Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak
Sultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.
Sultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.
Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak
Kerajaan Siak merupakan sebuah kerajaan bercorak Melayu-Islam yang berdiri di Provinsi Riau pada tahun 1723 oleh Raja Kecil dari Pagaruyung bernama Sultan Abdul Jalil.
Kerajaan ini cukup terkenal dengan kekuasaannya yang begitu kuat di bidang bahari dan paling diperhitungkan di Pesisir Timur Sumatra dan Semenanjung Malaya. Selama berdiri, Kerajaan Siak sudah berganti kepemimpinan sebanyak 12 kali, Sultan terakhir yang menjabat adalah Syarif Kasim II.
-
Siapa yang mendirikan Istana Siak? Mengutip dari beberapa sumber, tempat kediaman resmi Sultan Siak itu dulunya dibangun pada tahun 1889 saat pemerintahan dipegang oleh Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin yang menjadi Sultan ke-11.
-
Siapa pemilik awal Rumah Singgah Sultan Siak? Rumah Singgah Sultan Siak Sri Indrapura merupakan rumah milik Tuan Kadhi Kerajaan Siak bernama H. Zakaria kini menjadi salah satu peninggalan budaya yang cukup ikonik di Pekanbaru.
-
Kapan Sultan Iskandar Muda memimpin? Sultan Iskandar Muda dikenal sebagai raja paling besar dalam sejarah Kesultanan Aceh. Ia berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636.
-
Siapa pemimpin Kerajaan Sriwijaya pertama? Mengulik sedikit tentang sejarah, Kerajaan Sriwijaya berdiri pada tahun 7 masehi yang dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Janayasa atau Sri Janayasa sebagai raja pertamanya.
-
Dimana Rumah Singgah Sultan Siak terletak? Bangunan unik ini terletak tepat di bawah jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah atau sekarang dikenal dengan nama Jembatan Siak III. Tak hanya itu, rumah tersebut juga tidak jauh dari pinggir Sungai Siak berjarak sekitar 20 meter saja.
-
Kapan Istana Siak Sri Indrapura dibangun? Mengutip dari beberapa sumber, tempat kediaman resmi Sultan Siak itu dulunya dibangun pada tahun 1889 saat pemerintahan dipegang oleh Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin yang menjadi Sultan ke-11.
Setelah proklamasi, Kerajaan Siak yang masih dipimpin oleh Syarif Kasim II ini akhirnya menyatakan bahwa kerajaan ini memilih bergabung dengan Republik Indonesia.
Lantas, seperti apa sosok dari Sultan Syarif Kasim II? Simak ulasannya yang dirangkum oleh merdeka.com berikut ini.
Raja Termuda
Sultan Syarif Kasim II yang memiliki gelar Sultan Assyaidis Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin lahir tepat pada 1 Desember 1893. Ia ditunjuk menjadi Sultan di Kerajaan Siak di usianya yang masih 16 tahun, menggantikan sang ayah, Sultan Syarif Hasyim I.
Karena usianya yang masih cukup muda dan sedang menempuh pendidikan di Batavia, Syarif Kasim II resmi menjadi Sultan Kerajaan Siak pada 13 Maret 1915 dengan gelar Sultan Assyaidis Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin.
Sultan Syarif Kasim II memimpin Kerajaan Siak selama kurang lebih 30 tahun lamanya, mulai dari tahun 1915 hingga 1945 tepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Ditakuti Kolonial Belanda
Sejak terpilihnya Syarif Kasim II sebagai Sultan Kerajaan Siak, pihak pemerintah Hindia Belanda justru merasa ketar-ketir. Sosoknya pun cukup terang-terangan dalam melawan dan menentang segala bentuk penjajahan.
Mengutip beberapa sumber, Syarif Kasim II ini dikenal sebagai orang yang mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia ketika era kolonial. Tak heran jika dirinya begitu menentang segala jenis penjajahan yang ada di Nusantara.
Cerdaskan Warganya
Meski usianya masih muda, Syarif Kasim II sudah mampu memimpin dan membawa Kerajaan Siak menuju masa yang lebih maju. Buktinya, ia menyadari bahwa pendidikan sebagai tiang perubahan suatu kaum.
Dengan landasan inilah, ia mencoba untuk mencerdaskan rakyatnya dengan mendirikan sekolah-sekolah dan fasilitas pendidikan lainnya di wilayah Siak. Mereka yang berprestasi, akan mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan di Medan dan Batavia.
Syarif Kasim II begitu dihormati orang pada saat itu. Hal ini disebabkan dirinya mendukung NKRI dengan maklumat dan pernyataan politik dan menyumbangkan harta kekayaan pribadinya kepada negara.
Gelar Pahlawan Nasional
Kecintaannya kepada rakyat dengan membangun sekolah-sekolah di Siak serta menyumbangkan harta kekayaannya untuk negara Indonesia tentu menjadi hal yang patut untuk dikenang.
Pada hari kematiannya pada Haul ke-119, nama Syarif Kasim II sudah dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional. Penetapannya pada 6 November 1988 yang ditandatangani oleh Presiden B.J Habibie.
Selain itu, namanya juga diabadikan dalam nama sebuah Bandar Udara di Pekanbaru yang sebelumnya bernama Bandar Udara Simpang Tiga. Bandara ini dulunya diresmikan oleh Syarif Kasim II pada tahun 1943 bersama dengan permaisuri Tengku Agung Sultanah Latifah.