. Patung itu berbentuk makhluk setengah manusia setengah singa yang disebut Lion Man.
Ini adalah bukti paling awal yang kita miliki tentang keyakinan dan praktik, dan menunjukkan kemampuan unik manusia untuk mengkomunikasikan apa yang ada di pikiran kita melalui objek.
Patung unik itu diyakini berusia 40.000 tahun.
Faktanya, ketika para peneliti melakukan eksperimen beberapa tahun kemudian menggunakan alat-alat zaman es, termasuk kepingan batu api,
mereka menentukan manusia pembuatnya akan membutuhkan sekitar 400 jam untuk menyelesaikan patung itu.
Karena waktu yang dibutuhkan untuk menciptakan satu karya ini sangat lama — terutama di kondisi keras yang disebabkan oleh zaman es — para peneliti berpendapat ukiran ini kemungkinan digunakan untuk tujuan seremonial.
Kesimpulan ini diperkuat oleh pola keausan yang ditemukan pada tubuh patung tersebut, yang menunjukkan barang ini dipindahkan dari satu orang ke orang lain.
Oleh karena itu, artefak ini dianggap sebagai bukti tertua keyakinan religius di dunia.
Selama bertahun-tahun, Lion Man dianggap sebagai gambaran therianthrope tertua, atau sosok bagian manusia, bagian hewan.
Therianthrope adalah "bukti kemampuan untuk membayangkan adanya makhluk supernatural, sesuatu yang tidak ada dalam kehidupan nyata," kata Adam Brumm, arkeolog di Universitas Griffith Australia kepada Live Science.
Namun kini, seni cadas yang baru saja diberi tanggal di sebuah gua di Indonesia menunjukkan therianthrope yang bahkan lebih tua. Itu artinya manusia telah membayangkan campuran manusia-hewan sekitar 51.200 tahun yang lalu.
Gua tempat patung Lion Man ditemukan juga dipenuhi dengan gigi rubah arktik yang berlubang dan tanduk rusa kutub, menunjukkan gua tersebut digunakan sebagai tempat untuk melakukan ritual.