Mengunjungi Masjid Raya Syahabuddin, Jejak Peninggalan Sejarah Kerajaan Siak
Jelajah Masjid Raya Syahabuddin, jejak peninggalan sejarah dari Kerajaan Siak.
Setiap kerajaan tentunya meninggalkan warisan sejarah yang sampai sekarang masih berdirih kokoh.
Mengunjungi Masjid Raya Syahabuddin, Jejak Peninggalan Sejarah Kerajaan Siak
Bentuk peninggalan kerajaan di masa lampau begitu beragam, mulai dari candi, arca, hingga bangunan permanen yang mungkin masih bisa kita temukan sampai saat ini.
Pulau Sumatra cukup terkenal dengan wilayah kerajaan atau kesultanan. Salah satunya peninggalan dari Kerajaan Siak yaitu Masjid Syahabuddin. Masjid yang terletak di Jalan Sultan Ismail, Kecamatan Siak, Provinsi Riau ini dibangun pada tahun 1926 pada Sultan Kasyim Abdul Jalil Saifuddin.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana Rumah Singgah Sultan Siak terletak? Bangunan unik ini terletak tepat di bawah jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah atau sekarang dikenal dengan nama Jembatan Siak III. Tak hanya itu, rumah tersebut juga tidak jauh dari pinggir Sungai Siak berjarak sekitar 20 meter saja.
-
Apa fungsi Rumah Singgah Kesultanan Siak? Situs cagar budaya yang satu ini berfungsi sebagai tempat istirahat sultan ketika sedang berkunjung ke Senapelan atau Kota Pekanbaru.
-
Apa keunikan Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah? Masjid ini dominan bercat putih, sehingga menimbulkan kesan suci. Dari segi arsitektur, masjid ini bergaya arsitektur Melayu yang dipadukan dengan Arab.
-
Apa yang istimewa dari Istana Siak? Selain bangunan megah, gaya arsitektur yang tersemat pada Istana Siak ini perpaduan antara corak Melayu, Arab, dan juga sentuhan Eropa.
-
Mengapa Masjid Al Yaqin di Bandar Lampung menjadi tempat bersejarah? Tak hanya sebagai tempat beribadah, karena lokasi ini pernah dijadikan sebagai basis perjuangan rakyat dan para ulama. Kabarnya, masjid ini sering mengadakan pengajian sebagai salah satu cara melawan kolonial Belanda.
Masjid ini menjadi salah satu saksi pasang surut Kerajaan Siak untuk mempertahankan pemerintahannya. Setiap peninggalannya pun cukup identik dengan corak melayu dan agama Islam.
Berikut ulasan Masjid Raya Syahabuddin peninggalan Kerajaan Siak yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Sejarah Singkat Kerajaan Siak
Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kerajaan Siak didirikan oleh seorang raja kecil bergelar Sulat Abdul Jalil Rahmad Syah. Kerajaan ini berdiri tahun 1723 dan sempat berpindah tempat dari Kota Buantan ke Mempura.
Kemudian dari Mempura sempat beralih ke Senapelan Pekan baru dan kembali lagi ke Mempura hingga akhirnya menetap di Kota Siak. Tak sampai situ saja, kerajaan ini sempat mengalami dinamika pasang surut untuk menjaga eksistensinya.
Pusaka Kerajaan Siak
Kerajaan Siak yang bercorak Melayu dan agama Islam ini pertama kali membangun masjid Syahabuddin di Jalan Syarif Kasim pada thaun 1882 atau tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Syarif Kasim I dengan artistektur sederhana yakni hanya terbuat dari kayu.
Pada tahun 1926 atau zaman pemerintahan Sultan Syarif Kasim II, Masjid Syahabuddin dipindahkan secara permanen ke tepi Sungai Siak. Seluruh dana pembangunan ini berasal dari kerajaan dan juga dari masyarakat Siak.
Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1935. Letaknya cukup dekat Istana Siak dan berdiri berdampingan dengan kompleks Makam Sultan Syarif Kasim II beserta keluarganya.
Asal Usul Syahabuddin
Melansir dari beberapa sumber, berasal dari gabungan kata bahasa Persia yaitu "Syah" yang artinya penguasa dan juga bahasa Arab "Al-din" berarti agama. Dari penamaan tersebut bahwa sultan sebagai Pemimpin kerajaan dan agama.
Lebih dari sekedar filosofi, masjid ini rupanya juga menjadi simbol bahwa Sultan atau Raja bukan hanya menjadi penguasa negara semata, namun sekaligus seorang penguasa agama.
Bangunan ini dulunya sempat mengalami renovasi di beberapa bagian, seperti penambahan bangunan pada teras pada sisi kiri dan kanan masjid. Secara keseluruhan, bangunan ini dipertahankan identitas aslinya agar keorisinilan bangunan tetap terjaga dengan baik.
Gaya Arsitektur
Arsitektur yang tersemat pada bangunan Masjid Syahabuddin memadukan gaya Timur Tengah (Turki) dan juga Melayu. Masjid ini berbentuk persegi dengan luas bangunan 399.6 meter.
Pada bagian Timur, Utara, dan juga Selatan terdapat akses pintu masuk. Ketika berada di dalam ruangan masjid, langsung terlihat penopang dari bangunan ini berbentuk tiang silinder terbuat dari beton.
Bagian jendela dan pintu bagian atas berbentuk layaknya lekungan kubah. Kemudian, terdapat goresan kaligrafi dari petikan ayat-ayat Al-Qur'an.
Lalu, pada bagian atap masjid berupa Sirap yang mana pada bagian pucuknya berbentuk Kuncup Teratai. Tak hanya itu, masjid ini memikiki Mihrab dengan tinggi 2,4 meter.