Terungkap, Asal Muasal Suara Ketukan Misterius di Sumenep
Pascakejadian itu, dia pastikan kondisi saat ini telah aman. BMKG meminta masyarakat tidak panik.
Fenomena suara misterius berupa ketukan di Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, bikin geger.
Terungkap, Asal Muasal Suara Ketukan Misterius di Sumenep
Asal muasal suara "ketukan" di Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Jawa Timur, telah ditemukan. Ada beberapa kemungkinan yang disebut sebagai penyebab kemunculan suara misterius dari dalam tanah itu. Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Tretes, Suwarto mengatakan, setelah melakukan proses observasi, pihaknya telah mengambil beberapa kesimpulan atas dasar hipotesa atau dugaan dari fenomena suara ketukan misterius di Sumenep, Madura itu. Pertama, dari segi tektonik, geologi yang ada dianggap belum terpetakan adanya sesar. Dari kegempaan juga kalau melihat getaran dan bunyi bukan event gempa bumi.
"Jadi getarannya kecil jadi secara geologi itu bukan suatu peristiwa gempa bumi."
Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Tretes, Suwarto kepada merdeka.com, Selasa (15/8).
@merdeka.com
Kemungkinan ke dua, diduga ada tekanan gas di bawah tanah. Hal itu memungkinkan terjadi lantaran Pulau Madura diketahui terdapat cadangan minyak. "Bisa jadi ada tekanan gas tapi itu juga kalau kita ketahui kalau di Madura itu kan ada cadangan minyak atau hidro karbon di situ. Jadi itu ada tekanan gas tapi itu juga kecil kemungkinan, (karena) disekitar tidak ada kebocoran gas tidak ada yang mengarah ke situ," kata Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Tretes, Suwarto.
Hipotesa ketiga, diduga ada rongga pada kawasan tersebut. Sebab, secara geografis daerah yang dimukimi warga itu merupakan daerah batuan karst. "Ketiga lebih condong pada kemungkinan rongga, karena batuannya karst itu kan karakteristiknya berongga. Itu yang paling mungkin, ketika ada suara itu kan karena ada ruang kosong sehingga ketika ada suara itu kan merambat, kemungkinan besarnya itu," kata Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Tretes, Suwarto.
Soal ketukan, ada beberapa analisa pula yang disampaikannya. Pertama karena kondisi kering di bawah tanah sehingga mengalami pelapukan. "Atau kandungan airnya berkurang sehingga ada material yang jatuh semacam itu atau bertumbukkan, sehingga menimbulkan suara atau bisa jadi dibawah ada rongga aliran air yang membawa material dan saling bertumbukkan jadi menimbulkan suara. Kalau lihat dari video itu suaranya kecil tidak sampai radius 10 meter," ujar Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Tretes, Suwarto.
Setelah temuan fenomena itu, BMKG akan mengambil langkah pengamatan dari sisi gempa bumi atau fenomena alamnya saja. Sehingga, bila ada upaya pengeboran maka hal itu harus dari inisiatif pihak terkait. "Pihak setempat yang punya inisiatif dan melihat urgensinya. Kalau melihat volume suara tidak begitu signifikan. Kalau menurut saya tidak perlu ngebor tapi menggunakan metode lain pakai georadar discan kayak 3 dimensi, di bawah permukaan dengan catatan kedalamannya tidak terlalu dalam, itu bisa lebih detail," ujar Suwarto.
Pascakejadian itu, dia pastikan kondisi saat ini telah aman. BMKG meminta masyarakat tidak panik.
"Tidak perlu panik, police line sudah diambil hasil observasi kemarin data dari seismograf menunjukkan geologinya cukup keras, artinya ketika ada getaran akan aman secara bangunan rumah, geologinya juga padat," Suwarto.