Profil Takashima Ryosuke, Wali Kota Termuda di Kawasan Elit Jepang
Ryosuke akan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah negeri untuk membantu regenerasi populasi Jepang.
Ryosuke akan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah negeri untuk membantu regenerasi populasi Jepang.
-
Apa itu Arashiyama? Destinasi wisata Jepang yang tak kalah penting untuk dikunjungi adalah Arashiyama. Wisata yang satu ini merupakan hutan bambu dengan pemandangan indah nan cantik. Di dalamnya, nampak berjejer pohon bambu yang begitu rapi dan tertata. Para pengunjung pun dapat menikmati keindahannya dengan menyusuri jalan setapak di antara hutan.
-
Siapa yang menjadi penduduk terkaya di Tokyo? Kota ini merupakan rumah bagi 290.000 jutawan.
-
Siapa yang memimpin pembangunan kota? Tim arkeolog mengumumkan mereka menemukan kota yang tersembunyi di bawah pasir dengan usia sekitar 3.000 tahun yang berasal dari masa pemerintahan firaun Amenhotep III, dan digunakan oleh Tutankhamun juga Ay.
-
Apa arti nama Jepang "Akiha"? Akiha : Daun-Daun Di Musim Gugur
-
Siapa gubernur residen Sumatra Barat pada masa penjajahan Jepang? Era kolonialisme Jepang, sosok birokrat yang satu ini menduduki jabatan sebagai gubernur residen Sumatra Barat.
-
Siapa pemimpin pasukan Jepang di Indonesia? Pasukan Jepang yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura berhasil menggantikan kekuasaan Belanda setelah melakukan invasi yang cepat dan efektif.
Profil Takashima Ryosuke, Wali Kota Termuda di Kawasan Elit Jepang
Takashima Ryosuke memecahkan rekor sebagai wali kota termuda di Jepang.
Dia terpilih menjadi Wali Kota Ashiya, Prefektur Hyogo, Jepang, pada pemilihan April 2024.
Ryosuke berhasil mengalahkan tiga kandidat lainnya, satu petahana dan dua orang yang memiliki pengalaman sebelumnya di pemerintahan kota.
Melansir The Economist, Takashima mengatakan dia tidak berencana mencalonkan diri sebagai pejabat publik setelah lulus dari Perguruan Tinggi. Pertimbangannya, jarang sekali politisi muda memenangkan pemilihan di Jepang.
Rata-rata usia wali kota yang terpilih pada siklus ini adalah 59 tahun. Usia minimum untuk memegang jabatan di Jepang adalah 25 tahun.
Diketahui, Ashiya terletak di dekat Gunung Rokko, sebuah landmark lokal, dan terkenal dengan kawasan pemukiman mewahnya, telah bergulat dengan penurunan populasi akibat banyaknya generasi muda yang meninggalkan kota tersebut setelah mereka lulus dari sekolah menengah atas atau universitas.
"Menjadi walikota sepertinya merupakan karier yang memungkinkan saya memberikan dampak terbesar pada masyarakat,” kata Takashima dikutip pada Jumat (28/6).
Pada saat di Harvard College, Takashima tinggal di Eliot House. Dia mengambil jurusan Teknik Lingkungan dengan gelar sarjana di bidang Ilmu Lingkungan dan Kebijakan Publik, sambil menjajaki berbagai cara untuk terlibat dalam politik.
Ia juga bekerja sebagai editor Multimedia untuk The Crimson dan sebagai direktur multimedia untuk Harvard Project for Asian and International Relations.
Takashima juga mengambil beberapa tahun jeda selama waktunya di Perguruan Tinggi, yang memberinya kesempatan untuk berkeliling dunia dan berbicara dengan pejabat dan warga setempat tentang perencanaan kota.
Sebagai seorang sarjana, Takashima mengikuti lokakarya Harvard Kennedy School yang bertajuk, “Hai! I'm Running for Office,” yang membantunya belajar lebih banyak tentang berpartisipasi dalam politik. Setiap sesi berfokus pada aspek berbeda dalam mencalonkan diri dan memerintah, katanya.
Wali kota di Jepang memiliki kekuasaan eksekutif yang relatif kuat, dengan banyak keleluasaan atas pengeluaran sosial. Namun, Takashima memiliki pekerjaan yang sulit seperti di sebagian besar Jepang, Ashiya memiliki masalah demografi.
Hampir sepertiga dari 94.000 penduduknya saat ini berusia di atas 65 tahun.
Dia yakin bahwa peningkatan kualitas pendidikan di sekolah negeri dapat membantu mempertahankan penduduk muda, atau mendorong mereka untuk kembali jika mereka memiliki anak.
Di sisi lain, Perdana Menteri Jepang, Kishida Fumio, sempat merombak kabinetnya pada bulan September tahun 2023, rata-rata usia anggota baru adalah 64 tahun.
Di bidang politik, generasi muda kurang terwakili, pada tahun 2022, jumlah politisi nasional berusia 40 tahun ke bawah adalah 6 persen, dibandingkan dengan 29 persen di Jerman dan 22 persen di Inggris.
Rendahnya partisipasi pemilih di kalangan pemuda juga mengkhawatirkan para pembuat kebijakan hanya lebih dari 30 persen penduduk berusia 20-an yang memberikan suara dalam pemilu, dibandingkan dengan 70 persen penduduk berusia 60-an.
Bahkan seorang ilmuwan politik di Universitas Yale, Charles McClean mengatakan sistem politik Jepang tidak dirancang untuk menghargai kaum muda.