Analisis BMKG Penyebab Gempa Magnitudo 4,8 di Sumedang
BMKG saat ini terus mengkaji beberapa potensi sesar aktif yang ada di Sumedang.
Ada tiga wilayah di Sumedang yang mengalami kerusakan parah akibat gempa.
Analisis BMKG Penyebab Gempa Magnitudo 4,8 di Sumedang
Gempa terakhir terjadi pada Minggu (31/12) malam, beberapa jam sebelum pergantian tahun.
Rentetan gempa bumi yang terjadi di Sumedang berasal dari sesar aktif. Masyarakat diminta tetap tenang namun waspada dengan potensi gempa susulan.
Kepala Stasiun Geofisika dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Bandung Teguh Rahayu mengaku, masih mencari tahu mengenai sesar yanh dimaksud.
"Kami memprediksi bahwa ini adalah aktivitas dari sesar-sesar lokal yang ada di wilayah Sumedang, tapi kami belum bisa menyampaikan bahwa ini dari sesar apa, namun yang jelas dari sesar-sesar aktif yang berada di sekitar Sumedang," ujar Teguh.
Mengenai potensi gempa susulan, pihaknya akan terus memantau dan segera menginformasikannya. Meski demikian, bencana gempa bumi tidak bisa diketahui secara pasti kapan terjadinya, kekuatannya, maupun lokasinya.
BMKG saat ini terus mengkaji beberapa potensi sesar aktif yang ada di Sumedang. Di sisi lain, mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, waspada, meningkatkan mitigasi, dan jangan terjebak dengan hoaks. Pihaknya akan terus menginformasikan secara berkala.
"Yang namanya gempa tidak bisa kita prediksi kapan terjadinya, berapa kekuatannya dan yang lokasinya tapi yang bisa kita lakukan adalah memantau, mudah-mudahan gempanya tidak berlanjut," tuturnya.
"Ada beberapa potensi sesar lokal di Sumedang tapi nanti kita coba kaji lagi karena kita harus hati-hati dalam hal ini. Nanti kalau sudah terdeteksi ataupun ada indikasi dari sesar mana akan kita sampaikan," ia melanjutkan.
Diketahui, di penghujung tahun 2023, Jawa Barat diguncang empat kali gempa. BMKG mencatat, gempa pertama terjadi di Kabupaten Pangandaran pukul 11.52 dengan magnitudo (M) 5.
Kemudian tiga kali gempa terjadi di Kabupaten Sumedang pada pukul 14.35 magnitudo 4.1, disusul pukul 15.38 dengan magnitudo 3.4, dan pukul 20.34 magnitudo 4.8.
"Pada saat gempa di Pangandaran kebetulan Pak Pangdam dan Pak Kapolda ada di lokasi dan alhamdulillah tidak ada apa-apa dan masyarakat juga tidak panik," kata Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin.
Khusus untuk gempa Sumedang, ia mendapat informasi mengenai kerusakan fasilitas umum. Ia memastikan petugas dari BPBD berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten Sumedang.
Salah satu titik yang menjadi fokus penanganan adalah RSUD Sumedang yang membuat pasien harus dievakuasi keluar gedung karena bangunan mengalami sejumlah kerusakan.
"Barusan Penjabat Bupati Sumedang melaporkan bahwa beliau konsentrasi di RSUD dulu karena sedang menunggu hasil asesmen. Yang di rumah-rumah warga juga masih menunggu hasil laporan," katanya.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tapi waspada," kata dia.
Sementara itu BPBD Jabar melaporkan hasil pendataan sementara dampak gempa di beberapa wilayah di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung.
Di wilayah Kabupaten Sumedang, tercatat dampak gempa terjadi di Kecamatan Sumedang Utara, Kecamatan Sumedang Selatan, Kecamatan Tanjungmedar, Kecamatan Tanjungkerta, Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Rancakalong, Kecamatan Pamulihan dan Kecamatan Surian.
Kerusakan terjadi di 132 rumah, satu fasilitas kesehatan dan empat fasilitas pendidikan. Tiga orang tercatat mengalami luka ringan.
Di Kabupaten, dampak gempa terjadi di Kecamatan Arjasari dan Kecamatan Cicalengka. Satu rumah dan satu fasilitas kesehatan terdampak gempa.