Menilik Asal Usul Sumenep, Daerah yang Mengalami Empat Zaman, Kini Punya Pelabuhan Terbanyak di Jatim
Pernah jadi daerah di bawah bayang-bayang Jawa hingga jadi daerah khusus
Pernah jadi daerah di bawah bayang-bayang Jawa hingga jadi daerah khusus
Menilik Asal Usul Sumenep, Daerah yang Mengalami Empat Zaman, Kini Punya Pelabuhan Terbanyak di Jatim
Kabupaten Sumenep mengalami empat zaman. Mulai dari zaman keraton (feodal), keraton dalam bayang-bayang VOC dan kolonialisme (neo feodal), runtuhnya sistem keraton (akhir abad 19), dan era kedaulatan RI (1945).
-
Dimana lokasi Air Terjun Sumenep? Lokasinya yakni berada di Tanjung, Kec. Pakis Aji, Kabupaten Jepara.
-
Dimana kasti populer di Sumenep? Kasti paling banyak diminati warga empat kecamatan di Sumenep bagian timur, yakni Gapura, Dungkek, Lapa Taman, Batang-Batang, dan Batu Putih.
-
Siapa yang dijuluki 'Pangeran Sumenep'? Hingga saat ini, Irwan tetap aktif di panggung-panggung musik dangdut di daerah asalnya. Dikenal sebagai 'Pangeran Sumenep' dan kini telah menikah, ia berkomitmen untuk senantiasa memanjakan para penggemarnya.
-
Mengapa Pelabuhan Buleleng jadi situs sejarah? Karena terletak di ujung utara, pelabuhan tersebut menjadi pusat lalu lintas Pulau Bali dari luar pulau bahkan luar negeri. Sekarang, pelabuhan Buleleng menjadi situs wisata sejarah yang bisa dikunjungi para wisatawan dengan banyaknya monumen bersejarah di sekitar pelabuhan.
-
Dimana empu keris di Sumenep berada? Lokasi empu berada di sejumlah titik di Kecamatan Saronggi.
-
Apa bukti Semarang dulunya lautan? Bukti pertama kalau dulu Semarang adalah lautan yaitu lokasi dari Kelenteng Sam Poo Kong yang menjadi tempat berlabuhnya Laksamana Cheng Ho.
Zaman Feodal
Zaman keraton jilid pertama yakni saat Adipati Madura Aria Wiraraja berkedudukan di Sumenep. Saat itu, Sumenep berada di bawah bayang-bayang Jawa (Singasari).
Mengutip situs resmi Pemkab Sumenep, usai Kerajaan Singasari runtuh, tiba lah era baru yakni era Majapahit yang dimulai tahun 1393 masehi. Pada masa Majapahit, Sumenep tercatat sebagai konseptor sekaligus bidan.
Berkat kepiawaian Wiraraja (Banyak Wide), Dyah Wijaya (menantu Raja Singasari terakhir, sekaligus keturunan laki-laki dari Ken Arok), berhasil merebut kembali mahkota Wangsa Rajasa.
Dyah Wijaya berterima kasih kepada Wiraraja dengan menjadikan Sumenep sebagai wilayah khusus.
Dyah Wijaya memberikan separuh wilayah Majapahit kepada Wiraraja. Wilayah yang diberikan saat itu kini dikenal sebagai daerah Lumajang.
Sementara Wiraraja memimpin Lumajang, Sumenep diberikan kepada sang adik, Aria Bangah.
Pada masa-masa kerajaan berikutnya, Sumenep tetap dalam bayang-bayang Jawa. Puncaknya, pada tahun 1620-an masehi, Sumenep dan seluruh wilayah Madura jatuh ke tangan Kerajaan Mataram.
Zaman Kolonialisme
Kedatangan bangsa asing ke nusantara, membuka pintu perubahan zaman bagi Sumenep. Perlawanan Pangeran Madura bernama Trunojoyo pada pertengahan abad 17, menarik simpati rakyat kecil.
Saat melawan penjajah, mau tidak mau penguasa (keraton) dengan rakyat harus bersatu. Pada masa ini, wibawa keraton masih terjaga. Rakyat kecil masih menjunjung bahasa krama inggil saat berhubungan dengan pihak keraton.
Perkembangan situasi sedikit menyulitkan penguasa di Sumenep dan daerah lain do Madura. Penguasa Jawa (Mataram) yang terjebak dalam perjanjian-perjanjian politik dengan Belanda, mulai kehilangan wibawa akibat perlawanan Trunojoyo.
Keraton Berakhir, RI Berdaulat
Pada tahun 1880-an masehi, sistem keraton dihapuskan. Penguasa lokal ibarat pegawai yang digaji. Perlahan-lahan, struktur pemerintahan dirombak. Hingga akhirnya masuk pada era kedaulatan RI.
Pelabuhan Terbanyak
Kini Kabupaten Sumenep dikenal sebagai daerah dengan pelabuhan terbanyak di Jawa Timur. Banyaknya pelabuhan di kabupaten ini memudahkan akses layanan logistik dan perdagangan.
Mengutip Instagram @jatimpemprov, Kabupaten Sumenep memiliki sembilan pelabuhan. Pelabuhan Kalianget, Pelabuhan Masalembu, Pelabuhan Sapudi, Pelabuhan Raas, Pelabuhan Sapeken, Pelabuhan Kangean, Pelabuhan Keramaian, Pelabuhan Dungkek, dan Pelabuhan Giliyang.
Banyaknya pelabuhan di Kabupaten Sumenep tak lepas dari banyaknya pulau-pulau kecil di daerah ini.