Perjuangan Pedagang Keliling Tak Bisa Baca Tulis Gigih Sekolahkan Anak, Kini Sang Putra Jadi Guru Besar UGM
Berangkat dari keluarga sederhana, sang dosen hingga kini tak menyangka dirinya mampu mencapai titik puncak.
Berangkat dari keluarga sederhana, sang dosen hingga kini tak menyangka dirinya mampu mencapai titik puncak.
Perjuangan Pedagang Keliling Tak Bisa Baca Tulis Gigih Sekolahkan Anak, Kini Sang Putra Jadi Guru Besar UGM
Sosok dosen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM punya kisah menarik. Baru saja, sosoknya resmi dikukuhkan menjadi guru besar.
Tak terkira, ada perjuangan hebat dari kedua orangtuanya. Berangkat dari keluarga sederhana, sang dosen hingga kini tak menyangka dirinya mampu mencapai titik puncak.
Seperti apa kisahnya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Latar Belakang Keluarga
Suasana pengukuhan Prof. Ir. Sarjiya, MT., Ph.D., IPU., di Balai Senat UGM, Kamis (2/1) silam diliputi suasana haru. Sarjiya yang baru saja dikukuhkan sebagai guru besar memberi pidato sembari beberapa kali meneteskan air mata.
Bagaimana tidak, pria kelahiran Kulon Progo, DIY itu terharu mengingat perjuangan keras nan berat dari kedua orangtua
Selayaknya yang diungkapnya dalam video singkat pada akun Instagram @ugm.yogyakarta, Sarjiya memang bukan berasal dari keluarga berkecukupan.
"Ibu setiap hari dulu jualan gula kelapa," terang Sarjiya, demikian dikutip dari keterangan video.
Demi menyambung hidup, sang ayah diketahui harus banting tulang menjadi pengrajin gamping.
Sementara sang ibu berjualan gula jawa keliling. Keduanya diungkap Sarjiya sama sekali tak menyentuh pendidikan.
"Background saya memang bapak dan ibu tidak pernah sekolah, tidak bisa baca tulis," ungkapnya, demikian dikutip dari keterangan video.
Merasa Pencapaian yang Mustahil
Dengan kondisi kedua orangtua tersebut, Sarjiya mengaku pencapaiannya kini terasa begitu mustahil.
"Merasa bahwa ini semua pencapaian yang enggak terbayangkan dulu lah sewaktu saya masih kecil, sepertinya sulit untuk membayangkan beratnya bapak ibu dulu," ceritanya.
Namun nyatanya, Sarjiya justru terus mendapat dukungan dari kedua orangtua. Kegigihan, perjuangan, dan kecerdasannya membuat pria berusia 51 tahun itu mampu mencapai titik tertinggi kariernya di bidang akademik.
Momen pengukuhan guru besar dirinya pun turut dihadiri sang ibunda yang telah berusia lanjut.
Kendati tak lagi belia, namun kebahagiaan di raut wajah sang ibunda tak mampu lagi disembunyikan.
Meski kini punya karier dan pencapaian luar biasa, Sarjiya tetap menjadi putera sang ibu. Sosoknya tak segan untuk menggandeng sang ibu saat memasuki ruangan.
Di hadapan sang ibu, Sarjiya mencium tangan sembari berucap terima kasih mendalam.
"Terima kasih, bu," ungkapnya.
Beri Pesan Mendalam
Melalui video tersebut pula, pria yang kini jadi salah satu guru besar di Fakultas Teknik UGM itu turut memberi pesan mendalam.
Isinya soal dukungan bagi para generasi muda yang bernasib sama selayaknya Sarjiya kecil.
"Jadi untuk generasi muda ya, terutama mungking ya misalnya kurang beruntung dari sisi keluarga atau ekonomi, jangan malu. Insya Allah dengan doa dan pengorbanan orangtua, kita bisa mencapai sesuatu," pungkasnya.
Banjir Apresiasi
Banjir Apresiasi
Apresiasi serta ucapan pun banyak mendarat bagi sosok Sarjiya dan keluarga. Banyak yang lantas menuliskan kekaguman atas kegigihan serta perjuangan orangtua dan sang guru besar.
"MasyAllah.. panutan sekali pak Prof. Layak dijadikan contoh untuk anak muda Indonesia," tulis akun @nova_faradish
"Ikut bangga prof, jadi inspirasi buat kita semua," tulis akun @arroyanpram
"Selamat pak. Alhamdulillah ibu masih lihat kesuksesan di bidang pendidikan sang putra. Momen yang sangat Indah di usia senja ibunya, turut bahagia," tulis akun @javacaraka