Giant Jars di Kota Kuno Israel Membingungkan Arkeolog
Giant Jars di Kota Kuno Israel Membingungkan Arkeolog
Pithoi, guci besar yang populer di wilayah Mediterania pada Zaman Perunggu pernah banyak ditemukan di kawasan itu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Israel? Para arkeolog baru-baru ini menemukan permainan ramalan kuno Yunani, berasal dari sekitar 2.300 tahun yang lalu.
-
Apa temuan arkeolog di kuil? Arkeolog di Peru menemukan kuil yang digunakan untuk upacara berusia 4.000 tahun. Selain itu, ditemukan juga kerangka manusia di dalam kuil tersebut.
-
Bagaimana arkeolog melihat isi gua? Arkeolog di Spanyol menemukan gua purba yang sulit dijangkau dan mengerahkan drone untuk melihat isi gua tersebut.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di gurun Sinai? Ahli Mesir kuno atau Egyptologi menemukan reruntuhan asrama atau rumah peristirahatan di gurun Sinai, Mesir.
-
Bagaimana guci kuno itu ditemukan? Situs ini pertama kali menjadi perhatian publik ketika pemburu harta karun melakukan penggalian ilegal pada tahun sebelumnya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Arkeolog Dikejutkan dengan Penemuan Fosil Dinosaurus Bertangan Mungil Menariknya tangan dinosaurus ini lebih kecil dibandingkan T-Rex. Tyrannosaurus rex dikenal sebagai dinosaurus buas yang memiliki tangan kecil. Kini, kelompok dinosaurus dengan karakteristik seperti itu mendapat anggota baru dengan ditemukannya sebuah spesies dinosaurus baru di Formasi La Colonia, Patagonia, Amerika Selatan.
Giant Jars di Kota Kuno Israel Membingungkan Arkeolog
Namun produksi benda itu kemudian berhenti di akhir Zaman Perunggu.
Pithoi tiba-tiba muncul kembali di Tel Burna—sebuah kota kecil di Israel tengah.
Meskipun Tel Burna tidak memiliki arti penting atau letak strategis pada Zaman Perunggu Akhir, kota ini kaya akan barang impor dari Siprus. Pada masa itu, perdagangan jarak jauh melalui darat dan laut sedang berkembang pesat, dan barang-barang dari berbagai wilayah mencapai daratan, termasuk Tel Burna.
Namun, yang membingungkan adalah mengapa pembuat tembikar di Israel tengah tidak lagi membuat pithoi, meskipun terus memproduksi amphorae, semacam toples keramik yang lebih kecil dan ramping.
Pada Zaman Perunggu Akhir, masyarakat Tel Burna mulai membuat guci raksasa dengan gaya lokal. Sementara itu, pithoi dari Siprus digunakan dengan cara yang mungkin tidak dimaksudkan oleh pembuatnya.
Dilansir Haaretz, penelitian tentang pithoi ini dipublikasikan di Cambridge Archaeological Journal oleh Dr. Matthew Susnow dari Universitas Ibrani, Dr. Chris McKinny dari Gesher Media, dan Prof. Itzhaq Shai dari Universitas Ariel.
Mereka membedakan antara pithoi dan amphorae.
Pithoi berukuran besar dengan leher lebar, sementara amphorae lebih kecil dengan leher sempit dan selalu memiliki dua pegangan serta alas yang runcing.
Pithoi bisa mencapai tinggi 1 hingga 2 meter, sedangkan amphorae biasanya hanya sekitar 45 sentimeter. Amphorae digunakan untuk mengangkut minyak, anggur, dan sereal, sementara pithoi lebih cocok untuk penyimpanan jangka panjang di darat.
Keterampilan membuat tembikar di Syam muncul segera setelah adanya pertanian, sekitar 8.400 tahun lalu.
Pembuat tembikar di sekitar Mediterania mulai membuat toples besar untuk menyimpan biji-bijian dan cairan. Sekitar 6.000 tahun lalu, pembuatan pot keramik raksasa muncul secara rutin seiring dengan meningkatnya kebutuhan penyimpanan.
Pada Zaman Perunggu, pithoi digunakan di sekitar cekungan Mediterania. Di Siprus, ada "Rumah Pithos" yang menyimpan banyak guci besar.
Di Kanaan, pithoi dibuat menggunakan tanah liat lokal dan bentuk dekoratif lokal.
Namun, pada akhir Zaman Perunggu Tengah, pembuatan pithos di Levant tampaknya menghilang, dan pembuat tembikar terus memproduksi amphorae untuk perdagangan.
Peran Kanaan dalam perdagangan internasional terlihat dari bangkai kapal Uluburun yang sarat dengan barang-barang dari berbagai peradaban di sekitar Mediterania.
Kapal ini juga membawa pithoi dari Siprus, yang mungkin berisi mangkuk dan artefak keramik lainnya.
Tel Burna, yang diidentifikasi sebagai kota Libnah yang memberontak menurut Alkitab, menunjukkan bukti penggunaan pithoi untuk tujuan seremonial.
Pithoi Aegea yang ditemukan di sana mungkin telah digunakan kembali dalam konteks pemujaan. Hal ini menunjukkan bahwa eksotisme barang impor mungkin mendorong pembuat tembikar lokal untuk menghasilkan benda-benda baru dengan gaya lokal.
Pithoi besar ini diangkut dari Siprus ke Tel Burna melalui laut dan darat, menunjukkan upaya besar untuk membawa guci-guci ini ke lokasi terpencil.