Melelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
Melelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
Usia artefak-artefak itu memberikan wawasan mengenai aktivitas di wilayah tersebut.
-
Apa temuan penting dari gua Zaman Es? Menurut para ilmuwan, temuan ini dapat membuka wawasan baru mengenai kehidupan para pemburu-pengumpul di Zaman Es akhir.
-
Apa saja artefak yang ditemukan? Sebagian besar artefak yang mudah rusak terbuat dari kayu, termasuk wadah kulit pohon betula, batang proyektil, dan tongkat jalan. Artefak lainnya dibuat dengan menggunakan tulang hewan termasuk sepatu bot kulit yang dijahit dan alat-alat tulang dan tanduk yang diukir.
-
Di mana alat seluncur es kuno itu ditemukan? Ketika melakukan penggalian di pusat kota, mereka menemukan alat seluncur es yang terbuat dari tulang hewan berusia 1.000 tahun.
-
Apa artefak yang ditemukan? Peneliti menemukan sisa-sisa ramuan halusinogen Mesir kuno di dalam sebuah vas bunga berusia 2.200 tahun.
-
Apa artefak kuno yang ditemukan di Swedia? Sebuah tim penelitian internasional yang dipimpin ahli arkeologi maritim Staffan von Arbin dari Universitas Gothenburg Swedia mengonfirmasi penemuan sebuah meriam dari abad ke-14. Meriam ini ditemukan di lepas pantai barat Swedia, kemungkinan menjadi meriam kapal tertua di Eropa.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di dalam es? Terperangkap di dalam es itu terdapat lebih dari 1.700 spesies virus — hampir semuanya baru bagi sains.
Melelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
Cairnya es di Norwegia mengungkap lebih dari 2000 artefak manusia, beberapa di antaranya berasal dari tahun 4000 SM, sehingga memungkinkan arkeolog untuk merekonstruksi gambaran rinci tentang kehidupan di ujung utara Eropa.
Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Ilmu Pengetahuan Terbuka Royal Society, sebuah tim yang dipimpin oleh James Barrett dari McDonald Institute for Archaeological Research di Universitas Cambridge, Inggris, melaporkan penanggalan radiokarbon dari 153 temuan yaitu panah, perkakas, ski, kain perca, perlengkapan kuda, dan “tongkat pengusir” – tiang yang digunakan dalam berburu rusa.
Semua barang tersebut ditemukan dari pencairan es di wilayah Jotunheimen dan daerah pegunungan sekitar Oppland.
Usia artefak-artefak itu memberikan wawasan mengenai aktivitas di wilayah tersebut, dengan pola umum yang menunjukkan populasi dan praktik perburuan meningkat dan menurun seiring dengan perubahan iklim.
Pada saat cuaca sangat dingin, tanda-tanda kehadiran manusia berkurang–diperkirakan karena mereka tergusur oleh es–dan muncul kembali pada saat cuaca lebih hangat.
Sebagian besar artefak dikaitkan dengan perburuan rusa, dan ini mungkin menjelaskan anomali signifikan dalam tren peningkatan kehadiran manusia selama periode hangat.
Salah satu masa tersibuk di Oppland bertepatan dengan salah satu masa terdingin–Zaman Es Kecil Antik Akhir, yang berlangsung dari tahun 536 hingga 660 M.
“Ini adalah masa pendinginan,” kata Barrett. “Panen mungkin gagal dan populasi mungkin menurun.
Namun yang luar biasa, temuan-temuan dari es tersebut mungkin terus berlanjut selama periode ini, menunjukkan pentingnya perburuan di gunung, terutama untuk rusa kutub, meningkat untuk melengkapi kegagalan panen pertanian pada saat suhu rendah.”
Setidaknya jika diukur dari jumlah penemuan yang terjadi antara abad ke-8 dan ke-10 Masehi, tepat sebelum periode yang dikenal sebagai Zaman Viking.
Hal tersebut menurut Barrett, mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah kota yang terjadi di seluruh Eropa selama periode ini.
Dalam konteks Norwegia, perluasan ini akan menciptakan pasar yang berkembang untuk produk-produk rusa kutub, dan dengan demikian akan meningkatkan aktivitas perburuan.
Penemuan artefak menurun sejak abad ke-11, awal periode Abad Pertengahan. Salah satu rekan penulis Barrett, Lars Pilø, berpendapat hal ini mencerminkan perubahan strategi dalam praktik berburu.
“Saat ini, perburuan rusa kutub digantikan dengan teknik pemanenan massal termasuk sistem perangkap berbentuk corong,” katanya.
“Perburuan intensif seperti ini mungkin mengurangi jumlah rusa liar.”
Penurunan aktivitas perburuan terus berlanjut, mencapai titik terendah sekitar 300 tahun kemudian, hal ini sebagian disebabkan oleh rendahnya jumlah rusa kutub.
“Saat wabah melanda pada pertengahan abad ke-14, perdagangan dan pasar di wilayah utara juga terkena dampaknya,” kata rekan penulis, Brit Solli.
“Dengan semakin sedikitnya pasar dan berkurangnya jumlah rusa kutub, aktivitas di pegunungan menurun secara signifikan. Penurunan ini mungkin juga dipengaruhi oleh penurunan kondisi iklim selama Zaman Es Kecil.”