Sosok Harun Al-Rasjid Zain, Tokoh Kebanggaan Sumatra Barat yang Jadi Menakertrans di Era Orde Baru
Tokoh politik sekaligus pejuang Indonesia asal Sumatra Barat ini pernah menjadi gubernur serta menduduki jabatan penting dalam pemerintahan.
Tokoh politik sekaligus pejuang Indonesia asal Sumatra Barat ini pernah menjadi gubernur serta menduduki jabatan penting dalam pemerintahan.
Sosok Harun Al-Rasjid Zain, Tokoh Kebanggaan Sumatra Barat yang Jadi Menakertrans di Era Orde Baru
Sumatra Barat banyak melahirkan sosok-sosok penting di era setelah Indonesia meraih kemerdekaan. Selain menjadi pejuang, beberapa di antaranya pernah terjun dalam dunia politik.
Harun Al-Rasjid Zain, merupakan seorang ekonom, dosen, politikus, dan pejuang Indonesia yang berasal dari Pariaman, Sumatra Barat. Ketika dilanda masa-masa sulit, Harun harus mengemban jabatan sebagai gubernur Sumbar.
-
Siapa pemimpin Orde Baru? Orde Baru merujuk kepada masa pemerintahan Soeharto yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
-
Siapa Gubernur Sumatera pertama? PPKI pun menunjuk Teuku Muhammad Hasan, putra asal Sigli ini ditetapkan menjadi gubernur untuk memimpin wilayah Provinsi Sumatera yang ber-ibukota di Medan.
-
Bagaimana HR Rasuna Said berjuang di Medan? Merasa terdesak, ia memutuskan untuk pindah ke Medan dan mendirikan perguruan putri bernama Menara Poeteri.
-
Apa kontribusi Rivai Abdul Manaf Nasution untuk pendidikan Islam di Sumatera Utara? Taman Pendidikan Islam (TPI) yang ia dirikan ini menjadi semangat baru dunia edukasi di Sumatera Utara pasca kemerdekaan. Sebagai pendiri, Rivai mencoba memanfaatkan momen pasca kolonialisasi sebagai masa untuk bangkit dan membangun peradaban baru. Ia kemudian mewadahinya melalui jalur pendidikan.
-
Siapa Zainul Arifin? Berkiprah di lingkup organisasi sejak usia muda, KH Zainul Arifin dinilai sebagai sosok pejuang sekaligus tokoh organisasi di Indonesia.
-
Siapa Gubernur Pertama Sumatra Utara? Jadi Gubernur Pertama sekaligus Ketua DPRD Sumatra Utara, Ini Sosok Putra Keturunan Batak Mandailing Namanya jarang dikenal banyak orang. Tetapi jasa besarnya memimpin Sumatra Utara pasca kemerdekaan patut diacungi jempol.
Selama hidup, Harun tidak jauh-jauh sebagai seorang dosen, kemudian terjun dalam politik, dan pernah mengemban jabatan sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Kabinet Pembangunan III atau masa Orde Baru.
Lebih dari itu, Harun juga masih sempat menempuh pendidikan hingga ke luar negeri. Maka dari itu, ia dikenal sebagai putra kebanggaan Sumatra Barat. Seperti apa sosoknya? Simak ulasan informasinya berikut ini.
Masa Pendidikan
Harun Zain merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Ayahnya bernama Prof. Sutan Muhammad Zain, pakar bahasa yang cukup terkenal, sementara ibunya bernama Siti Murin. Masa kecil Zain sudah berpindah-pindah tempat, mulai dari Bandung, Batavia, Yogyakarta, sampai Surabaya.
Ia sempat merasakan dunia pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) Jakarta pada tahun 1942. Kemudian di Hogere Burger School Koning Willem III (KBS KW III) di tahun yang sama, lalu Tyu Gakko setara SMP di Surabaya.
Setelah lulus SMP tepat setelah kemerdekaan, Harun melanjutkan jenjang pendidikannya di Sekolah Menengah Tinggi (SMT) Surabaya tahun 1945 dan SMA Perjuangan Blitar dua tahun setelahnya.
Sejak dulu Harun sudah aktif menjadi anggota Barisan Pelajaran SMT Surabaya dan Barisan Pemuda Republik Indonesia di Surabaya.
Sempat Nyemplung ke Bidang Militer
Pada tahun 1946, Harun sempat menjadi anggota Kementerian pertahanan di sektor Front Surabaya-Mojokerto-Sidoarjo. Dua tahun setelahnya, ia nyemplung ke dunia militer menjadi anggota Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) Datasemen I Brigade 17 Blitar-Malang.
Selama berada di Datasemen I Brigade, Harun langsung dikirim ke Jakarta untuk Menumpas Kudeta Westerling dan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Tahun 1950, Harun pensiun dari militer setelah terjadinya demobilisasi.
Harun berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia tahun 1958. Lalu mendapat kesempatan tugas belajar ke University of California di Berkeley, Amerika Serikat selama dua tahun.
Rentetan Karier Menterang
Setelah kembali dari Amerika, Harun mempunyai karier cukup baik di kancah pendidikan perguruan tinggi. Tahun 1961, ia menjabat Wakil Direktur LPEM FE UI sekaligus dosen terbang untuk Fakultas Ekonomi Unversitas Andalas.
Setahun kemudian, ia menjadi dosen terbang dan Dekan Fakultas Universitas Andalas. Pernah menjadi dosen tamu di Universitas Filipina tahun 1963. Karier Harun meningkat setelah dirinya dipilih menjadi Rektor di Universitas Andalas.
Tahun 1966, Harun diangkat menjadi Gubernur Sumatra Barat selama dua periode hingga tahun 1977. Pada 2 Januari 1977, ia dinobatkan sebagai penghulu Suku Piliang Piaman Sabatang Panjang Sakarek Ulu Sakarek Ilia dengan gelar Datuk Sinaro.
Menteri Era Orde Baru
Atas perjalanan kariernya yang sudah tidak diragukan lagi, namanya menjadi semakin besar setelah dipercaya menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) pada Kabinet Pembangunan III dari tahun 1978 sampai 1988.
Setelah selesai, Harun menjabat anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA-RI) yang dipimpin oleh Maraden Panggabean. Karier politiknya berlanjut setelah menjadi anggota MPR-RI selama empat periode darii tahun 1972-1992.
Dalam sela-selanya sebagai anggota MPR-RI, ia juga menjadi Rektor di Universitas Mercu Buana (1985-1997).