Wisata Kota Tua yang Menarik dan Penuh Sejarah, Sajikan Nuansa Masa Lalu
Kota Tua Jakarta menawarkan petualangan yang memikat bagi mereka yang ingin menjelajahi kekayaan sejarah dan menikmati arsitektur kolonial.
Suasana jalanan yang dipenuhi pedagang kaki lima, seniman jalanan, dan penjual makanan tradisional menambah kehidupan pada setiap sudutnya.
Wisata Kota Tua yang Menarik dan Penuh Sejarah, Sajikan Nuansa Masa Lalu
Di jantung ibu kota Indonesia, tersembunyi sebuah permata sejarah yang tak ternilai—Kota Tua Jakarta. Jangan biarkan kilatan gedung pencakar langit modern membutakan mata Anda terhadap pesona dan keindahan yang tertanam dalam setiap batu bangunan di daerah ini.Kota Tua Jakarta, yang dahulu dikenal sebagai Batavia pada masa penjajahan Belanda, menghadirkan petualangan yang memikat bagi mereka yang ingin menjelajahi kekayaan sejarah dan keajaiban arsitektur kolonial.
Sejarah Singkat Kota Tua
Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada tahun 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
Setelah berhasil direbut oleh Demak, pelabuhan ini diganti namanya menjadi Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa.
-
Apa yang ditawarkan oleh wisata kota tua? Keindahan arsitektur peninggalan Belanda dan berbagai benda bersejarah yang tersimpan rapi di museum-museumnya menawarkan pengalaman wisata yang unik dan tak terlupakan.
-
Dimana letak tempat wisata kota tua? Di tengah gemerlapnya kota metropolitan Jakarta, berdiri bangunan-bangunan bersejarah yang jadi saksi bisu perjalanan panjang kota ini, dari masa kolonial hingga masa kini.
-
Mengapa kota tua menarik untuk dikunjungi? Tak heran jika Kota Tua sering dikunjungi wisatawan.
-
Bagaimana cara menikmati Kota Tua Jakarta? Hingga saat ini, tempat wisata Kota Tua ini menampilkan pemandangan arsitektur klasik yang unik dan masih terjaga, jalan-jalan penuh bebatuan, serta gedung-gedung bersejarah yang merupakan saksi bisu masa lampau.
-
Bagaimana sejarah kota tua terbentuk? Setelah berhasil direbut oleh Demak, pelabuhan ini diganti namanya menjadi Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa.
-
Apa yang menarik dari wisata di Jakarta? Bagi introvert yang tinggal di Jakarta, ada banyak tempat wisata unik yang cocok jadi tempat healing untuk kalian.
Kota ini terpusat di sekitar tepi timur Sungai Ciliwung, yang saat ini dapat kita temui sebagai Lapangan Fatahillah. Penduduk Batavia disebut Batavianen, kemudian dikenal sebagai suku Betawi, yang merupakan keturunan dari berbagai etnis yang menghuni Batavia. Kota Batavia selesai dibangun tahun 1650. Kota ini menjadi markas besar VOC di Hindia Timur dan berkembang pesat dari perdagangan rempah-rempah. Kanal-kanal diisi karena munculnya wabah tropis di dalam dinding kota akibat sanitasi buruk.
Kota ini mulai meluas ke selatan setelah epidemi tahun 1835 dan 1870 mendorong banyak orang keluar dari kota sempit itu menuju wilayah Weltevreden (sekarang daerah di sekitar Lapangan Merdeka). Batavia kemudian menjadi pusat administratif Hindia Timur Belanda.
Lalu pada tahun 1942, tepatnya selama pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu kota Indonesia sampai sekarang.
merdeka.com
Tempat Wisata Kota Tua
Museum Fatahillah
Wisata Kota Tua Jakarta yang paling utama dan terkenal adalah Museum Fatahillah. Museum tersebut merupakan ikon utama dari wisata Kota Tua Jakarta, ini menjadikan museum tersebut digandrungi sebagai spot foto di halamannya. Fakta menariknya, museum ini merupakan saksi bisu perjuangan masyarakat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
Museum Fatahillah dulunya merupakan gedung balai kota yang juga sekaligus sebagai ruang pengadilan. Bahkan ada juga penjara bawah tanah. Hal ini menyebabkan masih banyak barang-barang peninggalan dari zaman Belanda yang terdapat di dalam Museum Fatahillah. Dulunya museum Fatahillah lebih terkenal disebut dengan Museum Batavia pada zaman penjajahan VOC.
Untuk tiket masuknya bagi orang dewasa mesti merogoh kocek sejumlah Rp5000 sedangkan anak-anak sebesar Rp2000. Tak ketinggalan, jika seorang mahasiswa, maka bisa menunjukkan kartu mahasiswa dan hanya membayar Rp3000 saja.
Taman Fatahillah
Taman Fatahillah tentu tidak akan lepas dari wisata Kota Tua Jakarta yang wajib didatangi. Tepat berada di depan Museum Fatahillah, kamu bisa melakukan berbagai aktivitas di taman ini, salah satunya yaitu bersepeda ontel.
Kamu bisa mengelilingi wisata Kota Tua Jakarta dengan sepeda ontel ini, yang tentunya akan membuat liburan makin seru. Tak lupa, kamu juga bisa berfoto dan menikmati suasana Kota Tua di Taman Fatahillah ini.
Harga sewa sepedanya kurang lebih jika belum berubah yaitu dibanderol Rp 20.000 per 30 menitnya. Kamu bisa pinjam mulai pukul 08.00-18.00 WIB.
Museum Bahari
Kamu juga bisa singgah di Museum Bahari sebagai salah satu destinasi wisata Kota Tua Jakarta. Memang kebanyakan wisata kota tua Jakarta ini adalah wisata museum. Museum bahari ini terletak di sebarang pelabuhan sunda kelapa. Jika kamu pecinta hal-hal yang berkaitan dengan laut, maka tempat ini akan sangat bagus untuk dikunjungi.
Di Museum Bahari ini, kamu bisa melihat berbagai macam perahu tradisional yang digunakan pada zaman penjajahan VOC. Bahkan kamu juga bisa melihat berbagai koleksi biota laut hingga persebaran ikan yang ada di lautan Indonesia. Pada zaman dahulu tempat ini merupakan tempat penyimpanan hasil bumi.
Tiket masuknya pun sangat terjangkau, yaitu dewasa sebesar Rp2000, dan jika bisa menunjukkan kartu mahasiswa atau siswa hanya membayar Rp1000. Museum Bahari bisa dikunjungi mulai pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB.
Pelabuhan Sunda Kelapa
Wisata kota tua Jakarta selanjutnya yang tak kalah menarik yaitu Pelabuhan Sunda Kelapa. Pada zaman dahulu, pelabuhan sunda kelapa digunakan sebagai tempat persinggahan kapal asing, namun beralih fungsi menjadi pelabuhan untuk kegiatan berdagang.
Pelabuhan ini memiliki peran sangat penting dalam menghubungkan Indonesia dengan negara-negara lain.
Di sini, kamu bisa melihat kegiatan dari kapal pinisi yang merupakan kapal angkutan perdagangan di Indonesia.
Walaupun kegiatan di pelabuhan ini mungkin tidak seramai pada zaman dahulu, namun berkunjung ke wisata Kota Tua Jakarta akan terasa kurang bila belum ke Pelabuhan Sunda Kelapa.
Jembatan Kota Intan
Wisata kota tua Jakarta selanjutnya adalah Jembatan Kota Intan. Jembatan yang dibangun pada tahun 1628 ini merupakan jembatan tertua di Indonesia dan merupakan bangunan yang didirikan pada masa pemerintahan VOC.
Jembatan Kota Intan merupakan jembatan gantung yang berganti nama sesuai dengan lokasi jembatan itu berada pada masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di sini kamu bisa berfoto dengan latar belakang jembatan yang bernuansa zaman dulu.
Kawasan Kali Besar
Kawasan Kali Besar merupakan saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di Indonesia. Kawasan Kali Besar menjelma menjadi Wisata Kota Tua yang tidak boleh kamu lewatkan.
Pasalnya, kali yang mengalir di tengah-tengah kawasan Kota Tua ini memiliki taman yang luas dan indah serta area pejalan kaki yang menyenangkan untuk dinikmati. Kawasan Kali Besar cocok buat kamu yang sedang mencari spot menarik dan instagramable.
Museum Wayang
Museum wayang tidak hanya menyediakan wayang dari Indonesia saja, tetapi juga wayang-wayang dari negara lain seperti Thailand, Tiongkok, Kamboja, serta Suriname.
Kamu juga bisa menyaksikan gelaran wayang tiap bulannya di wisata Kota Tua Jakarta ini. Museum wayang yang telah dibangun sejak tahun 1640 ini wajib kamu kunjungi untuk menambah pengetahuan. Tiket masuknya sangat murah yaitu cukup merogoh kocek Rp5000 saja.
Museum Seni Rupa dan Keramik
Masih seputar museum, wisata Kota Tua Jakarta berikutnya adalah museum seni rupa dan keramik. Sama dengan museum wayang, di museum seni rupa dan keramik ini pengunjung tidak hanya menemukan karya-karya dari Indonesia saja, tetapi juga bisa menemukan berbagai karya dari luar negeri seperti dari Asia serta Eropa.
Terhitung ada sekitar 350 lukisan dan 1350 jenis keramik yang bisa kamu nikmati di museum ini. Bahkan, kamu bisa menemukan jenis keramik yang berumur sangat tua, berasal dari zaman kerajaan Majapahit pada abad ke-14.
Selain itu, kamu juga bisa berkunjung ke toko souvenir untuk membeli berbagai macam cendera mata yang menarik.
Tiket masuknya cukup terjangkau yaitu Rp5000 untuk dewasa, Rp3000 untuk mahasiswa, serta Rp2000 untuk pelajar dan anak-anak.
Toko Merah
Toko Merah merupakan wisata Kota Tua yang tak boleh ketinggalan untuk dikunjungi. Hal ini disebabkan karena lokasinya yang sangat estetik. Banyak spot-spot menarik bagi kamu untuk mengambil foto yang keren. Toko Merah diklaim sebagai bangunan tertua di Kota Tua Jakarta dan terkenal akan warnanya yang merah mencolok, sehingga mencuri perhatian bagi wisatawan.
Arsitektur zaman kolonial terlihat jelas di bangunan ini karena memiliki jendela-jendela tinggi. Toko Merah biasa dijadikan sebagai tempat pameran seni, konferensi, dan juga pertunjukan pada waktu-waktu tertentu. Meskipun tak dibuka untuk umum, kamu masih bisa menikmati kemegahan dari objek wisata Kota Tua Jakarta satu ini dari luar.
Untuk bisa masuk, kamu perlu membayar tiket sebesar Rp10.000 per orangnya. Obyek wisata tersebut bisa dikunjungi mulai pukul 09.00 WIB sampai 16.30 WIB setiap harinya.
Magic Art 3D Museum Kota Tua
Magic Art 3D Museum Kota Tua adalah wisata Kota Tua Jakarta malam hari yang menarik dikunjungi. Museum itu buka pukul 10 pagi sampai 10 malam. Di wisata Kota Tua Jakarta ini pengunjung bisa menyaksikan lukisan mural yang dapat menyita perhatian mata.
Harga tiket masuk mulai dari Rp 40 ribu hingga Rp 80 ribu. Lokasi tempat wisata Kota Tua Jakarta ini berada di Gedung Kerta Niaga 1, Kota Tua, Jakarta Barat.
Museum Bank Indonesia
Museum Bank Indonesia adalah gedung yang memiliki gaya khas kolonial Belanda yang akan sangat sayang untuk dilewatkan bila berkunjung ke wisata Kota Tua Jakarta. Museum yang sudah berdiri sejak tahun 1828 ini, merupakan peninggalan dari De Javasche Bank.
Tiket masuknya sebesar Rp5000 dan bisa dinikmati mulai pukul 08.00 WIB sampai 15.30 WIB.
Keunikan Arsitektur Kota Tua
Keunikan arsitektur di Kota Tua Jakarta adalah hasil dari pengaruh berbagai budaya dan zaman yang pernah menghuni kawasan ini. Berikut ini adalah beberapa ciri khas arsitektur di Kota Tua Jakarta:
• Gaya Belanda: Banyak bangunan di Kota Tua Jakarta yang dibangun dengan gaya Belanda, terutama pada abad ke-17 dan ke-18, ketika kota ini menjadi pusat VOC di Asia. Bangunan-bangunan ini memiliki ciri khas seperti atap meruncing, jendela besar, pintu kayu, dinding bata, dan kanal. Contoh bangunan dengan gaya Belanda adalah Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, Gereja Sion, dan Kantor Pos Besar.
• Gaya Indo-Eropa: Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, gaya arsitektur di Kota Tua Jakarta mulai bercampur dengan gaya Eropa lainnya, seperti neo-klasik, neo-gotik, dan art deco. Bangunan-bangunan ini memiliki ciri khas seperti kolom, lengkungan, ornamen, dan warna-warna cerah. Contoh bangunan dengan gaya Indo-Eropa adalah Gedung Kesenian Jakarta, Gedung Arsip Nasional, dan Gedung Fine Arts.
• Gaya Betawi: Selain gaya-gaya Eropa, ada juga bangunan di Kota Tua Jakarta yang dibangun dengan gaya Betawi, yaitu gaya arsitektur tradisional masyarakat asli Jakarta. Bangunan-bangunan ini memiliki ciri khas seperti atap limas, dinding anyaman bambu, lantai tanah liat, dan halaman terbuka. Contoh bangunan dengan gaya Betawi adalah Rumah Akar.
Cara ke Kota Tua dengan KRL
Untuk menuju ke Kota Tua Jakarta naik KRL, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
- Jika Anda berangkat dari Stasiun Bekasi-Jatinegara, Anda bisa naik KRL dengan tujuan Jakarta Kota melewati Manggarai atau Pasar Senen. Turun di Stasiun Jakarta Kota dan berjalan kaki sekitar 200 meter ke arah Jalan Lada atau Jalan Pintu Besar Utara.
- Jika Anda berangkat dari Stasiun Bogor, Anda bisa naik KRL dengan tujuan Jakarta Kota tanpa transit. Turun di Stasiun Jakarta Kota dan berjalan kaki sekitar 200 meter ke arah Jalan Lada atau Jalan Pintu Besar Utara.
- Jika Anda berangkat dari Stasiun Tangerang, Anda bisa naik KRL dari Stasiun Tangerang menuju Stasiun Duri. Lanjutkan perjalanan ke Stasiun Manggarai dan naik KRL lagi arah Stasiun Jakarta Kota. Setelah sampai di Stasiun Jakarta Kota, Anda bisa berjalan kaki menuju Kota Tua.
- Jika Anda berangkat dari Stasiun Serpong atau Parung Panjang, Anda harus melewati Stasiun Tanah Abang terlebih dahulu. Naik KRL dari Stasiun Serpong atau Parung Panjang menuju Kampung Bandan. Lanjutkan perjalanan ke Kampung Bandan dan turunkan di sana. Naik angkot nomor 3 atau 4 menuju Jalan Pintu Besar Utara Nomer 27. Lokasi ini juga bisa Anda jangkau dengan TransJakarta dan stasiun.