“Komputer Tertua di Dunia” Usianya 2.000 Tahun Akhirnya Terungkap Kegunaannya
Sebuah artefak kuno yang berasal dari abad kedua SM, menjadikannya "komputer tertua di dunia."


Para peneliti mengatakan bahwa mereka telah menggunakan metode gelombang gravitasi mutakhir untuk mengungkap misteri yang hampir berusia 2.000 tahun belum terungkap.
Mengutip Futurism, Jump (12/7), pada tahun 1901, peneliti menemukan apa yang sekarang dikenal sebagai mekanisme Antikythera di bangkai kapal yang tenggelam, sebuah artefak kuno yang berasal dari abad kedua SM, menjadikannya "komputer tertua di dunia."
Lebih dari satu abad setelah penemuannya, para peneliti di University of Glasgow mengatakan bahwa mereka telah menggunakan teknik pemodelan statistik, yang awalnya dirancang untuk menganalisis gelombang gravitasi untuk menunjukkan bahwa mekanisme Antikythera kemungkinan digunakan untuk melacak tahun lunar Yunani.
Singkatnya, ini adalah pertemuan yang menarik antara ilmu pengetahuan modern dan misteri artefak kuno.
Dalam makalah tahun 2021, para peneliti menemukan bahwa lubang yang ditemukan sebelumnya dan teratur pada "cincin kalender" ditandai untuk menggambarkan "gerakan matahari, bulan, dan kelima planet yang dikenal di zaman kuno serta bagaimana mereka ditampilkan di depan sebagai kosmos Yunani kuno"
Sekarang, dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di Jurnal Resmi Institut Horologi Inggris, peneliti gelombang gravitasi dari University of Glasgow Graham Woan dan rekan peneliti Joseph Bayley menunjukkan bahwa cincin tersebut kemungkinan dilubangi dengan 354 lubang, yang kebetulan adalah jumlah hari dalam satu tahun lunar.
Para peneliti menolak kemungkinan bahwa itu digunakan untuk mengukur tahun matahari.
"Sebuah cincin dengan 360 lubang sangat tidak mungkin, dan satu dengan 365 lubang tidak masuk akal, mengingat asumsi model kami," tulis makalah mereka.
Tim peneliti menggunakan model statistik yang berasal dari penelitian gelombang gravitasi, termasuk data dari Observatorium Gelombang Gravitasi Interferometer Laser (LIGO), sebuah eksperimen fisika skala besar yang dirancang untuk mengukur riak dalam ruang waktu jutaan tahun cahaya dari Bumi.
"Ada simetri yang rapi bahwa kami telah mengadaptasi teknik yang kami gunakan untuk mempelajari alam semesta saat ini untuk memahami lebih lanjut tentang mekanisme yang membantu orang melacak pergerakan langit hampir dua milenium yang lalu," tambahnya.
"Kami berharap temuan kami tentang mekanisme Antikythera, meskipun tidak se-spektakuler yang ditemukan oleh Indiana Jones, akan membantu memperdalam pemahaman kami tentang bagaimana perangkat luar biasa ini dibuat dan digunakan oleh orang-orang Yunani," kata Woan.