Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin
Surabaya pernah jadi daerah paling kuat di Jawa bagian timur
Surabaya pernah jadi daerah paling kuat di Jawa bagian timur
Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin
Pada awal abad 17, Surabaya merupakan daerah paling kuat di Jawa bagian timur serta pelabuhan paling penting di wilayah tersebut. Sayangnya, pada tahun 1625, Surabaya jatuh ke tangan kerajaan Mataram.
-
Kapan Kota Surabaya didirikan? Salah satu episode pahlawan yang terkenal adalah pertempuran antara Raden Wijaya dan Pasukan Mongol di bawah pimpinan Kubilai Khan pada tahun 1293. Peristiwa heroik ini diabadikan sebagai tanggal berdirinya Kota Surabaya, yaitu pada 31 Mei 1293, menciptakan fondasi kuat dari nilai-nilai kepahlawanan yang terus hidup hingga saat ini.
-
Siapa yang bertempur di Surabaya? Para pemuda rela bertempur menghadapi tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
-
Bagaimana Surabaya jadi kota penting di masa kolonial? Pada masa kolonial Hindia Belanda, Surabaya adalah kota penting karena merupakan pelabuhan ekspor-impor di Nusantara.
-
Siapa yang memimpin kerajaan Majapahit? “Dewi Suhita is the 6th King of the Majapahit Kingdom, who has the title Ratu Ayu Kencono Wungu, He led the Majapahit kingdom from 1429 AD - 1447 AD, The beauty and beauty of DEWI SUHITA made everyone admire and fall in love with him“ - Millen
-
Kapan pertempuran besar di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
-
Siapa putra mahkota Keraton Surakarta? Putra mahkota Keraton Surakarta, KGPH Purbaya menjadi bahan pembicaraan karena ia disebut melakukan tabrak lari.
Pemimpin Awal
Setelah jatuh ke tangan kerajaan Mataram, Kadipaten Soerabaia dipimpin oleh seorang bupati bernama Tumenggung Kyai Brondong atau Pangeran Lanang Dangiran. Usai Kyai Brondong lengser, kepemimpinan digantikan Tumenggung Onggodjojo.
Berebut Kekuasaan
Permasalahan suksesi kepemimpinan muncul setelah lengsernya Tumenggung Onggodjojo. Bupati kedua karesidenan Surabaya ini memiliki dua orang putra yang sama-sama ingin jadi pemimpin sebagaimana sang ayah.
Mengutip situs resmi Taman Budaya Jawa Timur, Kadipaten Soerabaia kemudian dibagi menjadi dua yaitu Kadipaten Kasepuhan dan Kadipaten Kanoman.Kadipaten Kasepuhan dipimpin Bupati Raden Tumenggung Panji Condronegoro. Istana Kadipaten Kasepuhan merupakan bangunan yang sekarang menjadi kantor Pos Besar Surabaya.
Sedangkan Kadipaten Kanoman dipimpin bupati Raden Tumenggung Joyodirono I dan beristana di Gentengkali yang saat ini menjadi Taman Budaya Jatim.
Siasat Belanda
Pemecahan dua wilayah Surabaya menjadi Kadipaten Kasepuhan dan Kanoman juga merupakan siasat kolonial Belanda untuk memecah kekuatan Soerabaia. Siasat ini gagal karena dua bersaudara yang memimpin kedua kadipaten itu bersatu melawan kolonial.
Sayangnya, kekuasaan resmi kerajaan Soerabaia selama 375 tahun berakhir karena kerajaan Mataram dikalahkan oleh pihak kolonial pada tahun 1743. Tahun ini menjadi berakhirnya era dua Kadipaten di Soerabaia itu.
Jejak Sejarah
Bangunan yang dulunya merupakan istana Kadipaten Kasepuhan masih berdiri megah hingga sekarang. Bangunan yang difungsikan sebagai Kantor Pos Besar Surabaya ini termasuk bangunan cagar budaya.
Bekas istana Kadipaten Kanoman juga masih berdiri gagah sebagai Taman Budaya Jatim. Bangunan ini ibarat rumah kedua bagi para seniman dan masyarakat pencinta seni budaya.