Menilik Asal Usul Sumenep, Daerah yang Mengalami Empat Zaman, Kini Punya Pelabuhan Terbanyak di Jatim
Pernah jadi daerah di bawah bayang-bayang Jawa hingga jadi daerah khusus
sumenep![Menilik Asal Usul Sumenep, Daerah yang Mengalami Empat Zaman, Kini Punya Pelabuhan Terbanyak di Jatim](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/6/19/1718763330274-kjfy5.jpeg)
Pernah jadi daerah di bawah bayang-bayang Jawa hingga jadi daerah khusus
![Menilik Asal Usul Sumenep, Daerah yang Mengalami Empat Zaman, Kini Punya Pelabuhan Terbanyak di Jatim](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/19/1718763290407-on5kp.jpeg)
Menilik Asal Usul Sumenep, Daerah yang Mengalami Empat Zaman, Kini Punya Pelabuhan Terbanyak di Jatim
![Menilik Asal Usul Sumenep, Daerah yang Mengalami Empat Zaman, Kini Punya Pelabuhan Terbanyak di Jatim](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/19/1718763469164-me0i6.jpeg)
Kabupaten Sumenep mengalami empat zaman. Mulai dari zaman keraton (feodal), keraton dalam bayang-bayang VOC dan kolonialisme (neo feodal), runtuhnya sistem keraton (akhir abad 19), dan era kedaulatan RI (1945).
-
Apa itu Tari Sintung Sumenep? Tari Sintung merupakan salah satu ekspresi keimanan umat muslim di Kabupaten Sumenep kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-
Apa itu Sebelik Sumpah? Sebelik Sumpah, sebuah cendera mata atau sejenis perhiasan milik Orang Rimbo di Provinsi Jambi. Tiap daerah di Indonesia memiliki kerajinan tradisional yang digunakan sebagai perhiasan atau cendera mata oleh penggunanya. Bahkan, benda tersebut disebut-sebut memiliki kisah dan mitos dibaliknya.
-
Apa itu Serumbung Sumur? Serumbung sumur merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813. Ini dia serumbung sumur yang merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Di mana Sumarna berjualan? Biasanya pembeli datang langsung ke rumahnya.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
Zaman Feodal
Zaman keraton jilid pertama yakni saat Adipati Madura Aria Wiraraja berkedudukan di Sumenep. Saat itu, Sumenep berada di bawah bayang-bayang Jawa (Singasari).
Mengutip situs resmi Pemkab Sumenep, usai Kerajaan Singasari runtuh, tiba lah era baru yakni era Majapahit yang dimulai tahun 1393 masehi. Pada masa Majapahit, Sumenep tercatat sebagai konseptor sekaligus bidan.
Berkat kepiawaian Wiraraja (Banyak Wide), Dyah Wijaya (menantu Raja Singasari terakhir, sekaligus keturunan laki-laki dari Ken Arok), berhasil merebut kembali mahkota Wangsa Rajasa.
Dyah Wijaya berterima kasih kepada Wiraraja dengan menjadikan Sumenep sebagai wilayah khusus.
Dyah Wijaya memberikan separuh wilayah Majapahit kepada Wiraraja. Wilayah yang diberikan saat itu kini dikenal sebagai daerah Lumajang.
Sementara Wiraraja memimpin Lumajang, Sumenep diberikan kepada sang adik, Aria Bangah.
![Menilik Asal Usul Sumenep, Daerah yang Mengalami Empat Zaman, Kini Punya Pelabuhan Terbanyak di Jatim](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/19/1718764261343-r0o1u.jpeg)
Pada masa-masa kerajaan berikutnya, Sumenep tetap dalam bayang-bayang Jawa. Puncaknya, pada tahun 1620-an masehi, Sumenep dan seluruh wilayah Madura jatuh ke tangan Kerajaan Mataram.
- Kapolsek Mandau Basah-basahan Bawa Sembako ke Lokasi Banjir
- Menilik Desa Sekar Gumiwang yang Berada di Tengah Waduk Gajah Mungkur, Sempat Muncul saat Musim Kemarau
- Menhub Ungkap Penyebab Arus Balik Sumatera ke Jawa Masih Landai
- Samosir Diguncang Gempa 51 Kali sejak Dini Hari
- Dinas Pariwisata: Konser Sheila on 7 di Medan Bisa Datangkan Banyak Pelancong
- VIDEO: Tegas PDIP di DPR Tolak Pemberian Izin Tambang, Ormas Keagamaan Bukan untuk Cari Untung!
Zaman Kolonialisme
Kedatangan bangsa asing ke nusantara, membuka pintu perubahan zaman bagi Sumenep. Perlawanan Pangeran Madura bernama Trunojoyo pada pertengahan abad 17, menarik simpati rakyat kecil.
Saat melawan penjajah, mau tidak mau penguasa (keraton) dengan rakyat harus bersatu. Pada masa ini, wibawa keraton masih terjaga. Rakyat kecil masih menjunjung bahasa krama inggil saat berhubungan dengan pihak keraton.
![Menilik Asal Usul Sumenep, Daerah yang Mengalami Empat Zaman, Kini Punya Pelabuhan Terbanyak di Jatim](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/19/1718764634029-ezh1u.jpeg)
Perkembangan situasi sedikit menyulitkan penguasa di Sumenep dan daerah lain do Madura. Penguasa Jawa (Mataram) yang terjebak dalam perjanjian-perjanjian politik dengan Belanda, mulai kehilangan wibawa akibat perlawanan Trunojoyo.
![Keraton Berakhir, RI Berdaulat<br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/19/1718764689537-fnufg.jpeg)
Keraton Berakhir, RI Berdaulat
Pada tahun 1880-an masehi, sistem keraton dihapuskan. Penguasa lokal ibarat pegawai yang digaji. Perlahan-lahan, struktur pemerintahan dirombak. Hingga akhirnya masuk pada era kedaulatan RI.
Pelabuhan Terbanyak
Kini Kabupaten Sumenep dikenal sebagai daerah dengan pelabuhan terbanyak di Jawa Timur. Banyaknya pelabuhan di kabupaten ini memudahkan akses layanan logistik dan perdagangan.
Mengutip Instagram @jatimpemprov, Kabupaten Sumenep memiliki sembilan pelabuhan. Pelabuhan Kalianget, Pelabuhan Masalembu, Pelabuhan Sapudi, Pelabuhan Raas, Pelabuhan Sapeken, Pelabuhan Kangean, Pelabuhan Keramaian, Pelabuhan Dungkek, dan Pelabuhan Giliyang.
![Menilik Asal Usul Sumenep, Daerah yang Mengalami Empat Zaman, Kini Punya Pelabuhan Terbanyak di Jatim](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/19/1718764763800-84tfm.jpeg)
Banyaknya pelabuhan di Kabupaten Sumenep tak lepas dari banyaknya pulau-pulau kecil di daerah ini.