Menilik Sejarah Batu Hobon Pusuk Buhit, Dipercaya Jadi Tempat Peninggalan Harta Karun Raja Batak
Batu peninggalan di Pulau Samosir ini memiliki bentuk yang unik.
Peninggalan ini memiliki bentuk yang unik.
Menilik Sejarah Batu Hobon Pusuk Buhit, Dipercaya Jadi Tempat Peninggalan Harta Karun Raja Batak
Pulau Samosir terkenal dengan potensi wisatanya yang sudah terkenal hingga ke mancanegara. Tak tanggung-tanggung, Samosir merupakan salah satu ikon pariwisata Indonesia.
Bagi masyarakat Suku Batak, Pulau Samosir lebih dari sekedar pariwisata saja. Akan tetapi, pulau ini digadang-gadang menjadi tempat lahirnya nenek moyang mereka tepatnya di Lingkungan Sari Marihit, Pusuk Buhit, Sumatra Utara.
-
Dimana penemuan batu kuno itu? Temuan itu terjadi di kawasan bernama Plakia di Pulau Kreta Yunani.
-
Dimana batu purba ini ditemukan? Dalam penggalian terbaru di Yeşilova Hoyuk, distrik Bornova, İzmir, Turki, ditemukan batu berangka berusia 8.000 tahun.
-
Mengapa batu tersebut dianggap sebagai peta harta karun? Tujuannya tentu untuk berburu situs kuno di sekitar barat laut Prancis.
-
Dimana batu itu ditemukan? Awalnya batu seberat 3,5 kilogram itu ditemukan di dasar sungai Colti di sebelah tenggara Rumania oleh seorang wanita tua.
-
Siapa yang menemukan Batu Sawan? Pada tahun 1996, Batu Sawan ditemukan oleh seseorang bermarga Limbong melalui mimpi.
Selain menjadi tempat lahirnya Si Raja Batak atau nenek moyang suku Batak, Samosir juga menyimpan benda legendaris bernama Batu Hobon Pusuk Buhit.
Orang Batak percaya bahwa batu tersebut diduga menjadi tempat sang Saribu Raja menyimpan barang-barang pusaka yang berasal dari sang kakek yaitu Si Raja Batak.
Penasaran dengan Batu Hobon di Pusuk Buhit? Simak rangkumannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Berbentuk Unik
Batu Hobon merupakan salah satu benda peninggalan peninggalan zaman Megalitikum. Sampai saat ini masih bisa kita jumpai bentuknya.
Peninggalan ini memiliki bentuk yang unik, secara sekilas batu tersebut seperti sebuah peti untuk menyimpan benda.
Batu Hobon sendiri berjenis batuan alam dengan ukuran diameter mencapai 1,98 meter. Pada bagian atas batu tersebut layaknya sebuah tutup untuk menutup bagian batu di bawahnya.
Sejak zaman Kolonial Belanda, Batu Hobon menjadi tempat berdoa oleh masyarakat Batak.
Selain itu, Batu Hobon telah mengalami beberapa kali pemugaran agar keberadaannya terus terjaga dan bisa dibuka sebagai salah satu objek wisata sejarah di Pulau Samosir.
Sudah Coba Dibuka
Konon, fungsi dari Batu Hobon ini untuk menyimpan benda-benda pusaka asli Suku Batak yang berasal dari nenek moyang mereka.
Melansir dari Jurnal Ilmiah Ulil Albab: Jurnal Ilmiah Multi Disiplin, ada beberapa benda yang ditinggalkan di dalam batu tersebut salah satunya Pagar Pompang Bala Saribu Tontang Bala Seratus atau ramuan penyangkal penyakit.
Mengetauhi isi dari Batu Hobon itu bagian dari harta karun, tempat ini sudah pernah dilakukan percobaan untuk dibuka sebanyak 3 kali. Pertama, oleh seorang pejabat Belanda, kemudian yang kedua oleh seorang tentara yang ingin menguasai harta karun tersebut, dan terakhir adalah warga setempat.
Mulai Ditinggalkan
Dulunya, Batu Hobon menjadi incaran setiap warga karena masih menganut agama Parmalim yang masih menyembah berhala.
Namun, seiring berjalannya waktu mulai masuk misionaris agama Kristen yang merubah orientasi beragama masyarakat sekitar.
Sejak saat itu, banyak masyarakat setempat yang mulai memeluk agama Kristen sehingga fungsi Batu Hobon sebagai tempat ziarah dan berdoa mulai ditinggalkan.
Meski sudah mulai ditinggalkan, pemaknaan Batu Hobon menjadi sebuah wadah komunikasi dengan leluhur dalam konsep religi.
Selain itu, tempat ini juga menjadi salah satu objek wisata saat di Pulau Samosir sekaligus menjadi usaha wisata masyarakat setempat.