Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Berikut Daftar dan Sejarahnya
Peninggalan-peninggalan ini dapat memberi pandangan yang menarik tentang peradaban kuno kala itu.
Peninggalan-peninggalan ini dapat memberi pandangan yang menarik tentang peradaban kuno kala itu.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Berikut Daftar dan Sejarahnya
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan yang berdiri pada 450 Masehi terletak di sebuah daerah yang sekarang dikenal sebagai Kota Bogor, Jawa Barat. Sedangkan wilayah kekuasaannya meliputi Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang dan Banten. Kerjaan tersebut bisa dikatakan merupakan kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa.
Raja yang paling terkemuka dan banyak menorehkan jejak di Kerajaan Tarumanegara yakni Raja Purnawarman yang juga dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.Pada masa pemerintahannya, ia berjaya di bidang pertanian, perikanan dan perdagangan yang membuat kehidupan rakyat sejahtera. Ia juga memprakarsai pembuatan saluran air untuk pertanian dan mencegah banjir.
Pada tahun 417, ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.
Berikut merdeka.com merangkum daftar peninggalan Kerajaan Tarumanegara sebagai bukti berdirinya dan keberadaan kerajaan tersebut yang dikutip dari berbagai sumber. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
1. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang terletak di terletak di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
-
Siapa yang memimpin Tarumanegara? Saat dipimpin Purnawarman, pusat pemerintahannya terletak di antara Kecamatan Tugu, Jakarta Utara dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
-
Di mana pusat pemerintahan Tarumanegara berada? Saat dipimpin Purnawarman, pusat pemerintahannya terletak di antara Kecamatan Tugu, Jakarta Utara dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
-
Apa peninggalan Kerajaan Panai? Di beberapa kawasan Padanglawas telah ditemukan beragam candi-candi yang diduga peninggalan dari Kerajaan Panai sebanyak 16 bangunan.
-
Apa peninggalan Belanda di Tapanuli Selatan? Salah satu jejak peninggalan kolonial Belanda ada di Tapanuli Selatan berupa kolam renang.
-
Apa peninggalan kerajaan Bedulu? Berbagai macam peninggalan zaman prasejarah hingga zaman Hindu-Buddha dapat dijumpai di desa ini. Antara lain; nekara perunggu, relief di tebing, candi gua, dan kawasan petirtaan dengan arca-arca pancuran.
-
Apa saja benda kuno yang ditemukan di Tembok Besar? Para arkeolog menemukan ranjau darat batu, senjata api impor, dan sisa makanan milik penjaga Tembok Besar pada Dinasti Ming (1368-1644), seperti dikutip dari laman People's Daily Online, Rabu (31/7).
Mengutip laman resmi Kabupaten Bogor, tulisan dalam prasasti Ciaruteun berbentuk puisi India dengan irama anustubh yang terdiri dari 4 baris.
Berdasarkan pembacaan oleh Poerbatjaraka, prasasti tersebut berbunyi:
"vikkranta syavani pateh srimatah purnnavarmmanah tarumanagarendrasya visnoriva padadvayam"
yang memiliki arti:
"ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnavarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia" Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
2. Prasasti Pasir Koleangkak
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara berikutnya yakni Prasasti Pasir Koleangkak. Prasasti ini terletak di Kampung Pasir Gintung RT 02/RW 04, Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung.
Mengutip laman resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Prasasti Pasir Koleangkak pertama kali ditemukan dan dilaporkan oleh J. Rigg tahun 1854. Pada prasasti tersebut terdapat tulisan:criman data krtajnyo narapatir asamo yah purl tarumayan
namma cri purnnavarmma pracuraripucarabedyavikhyata-
varmmo
tasyedam padavimbad'iyamarinagarotsadanenityadaksham
bhaktanam yandripanam bhavati sukhakaram calyabhutam
ripunam
Artinya :"Gagah, mengagumkan, dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termashur Sri Purnawarman, yang sekali waktu (memerintah) di Taruma dan baju zirahnya yang terkenal (warman). Tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya yang senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh, hormat kepada pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya."
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
3. Prasasti Kebon Kopi
Selanjutnya, peninggalan Kerajaan Tarumanegara adalah Prasasti Kebon Kopi. Tahun 1863, tuan tanah kebon kopi yang bernama Jonathan Rig menemukannya di dekat daerah Buitenzorg, yang kini disebut dengan Bogor melansir dari laman resmi Kecamatan Cibungbulang.
Kala itu dilakukan penebangan hutan untuk lahan perkebunan kopi, dari sanalah nama prasati ini bermula. Selain itu, Prasasti Kebon Kopi juga disebut dengan Prasasti Tapak Gajah sebab seperti ada jejak sebesar tapak gajah di permukaannya.Prasasti Kebon Kopi ini terletak di Kampung Muara, termasuk wilayah Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor. Menggunakan aksara Pallawa berbahasa Sanskerta, pada prasasti ini tertulis: “… jayaviśālasya tārūme(ndra)sya ha(st)inah… (airā)vatābhasya vibhātīdam=padadvāyam”
Artinya: “Di sini tampak sepasang tapak kaki … yang seperti (tapak kaki) Airawata, gajah penguasa Taruma (yang) agung dalam … dan kejayaan” Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
4. Prasasti Tugu
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang menorehkan tulisan terbanyak adalah Prasasti Tugu. Di sisi lain, yang disayangkan prasasti ini tidak menuliskan keterangan tahun kapan prasasti ini dibuat.
Mengutip laman Kemendikbud, Prasasti Tugu ditulis dalam aksara Pallawa awal berbahasa Sanskerta dalam bentuk sloka dengan metrum anustubh. Cerita yang tertulis di Prasasti Tugu berbunyi:1. Pura Rajadhirajena guruna pinabahuna Khata Khyatam purim prapaya
2. Chandrabhagannavam yayau// Pravaddharma-dvavincadvatsare crigunaujasa
3. Narendrahvaabbhunena (bhutena)
4. Crimata Purnnavarmmana//prarabhyaa phalgune (ne) mase Khata krashnatashmitithau Caitraacukla-trayodacyam dinais siddhaikavincaika (h)
5. Ayata shatsahasrena dhanusha(m) sa-caten ca dvavincena nadi ramya Gommati Nirmalosaka// pitamahasya rajashervvidarya cibiravanim
6. Brahmanai=r ggo-sahasrena (na) prayati krtadakshino//.
Artinya: “Dahulu atas perintah rajadhiraja Paduka Yang Mulia Purnawaarman, yang menonjol dalam kebahagiaan dan jasanya di atas para raja, pada tahun kedua puluh dua pemerintahannya yang gemilang, dilakukan penggalian di Sungai Chandrabhaga setelah sungai itu melampaui ibukota yang masyur dan sebelum masuk ke laut.
Penggalian itu dimulai dari hari kedelapan bulan gelap phalguna dan selesai pada hari ketiga belas bulan terang bulan caitra, selama dua puluh satu hari.
Saluran baru dengan air jernih bernama Sungai Gomati, mengalir sepanjang 6.122 busur (tumbak) melampaui asrama pendeta raja yang dipepundi sebagai leluhur bersama para bharmana. Para pendeta itu diberi hadiah seribu ekor sapi (versi lain menyebutkan melakukakan penyembelihan 1.000 ekor sapi).” Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
5. Prasasti Pasir Awi
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang satu ini memiliki lokasi yang berbeda dibanding enam prasasti lainnya yang berada di daerah aliran sungai, sedangkan Prasasti Pasir Awi berada di daerah perbukitan.
Prasasti Pasir Awi terletak di sebelah selatan bukit Pasir Awi (± 559 mdpl) di kawasan hutan di perbukitan Cipamingkis Kabupaten Bogor. Penemu prasasti ini adalah seorang arkeolog Belanda yang bernama N.W. Hoepermans. S dan dilaporkan pada tahun 1864.Tak ada keterangan yang dapat dibaca pada prasasti ini selain pahatan piktograf berbentuk sebatang dahan dengan ranting dedaunan dan buah. Menurut laman Kemendikbud, Rogier Diederik Marius Verbeek menyatakan piktograf tersebut menggambarkan angka tahun. Namun hingga kini belum ada yang memastikannya dengan akurat. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
6. Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten terletak di Kampung Muara, Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang. Dilaporkan pertama kali oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864, prasasti ini tepatnya berada di tepi Sungai Cisadane dan ± 50 m ke muara Cianten.
7. Prasasti Cidanghiang
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara terakhir yang berupa prasasti adalah Prasasti Cidanghiang. Prasasti yang memiliki nama lain Prasasti Munjul ini berlokasi di aliran Sungai Cidanghiang, Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang.
Pada tahun 1947 keberadaan Prasasti Cidanghiang pertama kali dilaporkan oleh TB. Roesjan, dan berlanjut tahun 1954 Casparis dan Boechari berhasil mempublikasikan penelitian prasasti tersebut.Prasati Cidanghiang ditulis di media batu andesit yang berukuran sekitar 3, 2 m x 2,25 m dengan menggunakan teknik pahat. Aksara yang digunakan huruf Pallawa berbahasa Sansekerta, di sana tertulis: vikrānto ‘yaṃ vanipateḥ | prabhuḥ satyaparā[k]ramaḥ
narendraddhāvajabhūtena | śrīmataḥ pūrṇṇavarmaṇaḥ
Artinya: “Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman yang menjadi panji sekalian raja-raja.”