Momen Haru Anak Penjual Gula Jawa Berhasil Raih Gelar Guru Besar di UGM, Kenang Momen Sulit Pengorbanan Keluarga
Demi tetap menyekolahkan putranya, orang tua Sarijaya harus merelakan pendidikan anak perempuannya.
Demi tetap menyekolahkan putranya, orang tua Sarijaya harus merelakan pendidikan anak perempuannya.
Momen Haru Anak Penjual Gula Jawa Berhasil Raih Gelar Guru Besar di UGM, Kenang Momen Sulit Pengorbanan Keluarga
Momen haru tercipta saat Prof. Ir. Sarijaya dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UGM di ruang Balai Senat UGM pada Kamis (1/2).
Matanya tampak berkaca-kaca saat membacakan pidato pengukuhan. Beberapa kali ia harus berhenti sejenak untuk menyeka air matanya yang mengalir deras.
-
Siapa yang memberi penghargaan kepada Rektor UGM? Penobatan itu disampaikan dalam acara Jambore PR Indonesia (JAMPIRO) ke-9 tahun 2023.
-
Siapa yang berterima kasih kepada guru? 'Terima kasih Bapak dan Ibu Guru, yang selalu sabar membimbing dan membekali berjuta ilmu pada kami, untuk kami menjadi generasi bangsa yang mampu menjaga serta membangun masa depan pribadi, keluarga, maupun untuk negara kita ini.'
-
Kapan seorang guru berdedikasi? Guru rela membakar diri demi menerangi jalan murid-muridnya. Guru mengabdikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa. Guru bekerja dengan hati, bukan sekadar profesi.
-
Siapa yang dirayakan pada Hari Guru? Hari Guru Nasional sendiri bukan sekedar peringatan seremonial belaka. Namun, memiliki makna mendalam untuk memberikan penghormatan kepada para tenaga pendidik sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa.
-
Kapan Hari Guru dirayakan di Indonesia? Di Indonesia, Hari Guru Nasional dirayakan pada tanggal 25 November setiap tahunnya.
-
Bagaimana guru mengatasi kesulitannya? Dalam video, guru laki-laki itu memperlihatkan nama muridnya Revaveroesy Veisaqireina Mulawarman. “Hi guys, nomor 19 bacanya gimana ya?“ katanya dalam video, diunggah akun Twitter @kegblgnunfaedh, pada Selasa (1/8). Saat sang guru kesulitan kesulitan menyebut nama muridnya. Murid-muridnya yang ada di dalam kelas sontak tertawa.
Pria kelahiran Kulon Progo 51 tahun silam itu terlahir dari keluarga sederhana. Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai buruh tobong labor atau perajin gamping.
Sementara ibunya, Sumirah, merupakan pedagang gula jawa yang setiap hari berkeliling menyusuri jalanan di Kota Yogyakarta untuk menjajakan dagangannya.
“Bapak dan ibu waktu itu berani membuat keputusan untuk mengizinkan dan membiayai saya lanjut sekolah,” kata Sarijaya dikutip dari Ugm.ac.id.
Sarijaya mengatakan bahwa kedua orang tuanya tidak memiliki kemampuan baca tulis karena tidak pernah merasakan duduk di bangku sekolah.
Walau begitu, keduanya tetap gigih menyekolahkan Sarijaya meski keputusan tersebut harus mengorbankan pendidikan adik perempuannya.
“Secara khusus saya mohon maaf kepada adikku, Suparsih, yang waktu itu terpaksa tidak bisa melanjutkan ke bangku SMA. Semoga pengorbanan kakak-kakak dan adikku mendapat imbalan kebaikan yang lebih banyak dari Tuhan Yang Maha Esa,”
kata Sarijaya bercerita tentang pengorbanan besar keluarga di balik keberhasilannya.
Usai menyampaikan pidato, Sarijaya langsung mendatangi sang ibunda sambil bersujud. Ia memeluk sang ibu dengan erat.
Selanjutnya ia menyalami empat saudari perempuannya. Ayahnya sendiri tak bisa menyaksikan pengukuhan gelarnya karena sudah berpulang.
Dikutip dari Ugm.ac.id, Sarijaya menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pengkol, Kulon Progo tahun 1987. Ia menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Brosot pada tahun 1990.
Selanjutnya ia menyelesaikan SMA di SMAN 1 Teladan Kota Yogyakarta tahun 1993. Di tahun yang sama ia melanjutkan kuliah di S1 Teknik Elektro UGM.
Sarijaya kemudian melanjutkan S2 di Magister Teknik Elektro Fakultas Teknik dan lulus tahun 2002. Pendidikan doktornya diselesaikan di prodi Electrical Engineering, Chulalongkorn University, Thailand.