Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi
Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban
Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban
Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 tidak serta merta membebaskan bangsa ini dari penjajahan. Pasca deklarasi kemerdekaan Indonesia, pasukan Belanda bersama tentara Sekutu berulang kali mengadakan operasi militer.
-
Kapan Agresi Militer Belanda II terjadi? Pada tanggal 19 Desember 1948, Indonesia mengalami salah satu peristiwa paling kritis dalam sejarahnya, yaitu Agresi Militer Belanda II.
-
Kenapa Belanda melancarkan Agresi Militer I? Serangan ini dilakukan dengan dalih bahwa Indonesia merupakan Negara Federal yang masih di bawah kekuasaan Belanda.
-
Apa yang dilakukan tentara Belanda di Tegal? Potret lawas selanjutnya adalah tentara Belanda sedang menikmati alunan musik keroncong yang diamkan oleh orang-orang Pribumi. Nampak 3 orang tentara sedang duduk di sebidang tanah di Kota Tegal kurang lebih tahun 1947. Seakan-akan foto itu berbicara, ketiga tentara itu begitu sumringah dan senang mendengarkan musik keroncong yang dibawakan oleh warga pribumi.
-
Dimana Agresi Militer Belanda I terjadi? Di Sumatera, Belanda ingin menguasai pertambangan dan perkebunan. Sementara di Jawa, Belanda bergerak ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, dengan tujuan menguasai pabrik, pelabuhan, dan perkebunan.
-
Kapan Agresi Militer Belanda I terjadi? Mengutip dari beberapa sumber, berlangsungnya Agresi Militer Belanda I ini tepat di hari ketiga puasa.
Agresi Militer II
Salah satu operasi militer yang terkenal pasca kemerdekaan Indonesia adalah Agresi Militer Belanda ke-II yang dimulai pada 19 Desember 1948.
Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi lokasi pendaratan pasukan agresi militer Belanda ke-II.
Pendaratan
Sehari sebelum agresi militer belangsung, pada 18 Desember 1948, warga Desa Glondonggede, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban digemparkan dengan kedatangan kapal perang di desanya.
(Foto: Instagram @kambangputih_heritage)
Pada pukul 16.30 WIB, Komandan KDM Tambakboyo Letda B.K Nadi menerima laporan dari Komandan Pos Pantai Glondong. Sekitar 10 mil dari Pantai Glondong tampak tiga kapal perang besar dan tujuh kapal kecil.
Usai menerima laporan, Letda B. K. Nadi bersama Camat Dwijosumaeto, Serma Lasiban dan Brigpol Martodiharjo segera datang ke Glondong untuk mengadakan peninjauan.
Benar saja, kapal perang dan kapal kecil berbendera merah putih biru tampak semakin jelas menuju arah Pantai Glondong.
Warga Mengungsi
Usai mendapat kepastian kedatangan pasukan Belanda di Desa Glondonggede, Letda B.K Nadi memerintahkan penduduk sekitar pantai Glondong untuk mengosongkan desa dan segera mengungsi ke daerah Selatan.
Agresi Militer Belanda IIMemutus Sambungan Telepon
Sebelum pasukan Belanda bersandar ke pantai Glondong, mereka menurunkan satu tim yang menaiki perahu karet untuk melihat keadaan di darat. Tim ini memutus kawat telepon agar komunikasi warga ke pusat kota terputus.
(Foto: Freepik)
Dalam buku berjudul Brigade Ronggolawe, keesokan paginya yakni pada 19 Desember 2023, pasukan Belanda yang datang melalui pantai Glondong menyebar ke beberapa tempat.
Mengutip Instagram @kambangputih_heritage, ada dua rute yang dilewati. Pertama, rrute ke selatan menuju Cepu melalui Kecamatan Kerek. Kedua, rute ke timur melalui Tuban kota menuju Babat kemudian menuju Kertosono.Selama perjalanan menuju lokasi tujuan, pasukan Belanda melakukan serangan-serangan ke daerah yang dilewatinya. Bahkan, pusat pemerintahan Kabupaten Tuban sempat berpindah-pindah karena terdampak serangan sporadis agresi militer Belanda II.