Para Ilmuwan Meyakini Batuan Besar Ini adalah Peta Harta Karun
Berikut adalah keyakinan ilmuwan tentang batu yang dijuluki Saint-Belec.
Berikut adalah keyakinan ilmuwan tentang batu yang dijuluki Saint-Belec.
Para Ilmuwan Meyakini Batuan Besar Ini adalah Peta Harta Karun
Sepotong batu misterius berusia 4.000 tahun kini dipuji sebagai arkeolog. Para arkeolog menyebut batu misteri itu adalah "peta harta karun".
Tujuannya tentu untuk berburu situs kuno di sekitar barat laut Prancis. Batu itu disebut para ilmuwan sebagai lempengan Saint-Belec.
-
Mengapa batu ritual ini diyakini sebagai peta langit? Artefak yang ditemukan di Italia ini berupa piringan batu yang menampilkan ukiran yang diyakini para peneliti membentuk peta langit malam. Hal itu menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Astronomische Nachrichten yang dilaporkan Newsweek, Kamis (4/1).
-
Bagaimana arkeolog menemukan plakat batu? Para arkeolog perwakilan Dewan Riset Nasional Spanyol (CSIS) menemukan sebuah plakat batu dengan ukiran prajurit yang sedang bertarung di situs arkeologi Casa del Turunuelo.
-
Bagaimana arkeolog memetakan kota kuno tersebut? Dengan waktu yang terbatas karena ketinggian air Sungai Tigris terus meningkat, para peneliti berhasil dengan cepat memetakan kota tersebut.
-
Dimana penemuan batu kuno itu? Temuan itu terjadi di kawasan bernama Plakia di Pulau Kreta Yunani.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Zaman Batu? Peneliti menemukan belasan kasus pembunuhan terkait dengan tumbal di Eropa Zaman Neolitikum yang berlangsung dalam kurun waktu 2.000 tahun.
-
Siapa yang menemukan struktur batu tersebut? Struktur kuno ini ditemukan Dr. Mark Holley, profesor arkeologi bawah air terkemuka di Universitas Northwestern Michigan.
Batu itu diklaim sebagai peta tertua di Eropa oleh para peneliti. Mereka telah bekerja sejak saat itu untuk memahami ukirannya – baik untuk membantu mereka menentukan tanggal lempengan tersebut dan untuk menemukan kembali arsip-arsip yang hilang.
“Menggunakan peta untuk mencoba menemukan situs arkeologi adalah pendekatan yang bagus. Kami tidak pernah melakukan hal seperti itu,”
Yvan Pailler, profesor di Universitas Western Brittany (UBO) dikutip dari ScienceAlert, Kamis (19/10).
Sejauh ini, situs-situs kuno lebih sering ditemukan melalui peralatan radar canggih, foto udara, atau secara tidak sengaja di kota-kota ketika fondasi bangunan baru sedang digali.“Namun tidak dengan batu ini, batu ini adalah peta harta karun,” kata Pailler.
Peta kuno tersebut menandai area seluas kira-kira 30 kali 21 kilometer. Dan rekan Pailler, Clement Nicolas dari lembaga penelitian CNRS, mengatakan mereka perlu mensurvei seluruh wilayah dan melakukan referensi silang terhadap tanda pada lempengan tersebut.
“Pekerjaan itu bisa memakan waktu 15 tahun,” katanya.
Sungai dan gunung
Nicolas dan Pailler adalah bagian dari tim yang menemukan kembali lempengan tersebut pada 2014. Lempengan tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1900 oleh seorang sejarawan lokal yang tidak memahami maknanya.
Para ahli Perancis tersebut bergabung dengan rekan-rekan dari institusi lain di Perancis dan luar negeri ketika mereka mulai memecahkan misteri tersebut.
“Ada beberapa simbol terukir yang langsung masuk akal,” kata Pailler.
Di celah dan garis kasar lempengan tersebut, mereka dapat melihat sungai dan pegunungan Roudouallec, bagian dari wilayah Brittany sekitar 500 kilometer sebelah barat Paris.
Para peneliti memindai lempengan tersebut dan membandingkannya dengan peta saat ini, dan menemukan kecocokan sekitar 80 persen.
“Kami masih harus mengidentifikasi semua simbol geometris, legenda yang menyertainya,” kata Nicolas.
Lempengan tersebut dipenuhi dengan lubang-lubang kecil, yang menurut para peneliti mungkin menunjukkan gundukan kuburan, tempat tinggal, atau endapan geologi.
Sejauh ini para peneliti masih mengupayakan untuk diteliti kembali batu peta harta karun.