Isi dan Arti Pesan dalam Prasasti, Batu Bersejarah Peninggalan Kerajaan Galuh
Melihat isi dan arti pesan dari Prasasti Kawali, batu bersejarah peninggalan Kerajaan Galuh.
Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai banyak peninggalan bersejarah. Salah satunya seperti prasasti Kawali yang tertinggal di Astana Gede, Kawali, Ciamis, Jawa Barat.
Di atas prasasti tersebut terdapat sebuah tulisan yang memilki isi dan arti begitu mendalam. Prasasti Kawali ini merupakan batu bersejarah peninggalan Kerajaan Galuh.
Lantas seperti apa penampakan dari prasasti tersebut? Sebenarnya apa makna dari tulisan yang tertulis di atasnya? Berikut Merdeka.com rangkum informasi selengkapnya dari sebuah video viral, Jumat (23/8).
Prasasti dari Runtuhan Batu Bercorak Hindu
Melansir dari tayangan Youtube Walk With Papier, di Astana Gede terdapat sebuah prasasti berbentuk runtuhan batu bekas dari kerajaan bercorak Hindu, yaitu Kerajaan Galuh. Seluruh prasasti yang ada juga merupakan peninggalan kerajaan yang menguasai setelah Kerajaan Galuh, Kesultanan Cirebon.
“Ternyata di dalam ruangan ini tuh ada prasasti, nah ini satu kami lihat ini tulisannya sebenarnya padat banget tapi kurang jelas ya padat banget, kayaknya,” ucap wanita perekam video.
Tulisan yang tertulis di salah satu prasasti tersebut berbahasa Sansekerta yang dibuat oleh penguasa tahta Kawali yaitu Prabu Jayawastu. Saat itu, dialah yang memperindah Kraton Suryawisasah.
“Yang mensejahterakan seluruh negeri. Semoga ada yang kemudian membiasakan berbuat kebajikan agar lama berjaya di dunia. Jangan dirintangi, jangan diganggu, yang memotong akan hancur, yang menginjak akan roboh,” lanjut wanita perekam video membaca arti dari tulisan Sansekerta pada prasasti.
Sementara, tak jauh dari prasasti sebelumnya terdapat sebuah batu yang mengandung tulisan sarat makna dan arti.
“Pakena Kreta Bener, Pakeun Nanjeur na Juritan. Aya ma. Nu ngeusi bha. Ri pakena kere. Ta bener Pakeun na (n) jeur. Na juritan (Semoga ada mereka yang kemudian mengisi negeri Kawali ini dengan kebahagiaan sambil membiasakan diri berbuat kesejahteraan sejati agar tetap unggul dalam perang),” lanjut dia membaca tulisan pada prasasti.
Mengenal Kerajaan Galuh
Kerajaan Galuh ialah kerajaan bercorak Hindu di Indonesia yang wilayahnya terletak antara Sungai Citarum di sebelah barat dan Sungai Cisarayu (Serayu) juga Cipamali (Kali Brebes) di sebelah timur.
Ini merupakan kerajaan penerus kerajaan Kendan, bawahan Tarumanegara. Sejarah tentang Kerajaan Galuh ada pada naskah kuno Carita Parahiyangan, suatu naskah berbahasa Sunda yang ditulis di awal abad ke-16. Dikisahkan dalam naskah ini, bahwa cerita tentang Kerajaan Galuh dimulai waktu Rahiyanta ri Medangjati menjadi raja resi selama 15 tahun.
Selanjutnya kekuasaan ini diwariskan kepada putranya di Galuh yaitu Sang Wretikandayun.