Kisah Unik Tasikmalaya, Empat Kali Ganti Nama dan Punya Banyak Julukan
Dilihat dari sejarahnya, ternyata kota ini memiliki banyak keunikan yang jarang diketahui
Dilihat dari sejarahnya, ternyata kota ini memiliki banyak keunikan yang jarang diketahui.
Kisah Unik Tasikmalaya, Empat Kali Ganti Nama dan Punya Banyak Julukan
Tasikmalaya merupakan daerah administrasi di selatan Jawa Barat berbentuk kota dan kabupaten. Wilayah ini berada di dataran tinggi dan dataran rendah, dengan udara yang sejuk dan membuat betah siapapun yang tinggal di sini.
Dilihat dari sejarahnya, ternyata kota ini memiliki banyak keunikan yang jarang diketahui seperti pernah empat kali berganti nama hingga memiliki banyak julukan.
-
Apa yang membuat kampung unik di Tasikmalaya istimewa? Keunikan yang paling mencolok di sini adalah saat hujan, rumah-rumah warga tampak tidak terlihat.
-
Di mana kampung unik di Tasikmalaya berada? Di Tasikmalaya, terdapat deretan permukiman warga yang memiliki pesona serupa yakni di Sukamekar, Mandalasari, Kecamatan Puspahiang.
-
Kenapa Kampung di Tasikmalaya ini disebut Kampung Seribu Gua? Dalam tayangan di kanal YouTube FHR 21 Entertainment, dikatakan bahwa wilayah ini merupakan kampung seribu gua.
-
Kapan fenomena unik kampung di Tasikmalaya terjadi? Pesona lokasi ini memang akan bisa dirasakan maksimal saat musim hujan, dengan suasana khas yang masih asri.
-
Mengapa Kampung Talas jadi unik? Kampung Talas ini benar-benar unik, dan menginspirasi tentunya.
-
Kenapa kampung unik di Tasikmalaya mirip Dieng? Kombinasi antara dataran tinggi, pemandangan sawah, dan kabut putih yang tebal membuat kawasan tersebut mirip seperti di Dieng, Jawa Tengah.
Sebelumnya, kota dengan jumlah penduduk sebanyak 731.048 jiwa pada 2021 itu resmi berdiri pada 17 Oktober 2001 melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001, tentang pembentukan Kota Tasikmalaya.
Kira-kira seperti apa keunikan Kota Tasikmalaya yang diapit oleh Gunung Galunggung dan Samudera Hindia itu? Yuk simak selengkapnya.
Pernah Empat Kali Berganti Nama
Merujuk tasikmalayakota.go.id, kota ini pernah empat kali berganti nama.
Foto: Youtube Pemkot Tasikmalaya.
Perubahan ini terkait adanya pemekaran wilayah di masa silam dan sistem pemerintahan yang dijalankan.
Mulanya, wilayah ini masih berupa hutan dan bagian dari Gunung Galunggung. Ini membuat hasil alamnya berlimpah karena subur.
Dilansir dari Liputan6, Tasikmalaya mulanya hanyalah sebuah kabuyutan atau perkampungan kecil bernama Kabuyutan Galunggung, dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat pada tahun 1111 masehi. Daerah ini semakin ramai hingga berubah menjadi sebuah kerajaan yang dibuktikan lewat penemuan Prasasti Geger Hanjuang.
Berdiri Kerajaan Sukakerta
Lambat laun tahta kepemimpinan diambil oleh Dewi Citrawati yang bergelar Batari Hyang Janapati.
Melalui pengaruhnya yang kuat, terjadi perkembangan di padukuhan Galunggung hingga diubah namanya menjadi Kebupatian Sukakerta.
Sukakerta ini memiliki pusat pemerintahan di Rumantak. Teritorialnya kemudian diakui oleh Kerajaan Sunda Pajajaran yang beribu kota di Pakuan, Bogor, Jawa Barat.
Menjadi Sukapura
Setelah berjalan cukup lama, pada 26 Juli 1632, Kebupatian Sukakerta berubah nama menjadi Kabupaten Sukapura.
Foto: Liputan6
Ini sekaligus menandai pergantian kepemimpinan dari Dewi Citrawati ke Ki Wirawangsa yang bergelar Mantri Agung Bupati Sukapura.
Kala itu, ibu kotanya dipindah dari Rumantak ke Sukapura, tepatnya di Leuwilowa. Saat ini Leuwilowa masuk ke Kecamatan Sukaraja.
Nama Sukapura hanya bertahan sampai awal tahun 1900-an, kemudian nama kabupaten ini diubah kembali menjadi Tasikmalaya.
Peresmian Tasikmalaya pada 1913
Berjalan selama 13 tahun, Sukapura kemudian kembali diubah menjadi Tasikmalaya setelah dikukuhan oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Perubahan ini kemudian diabadikan melalui motto “Tasikmalaya, Sukapura, Ngadaun Ngora” atau Tasikmalaya adalah Sukapura Baru.
Setelahnya, wilayah ini terus berkembang setelah masuknya kolonialisme. Pembangunan mulai dilakukan, termasuk gedung-gedung pemerintahan dan fasilitas publik.
Foto: Youtube Pemkot Tasikmalaya.
Punya Ragam Julukan
Belakangan, Tasikmalaya menjadi daerah yang berkembang pesat di ranah sosial dan budayanya. Dari sana kota ini mulai identik dengan banyak hal seperti munculnya banyak pesantren hingga berkembangnya industri bakso sapi.
Wilayah ini awalnya memiliki julukan “Kota Santri” di mana pada 1980-an, hampir di tiap kecamatan berdiri pondok pesantren.
Kota ini juga melahirkan sosok penggerak agama Islam terkemuka, salah satunya Zainal Mustafa. Dari sana julukan kota santri melekat di Tasikmalaya.
Berkembangnya industri bakso di Tasikmalaya juga membuat kota ini mendapat julukan Kota Bakso. Ini karena banyaknya perantauan asal Tasik di kota-kota besar yang membuka warung bakso dengan penyematan kata Tasik atau Tasikmalaya.
Kota Ribuan Bukit sampai Kota Mutiara
Selain bakso, Tasikmalaya juga memiliki julukan lain seperti Kota Seribu Bukit karena dikelilingi perbukitan. Bukit-bukit ini dipercaya muncul dari letusan Gunung Galunggung bertahun-tahun silam.
Penampakan Kota Tasikmalaya dari udara.
Foto: Youtube Pemkot Tasikmalaya.
Kemudian, Tasikmalaya juga dijuluki sebagai Kota Mutiara dari Priangan. Ini karena kawasan tersebut berada di dekat pantai selatan yang menjadi primadona Jawa Barat dan pantai merupakan hal yang mencolok.
Merujuk laman Pariwisata Indonesia, Tasikmalaya juga mendapat sebutan sebagai Kota Dangdut. Dari kota kecil itu muncul banyak penyanyi dangdut besar dan berbakat tanah air seperti Iceu Trisnawati, Evi Tamala, Caca Handika sampai raja dangdut tanah air Rhoma Irama.