Menguak Sejarah di Balik Pembangunan Benteng Van Der Wijk Kebumen, Antisipasi Terjadinya Perang Jawa Kedua
Di kemudian hari, benteng itu berubah fungsi menjadi sekolah bagi calon militer
Di kemudian hari, benteng itu berubah fungsi menjadi sekolah bagi calon militer
Menguak Sejarah di Balik Pembangunan Benteng Van Der Wijk Kebumen, Antisipasi Terjadinya Perang Jawa Kedua
Saat meletus Perang Jawa atau Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830, situasi Yogyakarta kurang aman.
Saat itu, para etnis Tionghoa yang sebelumnya tinggal di Yogyakarta mengungsi dan mencari tempat yang lebih aman.
Salah satu daerah pengungsian mereka di pesisir selatan Jawa adalah sebuah kota kecil bernama Gombong.
-
Bagaimana VOC membangun benteng di Jepara? Benteng itu dibuat dari bahan batu karang yang dibentuk menjadi balok-balok persegi panjang berukuran rata-rata 18x25x30 cm. Balok-balok itu disusun dengan campuran pasir laut, kapur, dan semen merah.
-
Di mana VOC membangun benteng di Jepara? Tak jauh di sebelah utara pusat Kota Jepara, terdapat sebuah bukit yang cukup terjal. Warga sekitar menamainya Bukit Donoreja. Di atas bukit ini terdapat sebuah benteng peninggalan Belanda.
-
Kenapa VOC membangun benteng di Kalianget? Menandai bahwa pihaknya menang atas Sumenep, VOC membangun sebuah benteng.
-
Kenapa Benteng Van Der Capellen dibangun? Agar garis pertahanan tetap kuat, Belanda pun akhirnya membangun benteng pertahanan bernama Van Der Capellen di Batusangkat, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.
-
Kenapa Benteng Speelwijk dibangun? 'Pendirian benteng dilatari ketika Belanda ingin menguasai secara politik dan ekonomi di wilayah Kesultanan Banten,' terang Arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII, Juliana. Mengutip Youtube Pemprov Banten.
-
Dimana Benteng Van Der Capellen dibangun? Benteng Van Der Capellen ini berdiri sekira tahun 1824 bertepatan dengan Perang Paderi.
Saat itu, banyak etnis Tionghoa yang menjadi pesuruh Belanda. Mereka diminta untuk mencari tempat strategis militer Belanda.
Maka setelah perang berakhir, daerah Gombogn cocok dijadikan area militer Belanda saat itu.
Tujuannya adalah antisipasi Belanda akan terjadinya kembali perang yang sama seperti Perang Jawa.
Area militer pemerintah Hindia Belanda yang selalu ada yaitu rumah sakit, pusat pendidikan militer, batalyon artileri, pusat angkutan dan infanteri.
Di daerah Gombong pula Belanda mendirikan sebuah benteng yang cukup unik.
Benteng itu dinamakan Fort General Cochius, atau yang di kemudian hari dinamakan Benteng Van Der Wijk.
Lalu seperti apa sejarah berdirinya benteng tersebut?
Benteng Van Der Wijk didirikan pada tahun 1844-1848.
Ada pula yang menyebutkan kalau benteng tersebut sudah berdiri sejak zaman VOC sebagai kantor dagang.
Pada awalnya, benteng itu bernama Fort Cochius. Nama itu diambil dari pemimpin perang Belanda, Frans David Cochius, yang pernah bertugas di daerah Bagelen.
Komandan Frans David Cochius juga menjadi pemimpin perang Belanda saat meletus Perang Diponegoro.
Pada tahun 1956, benteng itu berubah fungsi menjadi sekolah khusus untuk anak-anak. Sekolah itu bernama Pupilen School, atau sekolah calon militer.
“Dulu sekolah itu untuk inlander, atau untuk anak-anak pejabat pribumi yang afiliasinya ke Belanda. Karena daerah sini kan ada Demang, Bupati, Wedana, Asisten Wedana, dan seterusnya. Kemungkinan anak-anaknya sekolah di sini,” kata pengelola tempat itu dikutip dari kanal YouTube Jejak Siborik.
Seiring waktu, benteng itu difungsikan sebagai kantor militer Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, bangunan tersebut digunakan sebagai markas tentara PETA.
Setelah masa kemerdekaan, Jepang menyerahkan diri kepada sekutu.
Bangunan itu kemudian terbengkalai cukup lama. Kemudian bangunan itu diambil alih oleh TNI.
Setelah TNI punya bangunan militer baru, Benteng Van Der Wijk kemudian dijadikan sebagai tempat wisata.