Kota Berusia 3.400 Tahun Ini Muncul dari Dalam Sungai, Ada Istana Sampai Benteng
Kota kuno ini tiba-tiba muncul ketika air sungai surut akibat kekeringan parah.
Kota Berusia 3.400 Tahun Ini Muncul dari Dalam Sungai, Ada Istana Sampai Benteng
Tim arkeolog yang terdiri dari para peneliti dari Jerman dan Kurdistan menemukan reruntuhan sebuah kota yang berasal dari era Kekaisaran Mittani berusia 3.400 tahun di Sungai Tigris, Kurdistan, Irak.
Sumber: Arkeonews
Situs bersejarah yang dibangun sekitar 1150 - 1350 SM ini terungkap ketika air Sungai Tigris surut drastis akibat kekeringan yang parah. Hal ini terjadi karena ketinggian air di waduk Bendungan Mosul mengalami penurunan signifikan, dan itulah saat pemukiman kuno ini muncul ke permukaan dan terlihat kembali.
Sumber: Arkeonews
-
Bagaimana kota kuno itu ditemukan? Pada 1981 proyek perataan tanah membuat bukit di Paleokastro rusak dan memperlihatkan sejumlah bagian bangunan kuno, unsur arsitektural, relief, dan prasasti dari abad ke-3 Masehi.
-
Dimana kota kuno ini ditemukan? Di hutan terpencil El Mirador, Guatemala, para peneliti telah menemukan jaringan kota kuno yang saling terhubung, mengubah pandangan tentang peradaban masa lalu.
Bekas Brifkani, kepala Direktorat Arkeologi Duhok mengatakan reruntuhan kota kuno ini muncul kembali termasuk permukiman besar dan struktur bangunan serta barang-barang antik yang ada di dalamnya.
Foto: University of Tübingen and Kurdistan Archaeology Organization
Selain itu, tim juga menemukan hampir 200 lempengan tanah liat yang diukir dengan teks aksara paku (cuneiform).
Berpacu dengan Waktu
Dalam tahap awal, pendanaan untuk proyek ini diperoleh dengan cepat dari Fritz Thyssen Foundation melalui Universitas Freiburg. Tim arkeolog Jerman-Kurdi harus berpacu dengan waktu karena tidak ada kepastian kapan air di waduk akan kembali naik.
Dengan waktu yang terbatas karena ketinggian air Sungai Tigris terus meningkat, para peneliti berhasil dengan cepat memetakan kota tersebut. Mereka menemukan sebuah benteng besar dengan tembok dan menara, serta gudang penyimpanan bertingkat yang monumental, bersama dengan kompleks industri berdekatan dengan sebuah istana.
Surat Terbungkus Amplop
Penemuan yang menarik termasuk lima bejana keramik yang mengandung arsip lebih dari 100 lempengan aksara paku. Lempengan-lempengan ini berasal dari periode Asyur Tengah. Beberapa lempengan tanah liat diyakini sebagai surat, bahkan masih terbungkus dalam amplop yang terbuat dari tanah liat juga.
Peneliti berharap temuan ini akan memberikan wawasan penting tentang bagaimana kota dari periode Mittani berakhir dan bagaimana kekuasaan Asiria dimulai di wilayah tersebut. Selain itu para arkeolog juga menemukan lukisan dinding dengan warna-warna cerah seperti merak dan biru.
Foto: University of Tübingen
“Ini hampir merupakan keajaiban bahwa lempengan-lempengan berhuruf paku yang terbuat dari tanah liat yang tidak dibakar dapat bertahan selama beberapa dekade di bawah air."
Profesor Dr Peter Pfälzner dari Universitas Tübingen.
Sumber: Arkeonews
Arkeolog dari Universitas Tübingen, Inava Puljiz menyampaikan Kekaisaran Mittani merupakan kekaisaran yang paling sedikit diteliti di Timur. Informasi terkait keberadaan kekaisaran ini sangat sedikit sehingga para sejarawan dan arkeolog bahkan tidak bisa mengetahui ibu kota dari Kekaisaran Mittani.
Sumber: Arkeonews
Puljiz menyatakan bahwa pada milenium kedua SM lukisan dinding berwarna-warni menjadi ciri khas istana-istana di Timur Dekat Kuno. Namun, hal ini belum pernah mereka temukan yang masih begitu terjaga dengan baik seperti temuan ini.
Foto: University of Tübingen and Kurdistan Archaeology Organization
Puljiz menambahkan, menemukan lukisan dinding di Kemune dapat dianggap sebagai suatu "keajaiban arkeologis".
Para peneliti berharap temuan ini dapat membuka jalan untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai Kekaisaran Mittani, yang menguasai sebagian wilayah Suriah dan Mesopotamia utara.