Kisah Joglo Berusia 200 Tahun di Yogyakarta, Pernah Jadi Kantor Kelurahan hingga Rumah Sakit Gerilyawan Kini Masih Berdiri Megah
Rumah Joglo ini jadi ikon Desa Wisata Tanjung di Kabupaten Sleman DIY.
Rumah Joglo ini jadi ikon Desa Wisata Tanjung di Kabupaten Sleman DIY.
Kisah Joglo Berusia 200 Tahun di Yogyakarta, Pernah Jadi Kantor Kelurahan hingga Rumah Sakit Gerilyawan Kini Masih Berdiri Megah
Rumah joglo di Dusun Tanjung, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman ini didirikan sekitar tahun 1800-1900 yakni masa kolonial Belanda. Kini usianya sudah lebih dari 200 tahun dan tetap berdiri kokoh.
-
Apa fungsi rumah joglo di masa lalu? Tempat Pertemuan Menurut Suwardi, bangunan Joglo di rumah tua itu dulunya menjadi tempat pertemuan para perangkat desa.
-
Kapan rumah joglo itu dibangun? Menurut Suwardi, kini rumah itu sudah berusia 250 tahun.
-
Di mana letak rumah joglo itu? Suasana jadul terpancar dari sebuah rumah joglo di Desa Trenggono Kidul, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.
-
Apa saja bangunan tua yang ada di Kampung Melayu Semarang? Bangunan-bangunan tuanya, seperti Masjid Menara, gedung tua tak bernama, dan Menara Syahbandar, menyimpan cerita menarik dari masa lampau.
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Dimana tempat yang bisa memberikan nostalgia di Jogja? Alunan musik angklung dan kentrung yang ada di beberapa sudut Jogja dapat membuatmu bernostalgia.
Fungsi
Pada masa kolonial Belanda, rumah joglo ini berfungsi sebagai kantor kelurahan Tanjung. Selanjutnya, saat terjadi agresi militer II, bangunan ini beralih fungsi menjadi rumah sakit untuk para gerilyawan. Adapun saat ini, Rumah Joglo Tanjung yang juga dikenal dengan sebutan Rumah Joglo Prawiro Wihardjo tinggal keluarga keturunan alm. Prawiro Wihardjo. Selain itu, bangunan ini juga sering jadi tempat pertemuan warga dan tempat kegiatan sosial.
Mengutip situs Cagar Budaya Pemprov DIY, pada tahun 2001, Tanjung tetapkan sebagai desa wisata. Hal ini membuat Joglo Tanjung sering digunakan untuk kepentingan umum.
Rumah Joglo TanjungMasih Berdiri Megah
Rumah joglo ini memiliki corak arsitektur tradisional Jawa. Ada empat saka guru yang kokoh menopang atapnya. Meskipun usianya sudah lebih dari dua abad, namun keanggunan dan keindahannya tak berkurang sama sekali.
Bentuk tumpangsari joglo masih terawat. Struktur usuk yang berbentuk paniyung, mengerucut ke satu titik, memberikan karakteristik khas pada rumah joglo ini.
Pintu penutup ruangan menggunakan kayu jati dan pintu masuk bergaya krepyak menggambarkan kekayaan detail arsitektur Jawa. Sementara itu, lantai bangunan sudah diganti dengan tegel.
Apresiasi
Pada tahun 2004, pemilik/pengelola bangunan ini menerima penghargaan Pelestari Warisan Budaya/Cagar Budaya dari Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Daya Tarik
Desa wisata ini memiliki daya tarik di bidang kebudayaan dan pendidikan. Selain keberadaan Rumah Joglo Tanjung yang punya peran penting di masa lalu, ada sejumlah kebudayaan lokal yang menarik dipelajari. Seperti kesenian Pekbung, kenduri, among-among, dan lain sebagainya.