Dulu Kaya Raya, Istri Pensiunan Polri Tinggal di Rumah Mewah pada Zamannya Kini Terbengkalai
Begini penampakan rumah mewah terbengkalai yang ditinggali istri pensiunan Polri dan anaknya.
Sebuah rumah mewah pada zamannya berdiri di tengah perumahan di daerah Jakarta Barat. Tapi sayang, rumah yang besar dan memiliki nilai historis bagi warga setempat itu kini telah terbengkalai.
Warga telah berusaha membantu untuk merawat dan membersihkan area rumah, tapi karena keterbatasannya, tidak bisa sepenuhnya berperan dalam merawat rumah mewah tersebut.
Meski dari depan tampak seperti rumah terbengkalai dan tidak terawat, namun, ternyata di dalamnya masih tinggal seorang perempuan lanjut usia dan anak laki-lakinya. Simak ulasannya sebagai berikut.
Istri Pensiunan Polri Tinggal di Rumah Mewah Terbengkalai
Dalam video yang diunggah oleh channel Youtube EKO PEDIA memperlihatkan sebuah rumah mewah terbengkalai yang ditinggali oleh istri pensiunan Polri dan anaknya. Rumah tersebut tampak sangat tidak terawat.
“Ini yang punya almarhum pak Giono, seorang pensiunan polisi terus sebagai dosen juga di Tarumanegara, di hukum,” ucap salah seorang warga yang tinggal di sekitar rumah terbengkalai.
Selain itu, warga juga menuturkan bahwa masyarakat selalu berbondong-bondong untuk berusaha membantu penghuni merawat rumah. Tapi karena keterbatasan tenaga, warga hanya bisa membantu semampu mereka.
“Ini cukup lama juga ya, rumah sedemikian besar, banyak barang-barang juga mungkin apa daya tenaga juga kurang jadi akhirnya ada pembiaran di dalam. Warga sekitar juga turut membantu untuk bagian di teras,” lanjutnya.
Punya Nilai Historis bagi Warga
Meski telah terbengkalai dan tampak tidak terawat, warga mengaku bahwa rumah tersebut memiliki nilai historis yang kuat. Di rumah itu, berdiri remaja Islam di kampung tersebut dan sekaligus menjadi tempat untuk merayakan hari besar Islam.
“Memang di rumah ini sepengetahuan saya nilai historisnya itu agak saya katakan agak besar untuk warga sekitar. Karena di sini berdirinya remaja Islam Kalimati, itu berdirinya di sini,” tutur warga.
“Kemudian pengajian, pengajian majlis ta’lim itu juga di sini. Bahkan, ketika memperingati hari-hari besar Islam itu juga di sini,” lanjutnya.
Di dalam rumah, kondisinya sudah sangat terbengkalai. Sang putra, Taufik, menjelaskan satu persatu bagian dalam rumah. Mulai dari tempat tidurnya, hingga tempat tinggal ibunya yang sudah lanjut usia.
Sehari-hari, Taufik selalu membantu ibunya yang sudah lanjut usia untuk berjualan kue. Meski sebelumnya, ia sempat bekerja di sebuah SD tapi lebih memilih keluar agar bisa lebih fokus menjaga ibunda.
“Tadinya sih kerja jadi admin di SDIT, karena satu dan lain hal saya keluar saja. Paling bantu ibu jualan kue. Bangun jam 3 pagi terus bikin combro, itu pun enggak banyak,” ucap Taufik.