Berlabel Anak Mantan Presiden, Ilham Habibie Buka Suara Soal Politik Dinasti Usai Didukung NasDem di Pilgub Jabar
Ilham Akbar Habibie adalah putra pertama mantan Presiden RI B.J.Habibie dan Hasri Ainun Besari Habibie.
Ilham Akbar Habibie adalah putra pertama mantan Presiden RI B.J.Habibie dan Hasri Ainun Besari Habibie.
Berlabel Anak Mantan Presiden, Ilham Habibie Buka Suara Soal Politik Dinasti Usai Didukung NasDem di Pilgub Jabar
Ilham Akbar Habibie angkat suara mengenai isu politik dinasti yang dikaitkan padanya. Menurut Ilham, meski ayahnya mantan presiden, isu tersebut tidak relevan dengannya.
Diketahui, Ilham Akbar Habibie adalah putra pertama mantan Presiden RI B.J.Habibie dan Hasri Ainun Besari Habibie.
Penjelasan Ilham Habibie
Ilham mengatakan, dalam konteks politik, kemampuan dan kapasitas adalah yang utama. Penilaiannya bisa didasarkan pada metoda meritokrasi.
"Kemampuan itu penting. Kalau saya berpendapat semua negara yang mau maju harus mengandalkan kepada meritokrasi. Siapa yang maju, siapa yang berhasil, itu yang harus mampu, sebaiknya seperti itu," kata Ilham.
Tidak Terkait Orangtua
"Nah, kata kunci yang sering saya dengar mengenai diri saya adalah dinasti. Memang benar saya mengandung nama seperti ayah saya, saya tidak bisa melarikan diri dari itu, memang nama saya Habibie. Namun demikian saya sekarang nyalon tahun 2024, ayah saya meninggal tahun 2019, jadi sudah 5-4 tahun yang lalu dan menjabat 25 tahun yang lalu," kata Ilham.
Ilham menyebut bahwa politik dinasti yang diartikan adalah menurunkan tahta atau kekuasaan dari ayah kepada anaknya. Namun, untuk konteks ini, Ilham mengatakan bahwa tidak ada politik dinasti yang dipikulnya.
"Saya kira kalau dilihat sebagai dinasti yang turun menurun, ayah kasih kepada anak, kasih kepada cucu ya tidak seperti itu. Jadi memang mungkin dari segi nama (Habibie) ada kesan dinasti, tapi saya sekarang di sini lebih karena meritokrasi, bukan dinasti,” ucap Ilham.
Bukan Warisan Orangtua
"Dan sekali lagi kalaupun ada seorang bapak, dia mewarisi satu jabatan kepada anaknya, asal anak itu berkemampuan tidak menjadi soal sebetulnya. Tapi yang penting itu meritokrasi harus kita tegakkan, kalau kita tidak tegakkan itu sulit untuk kita berkembang, yang menjadi pimpinan itu sebaiknya yang terbaik memang, harus begitu,” pungkas Ilham.