Melihat Instalasi Pembangkit Listrik di Sleman, Menghemat Biaya Listrik hingga Rp1,8 Juta Per Tahun
Istalasi itu dibangun di sebuah rumah tua berusia 200 tahun
Istalasi itu dibangun di sebuah rumah tua berusia 200 tahun
Melihat Instalasi Pembangkit Listrik di Sleman, Menghemat Biaya Listrik hingga Rp1,8 Juta Per Tahun
Desa Donoharjo di Kapanewon Ngaglik, Sleman, menjadi desa yang dipilih Sobat Bumi Jogja, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Pertamina Indonesia sebagai lokasi penyelenggaraan Program Desa Energi Berdikari (DEB).
Pada tahun ini, Program DEB mengangkat tema “Pemberdayaan Masyarakat Desa Donoharjo, Yogyakarta, Indonesia sebagai Perwujudan Desa Energi Berdikari (DEB) Mandiri dan Berkelanjutan dengan Fokus Sektor Energi, Ekonomi, dan Edukasi”.
-
Motor listrik mahasiswa UGM apa keunggulannya? Dilansir dari Ugm.ac.id, motor listrik itu dikembangkan dengan penggerak utama berupa motor listrik DC brushless tipe mid drive dengan tegangan 72V dan arus maksimal 40A. Penggunaan komponen tersebut bisa menghasilkan torsi sebesar 45Nm pada 3000rpm dan kecepatan maksimum mencapai 65-70 km per jam dengan max rap 4800.
-
Mengapa penting untuk hemat energi listrik? Adanya fakta bahwa kebanyakan energi listrik berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang menyumbang gas-gas rumah kaca, membuat pentingnya penggunaan sumber energi listrik terbarukan.
-
Apa manfaat menghemat listrik di rumah? Menghemat listrik di rumah bukan hanya membantu mengurangi biaya bulanan, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.
-
Apa saja manfaat program Listrik Desa? 'Masak masakan tidak pakai kayu lagi, tinggal colok saja,' ujar Mama Lodia. 'Anak-anak juga gampang belajar karena tidak tidur lagi jadi belajarnya bagus.'
-
Bagaimana cara motor listrik mahasiswa UGM bekerja? Motor listrik itu memiliki beberapa kecanggihan antara lain battery pack yang sudah dilengkapi battery management system dengan fitur over current, over voltage, dan short circuit protection sebagai fitur keamanan dan safety battery.
-
Dimana energi listrik digunakan? Energi listrik memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber penerangan dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat utama dari energi listrik sebagai sumber penerangan adalah memberikan cahaya yang diperlukan untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam atau di luar ruangan, terutama pada malam hari.
Desa Donoharjo dipilih mengingat angka kemiskinan penduduknya yang begitu tinggi.
Berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sebanyak 7,4 persen atau 967 jiwa hidup dalam kondisi miskin, dan 25,2 persen atau sekitar 3.271 jiwa tergolong rentan miskin.
Potret kemiskinan lainnya ditunjukkan oleh sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pertanian, peternakan, maupun perkebunan yang belum diberdayakan secara optimal akibat rendahnya dukungan yang diberikan.
Ditinjau dari segi infrastruktur, masih terdapat kantor-kantor pemerintahan yang belum memadai, jalan desa yang rusak, dan pengolahan limbah rumah tangga yang buruk.
Secara demografis, banyak warga Desa Donoharjo yang bekerja di sektor pertanian. Sebanyak 1.412 jiwa bekerja di bidang pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan.
Untuk menurunkan angka kemiskinan warga Desa Donoharjo, Tim DEB UGM membuat sebuah instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan Fixed Dome Biogas selama Desember 2023 hingga Januari 2024. Pembuatan Instalasi PLTS dilakukan di Omah Joglo Tanjung, Padukuhan Banteran.
Rumah tua itu kini usianya telah mencapai 200 tahun dan menjadi cagar budaya wisata. Rumah tersebut biasanya dimanfaatkan warga untuk tempat berkumpul bersama serta lokasi pertunjukan kesenian.
Dengan adanya PLTS ini, energi listrik untuk lampu dan pompa air sumur di Omah Joglo Tanjung dapat digantikan dengan sumber energi solar dari panel PLTS.
Adanya instalasi itu mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 1.550 kg CO2/tahun dan melakukan penghematan biaya listrik sebesar Rp1.828.575 per tahun.
Selain itu, pembangunan Fixed Dome Biogas juga menjadi fokus utama dalam menghasilkan sumber energi baru terbarukan oleh Tim DEB UGM di Desa Donoharjo.
Pembangunan Fixed Dome Biogas dipilih karena banyaknya jumlah kelompok ternak yang dimiliki sehingga sangat berpotensi untuk dilakukan pengolahan kembali yang lebih bermanfaat untuk kotoran ternak yang ada.
Pembangunan fixed dome ini didesain dapat menampung volume kotoran sebanyak 10 m3 dengan kebutuhan kotoran sapi diprakirakan sekitar 60 – 80 kg/hari atau setara 4 – 6 ekor sapi dewasa. Dengan kebutuhan tersebut, fixed dome yang dibangun dapat menghasilkan sekitar 3 kg LPG equivalent per hari.
“Selain itu, fixed dome ini mampu mengurangi kotoran ternak hingga 27 ton per tahun dengan jumlah CO2 dapat dikurangi dalam satu tahun sebesar 140 kg CO2/tahun,” kata mentor Desa Energi Berdikari (DEB) UGM Shoim Mardiyah dikutip dari Ugm.ac.id