3 Kisah Siswa Kurang Mampu yang Berhasil Diterima Kuliah Gratis di UGM Tahun Ini, Angkat Derajat Orang Tua
Mereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
Mereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
3 Kisah Siswa Kurang Mampu yang Berhasil Diterima Kuliah Gratis di UGM Tahun Ini, Angkat Derajat Orang Tua
Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi merupakan kesempatan yang tidak semua siswa bisa mendapatkannya. Terlebih bagi siswa yang orang tuanya berasal dari golongan kurang mampu. Belum lagi saat ini biaya kuliah semakin mahal.
Namun bukan berarti kesempatan kuliah bagi mereka yang kurang mampu sama sekali tertutup. Ada banyak cara agar mereka bisa berkuliah di perguruan tinggi favorit. Salah satunya dengan menjadi siswa berprestasi dan masuk ke universitas favorit dengan jalur prestasi.
-
Siapa yang mendapatkan beasiswa UGM? Muhammad Arifin Ilham (18), punya tekad besar untuk melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Butuh biaya besar untuk mewujudkan tekad Ilham. Padahal ia berasal dari keluarga yang kurang mampu.
-
Bagaimana anak STIN mendapatkan pengalaman kuliah tanpa biaya? Taruna yang telah dinyatakan lolos seleksi akan mendapatkan banyak fasilitas yang mumpuni dan lengkap selama menempuh pendidikan. Namun fasilitas utama yang wajib diterima adalah tidak ada biaya kuliah alias gratis.
-
Bagaimana cara mahasiswa KKN UGM menurunkan stunting? “Kita melakukan program social mapping penyebab masalah yang terjadi dengan mengukur tinggi badan per umur balita, kerja sama interdisipliner untuk pencegahan seperti dari farmasi mengenai saran obat untuk ibu-ibu, sosialisasi gemar makan ikan, kacang kedelai, dan pisang,“ kata Nicolas.
-
Siapa yang terima beasiswa Kutim? Tercatat di tahun 2023, ada 4.870 siswa sekolah dasar yang menerima beasiswa sebesar Rp750.000 dan di tahun 2024 beasiswa sebesar Rp1.000.000 dibagikan ke 12.250 siswa.
-
Siapa yang bisa bantu anak berprestasi? Dukungan dari orang tua sangat penting dalam membantu anak mencapai prestasi akademis.
-
Siapa yang berhasil kuliah? Joko pun mengaku bahwa dirinya dan keluarga sangat mementingkan pendidikan anak, meskipun ia berada dalam kondisi keterbatasan yang menyulitkan. 'Ya suatu kebanggan bagi saya, memang dari dulu sebelum menikah, bahkan saya itu punya cita-cita nanti kalau sudah berkeluarga dan punya anak, yang saya utamakan memang segi pendidikan, walaupun bapaknya kondisinya kayak begini, yang penting anaknya bisa sekolah,' jelas Joko.
Hal ini yang dilakukan beberapa siswa kurang mampu yang mencoba mendaftar di UGM. Walaupun orang tua menghalangi sekalipun, namun mereka tetap gigih mengejar impian mereka.
1. Kisah Anak Guru Honorer yang Gigih Mewujudkan Mimpinya
Pertama adalah cerita siswa asal Lombok Timur bernama Gigih Indah Sukma Halwai (17). Dia tak henti mengucapkan syukur saat dinyatakan diterima di program studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM.
Ia dibesarkan oleh ayahnya yang merupakan seorang guru honorer. Ibunya meninggal pada tahun 2019 lalu. Penghasilan ayahnya yang menjalani peran sebagai orang tua tunggal pun pas-pasan.
Namun kondisi sulit itu membuat Gigih berjuang keras untuk mewujudkan mimpinya. Sejak kecil ia rutin mengikuti berbagai perlombaan. Hasilnya Gigih berhasil meraih berbagai prestasi, termasuk medali perak dan perunggu di olimpiade fisika dan gelar juara satu di kompetisi inovasi sains tingkat provinsi.
Kegigihan itu berbuah hasil. Ia diterima di UGM lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Ia pun mendapat subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) 100 persen dari UGM, sehingga ia bisa kuliah gratis.
2. Anak Buruh Tani yang Langganan Juara Kelas
Meski lahir di keluarga sederhana, Asysyfa Maisarah (18) memiliki tekad yang kuat untuk mengejar mimpinya berkuliah di kampus terkemuka di Indonesia. Ia lahir dari pasangan suami istri Mardion (54) dan Elfa Harningsih (48). Ayahnya merupakan seorang buruh tani dengan penghasilan Rp50 ribu per hari. Sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.
Karena ingin mewujudkan mimpi berkuliah ke jenjang yang lebih tinggi, Asysyfa giat belajar hingga ia konsisten menjadi juara kelas. Selama SMA pun ia mendapat beasiswa sehingga bisa bersekolah secara gratis.
Berkat prestasi itulah, gadis yang akrab disapa Syfa itu diterima kuliah di program studi Akuntansi FEB UGM lewat jalur SNBP. Ia juga lolos sebagai penerima UKT 100 persen sehingga ia dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah.
3. Anak Petani Singkong Asal Toraja Bikin Bangga Jemaat Gereja
Saat pengumuman seleksi SNBP UGM keluar, Moses Patibang (18) pemuda asal Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, sedang beribadat di gereja. Selesai ibadah, ia langsung membuka pengumuman SNBP di ponselnya. Begitu histerisnya ia saat tahu ia berhasil masuk UGM.
“Puji Tuhan, saya lulus UGM, saya lulus UGM!” teriaknya.
Para jemaat dan pendeta yang mendengarnya ikut berbahagia. Apalagi Moses berasal dari keluarga kurang mampu. Ia dibesarkan oleh ayahnya seorang diri setelah sang ibu meninggal 5 tahun lalu. Di bangku sekolah, ia selalu meraih lima besar. Ia juga menerima UKT 100 persen. Saat diterima di UGM, Moses mengaku terinspirasi dari sosok Najwa Shihab. Setelah lulus nanti, ia bercita-cita ingin menjadi dosen.