Ceritakan Proyek Besar Masa Kerajaan Pajajaran, Begini Isi Prasasti Batu Tulis Huludayeuh
Di prasasti ini menceritakan proyek besar di zaman Kerajaan Pajajaran.
Di prasasti ini menceritakan proyek besar di zaman Kerajaan Pajajaran.
Ceritakan Proyek Besar Masa Kerajaan Pajajaran, Begini Isi Prasasti Batu Tulis Huludayeuh
Di Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, terdapat sebuah prasasti batu tulis yang ditemukan di tengah area persawahan. Prasasti bernama Huludayeuh itu konon menceritakan tentang proyek besar di era Kerajaan Pajajaran.
Tidak dijelaskan secara detail proyek besar macam apa yang dikerjakan, ini karena kondisi batunya yang sudah tidak utuh karena dimakan usia. Walau banyak yang rusak, namun beberapa di bidang batu masih terlihat aksara yang menceritakan soal perbaikan beberapa fasilitas di lingkungan kerajaan dan daerah kekuasaannya.
-
Apa yang diukir di Prasasti Ciaruteun? 'Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia'.
-
Bagaimana prasasti itu ditulis? Prasasti ini ditulis di bawah tanda salib merah di samping struktur batu besar. Prasasti itu berisi kutipan Mazmur 86 dalam bahasa Yunani yang ada di dalam Perjanjian Baru.
-
Apa isi prasasti tersebut? bahasa-bahasa Timur Tengah kuno di University College London, enam baris pertama dari teks paku-paku pada prasasti itu mengatakan, dalam bahasa Het, 'empat kota, termasuk ibu kota, Hattusa, berada dalam bencana,' sementara 64 baris sisanya adalah doa dalam bahasa Hurria yang memohon kemenangan.
-
Siapa yang membangun prasasti tersebut? Seorang petani di Ismailia, Mesir menemukan sebuah prasasti batu kuno berusia 2.600 tahun yang didirikan oleh Firaun Apries, yang memerintah Mesir dari tahun 589 hingga 570 SM.
-
Di mana lokasi prasasti Ciaruteun? Prasasti Ciaruteun merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang terletak di terletak di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
-
Apa isi Babad Cirebon? Babad ini berbentuk manuskrip kuno, dengan tulisan beraksara Jawa Cirebon yang mengisahkan berdirinya wilayah tersebut sebagai sebuah pemerintahan paling awal.Sosok yang diangkat adalah Pangeran Walangsungsang yang merupakan putra dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, sebagai pemimpin tertinggi Kerajaan Pajajaran.
Sebelumnya prasasti ditemukan pada 1991, dengan bentuk yang tidak utuh. Salah satu yang masih terbaca adalah aksara paska pallawa Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi yang mengukuhkan prasasti dibuat di zaman itu. Berikut selengkapnya
Nama Huludayeuh berasal dari lokasi penemuan
Mengutip berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id, nama Huludayeuh diketahui berasal dari nama kampung di mana prasasti ini ditemukan yakni Kampung Huludayeuh.
Lokasinya ke arah barat dari pusat Kota Cirebon melalui jalur Palimanan hingga ambil jalur ke selatan di Pasar Minggu arah kota Sumber dan Kabupaten Kuningan.
Berjarak kurang lebih 15 kilometer, durasi perjalanan menuju situs akan memakan waktu sekitar 40 menit.
Ditemukan kondisinya tidak utuh
Ketika ditemukan dan dipublikasikan oleh koran lokal pada 1991 silam, kondisi prasastinya sudah tidak utuh. Setelah viral pada masanya melalui surat kabar, para ahli arkeolog langsung melakukan penelitian.
Hasil yang didapatkan adalah beberapa bagian batu prasasti sudah patah dikedua sisi kanan dan kirinya. Patahannya juga hilang dan tidak diketahui. Sejumlah huruf paska pallawa di sana juga sudah tidak terbaca dengan jelas karena pelapukan.
Bentuk tulisannya juga campuran tidak hanya huruf paska pallawa, tetapi juga terdapat tambahan aksara Sunda dan Jawa kuno berjumlah sekitar 11 bait, namun kondisinya juga tidak terbaca. Batu prasasti ini diketahui memiliki tinggi 75 cm, lebar 35 cm dan tebalnya sekitar 20 cm.
Diberi atap dan pembatas pagar
Untuk saat ini kondisi prasasti tersebut sudah dikatakan aman dan terawat, melalui pemasangan atap dan pembatasan pagar.
Di sekitar prasasti juga sudah ditata dengan diberikan pembatas batu, sehingga posisinya jauh lebih rapi.
Lokasi situs berada di tengah area persawahan milik warga, dan tak jauh dari pusat penambangan batu kapur untuk keperluan industri semen dan bangunan rumah di sana.
Berisikan informasi tentang proyek besar di masa kerajaan Pajajaran
Dari hasil terjemahan yang dilakukan oleh tim arkeologi dan tim ahli lainnya, batu tulis tersebut secara umum menceritakan tentang rasa terima kasih warga setempat akan proyek yang dijalankan Raja Kerajaan Pajajaran yakni Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.
Di masa itu, Prabu Siliwangi melalui program kerajaannya memiliki sejumlah proyek terkait infrastruktur seperti parit untuk kebutuhan pertahanan ibu kota Pakuan, membuat monumen gunungan, menggencarkan perkerasan jalan, menyelamatkan hutan lindung dan sebagainya.
Situs dibuka untuk umum, dan kerap dijadikan lokasi penelitian serta tinjauan Pustaka oleh para ahli dan akademisi sejarah.